Rais Syuriyah PWNU Lampung: Rabithatul Masyayikh, Agar Doa Cepat Terkabul
Selasa, 10 September 2024 | 05:31 WIB

Rais Syuriyah PWNU Lampung, KH Shodiqul Amin pada lailatul ijtima di Kantor PWNU Lampung, Senin (9/9/2024). (Foto: Dian R/ NU Online Lampung)
Dian Ramadhan
Penulis
Bandar Lampung, NU Online Lampung
Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Lampung, KH Shodiqul Amin mengatakan, ketika berdoa dalam istighotsah, dzikir manaqib, ataupun lainnya, dianjurkan untuk rabithatul masyayikh yaitu keterhubungan dengan guru, walaupun hanya melihat wajahnya dari gambar.
Hal tersebut disampaikan pada Lailatul Ijtima’ dan Pengajian Kitab Al Hikam di Kantor PWNU Lampung, Kecamatan Telukbetung Utara, Bandar Lampung, Senin (9/9/2024) malam.
Kegiatan tersebut juga dihadiri jajaran kepengurusan syuriyah dan tanfidziyah PWNU Lampung, lembaga, badan otonom NU, santri serta Nahdliyin.
“Setiap amalan harus ada keterhubungan dengan guru (rabithatul masyayikh) kalau ingin cepat dikabulkan, seperti yang diberikan Allah swt kepada guru-guru kita. Sebelum memohon kepada Allah, kita ingat kepada guru-guru kita,” ungkapnya.
Maka rabithatul masyayikh ini menjadi penting, seolah-olah yang mampu bukan kita, akan tetapi guru-guru sampai kepada Rasulullah saw. Ketika berdoa, dianjurkan diawali dan ditutup dengan shalawat nabi, itu juga merupakan salah satu penerapan rabithatul masyayikh.
Hal tersebut penting untuk dilakukan, agar mengingat jasa guru-guru, di samping itu juga agar tidak sombong melupakan guru yang telah mengajarkan ilmu. Maka mendoakan guru, teman, dan lainnya baru orang lain akan mendoakan kita.
“Sebenarnya tidak ada doa yang tidak dikabulkan oleh Allah swt, hanya keberhasilan yang tertunda. Karena doa itu akan diberikan kepada orang-orang yang bersih. Karena Allah swt itu menyukai orang-orang yang bertobat dan menyucikan diri,” tuturnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ishlah Tulang Bawang itu mengatakan, merasa dengan mengamalkan istighotsah atau dzikir manaqib ini mendapatkan barakah.
“Karena kalau mau mengamalkan ini, yang mendoakan bukan satu orang, akan tetapi semua yang mengamalkan dzikir manaqib ini mendoakan bagi yang membacanya,” tuturnya.
Dzikir manaqib ini juga bukan hanya di Indonesia, tapi juga hingga luar negeri dan di mana mana. Maka, kalau sudah menjadi jamaahnya, kita akan termasuk menjadi orang-orang yang didoakan dalam dzikir manaqib ini.
“Kalau doa belum dikabulkan, kita harus tetap berdoa, hari ini belum, mungkin hari besok, belum tahun ini, mungkin bisa jadi tahun depan. Hal itu wajib bagi kita untuk optimis dalam pengkabulan doa dan jangan sampai berputus asa,” ungkapnya.
Kiai Shodiqul mengatakan, seperti orang yang akan masuk neraka saja masih optimis karena punya keyakinan Allah itu pengijabah doa dan akan mengampuninya.
(Dian Ramadhan)
Terpopuler
1
Ikut Kang Jalal Yuk!, Pelatihan Tukang Jagal Halal LTMNU Pringsewu
2
IPNU-IPPNU MAN 1 Pringsewu Terbentuk, Persiapan Pelantikan Dikebut
3
Perkuat Peran di Bidang Kesehatan, PW Muslimat NU Jalin Kerja Sama dengan Dinas Kesehatan Lampung
4
Khutbah Jumat: 3 Cara Meraih Pahala yang Setara dengan Haji bagi yang Tidak Mampu
5
Lindungi Keluarga, Fatayat NU Labuhan Ratu Kecam Keras Fenomena Fantasi Sedarah di Medsos
6
Harkitnas Bukan Hanya Seremonial dan Rutinitas, Jadikan Momentum Peningkatan Kualitas
Terkini
Lihat Semua