Puisi Menyentuh Hati di Malam Puncak HSN Al Hikmah, KH Abdul Basith Ungkap Pengorbanan Orang Tua
Rabu, 23 Oktober 2024 | 18:15 WIB
Yudi Prayoga
Penulis
Bandar Lampung, NU Online Lampung
Pada malam puncak peringatan Hari Santri Nasional (HSN) ke-9 tahun 2024 di Pondok Pesantren Al Hikmah Kedaton Bandar Lampung dimeriahkan dengan pembacaan puisi, Selasa (22/10/2024) malam.
Puisi tersebut dikarang dan dibacakan oleh KH Abdul Basith dan diiringi oleh Nyai Hj Siti Masyitoh sebagai musikalisasi puisi. Berikut teks puisinya:
Ungkapan Hati dari Wali Santri
Maafkan orang tuamu nak, kalau bulan ini tak sempat menyambangi
Mungkin bulan depan atau bulan berikutnya atau bulan setelahnya lagi
Setahun tidak lah lama
Dua tahun atau selebih-lebihnya tidaklah terlalu lama
Masih lama perjumpaan kita di akhirat nanti
Setelah bapak ibumu sowan menghadap Ilahi robby
Anakku menunggu saat tiba di suatu masa
Amat sangatlah lama
Ada sebuah titian dan tahapan yang harus dilalui
Ada sebuah kesunyian kesendirian yang harus dialami
Kesendirian setelah terbungkus kafan
Kesendirian yang penuh dengan harapan
Harapan dari doa-doa yang engkau panjatkan
Dari tahlil tahmid tasbih dan bacaan Al-Qur’an
Anakku gantungkanlah cita- citamu di atas langit biru
Bahkan di atas sidratil muntaha bila kau mampu
Anak ku, rapal dan mantra yang mengakar pada denyut nadiku
Selalu tertuju untukmu
Detak jantungku adalah tasbih, irama, doa yang menyertaimu
Anakku harapan, tekat, semangat dan ketekunanmu
Telah mampu membangunkan di sela-sela tidur malamku
Untuk mengadu, menangis, dan tersedu
Pada Tuhan yang maha rahmat agar selalu memberkatimu
Ketika datang bulan-bulan purnama
Orang tuamu mulai menerka-nerka
Ada apa dan berapa hasil bumi kami yang bisa laku
Untuk bekalmu dan saudara-saudaramu
Ketika purnama mulai malu menampakkan dirinya
Sesaat setelah senja
Dan ketika ia sengaja mengulur waktu di hari berikutnya
Untuk menyapa alam semesta
Di saat itulah kami menghitung receh sisa belanja
Yang diselipkan dilubang bambu
Dari kerja rutin gemulai lembut tangan ibumu
Anakku gunakan waktumu dengan baik dan tepat.
Seperti orang tuamu membagi receh dengan cermat.
Demi beban yang telah jadi amanat.
Anak ku lihatlah gurumu kiyaimu dan orang- orang berilmu
Segala tindak dan laku selalu didasari dengan ilmu
Sudah barang tentu beliau akan minim dengan kesalahan
Pastilah beliau penuh pahala dan keberkahan
Anakku hormatilah orang- orang yang lebih ber berumur darimu
Karena pahala yang telah ia dapatkan tak kan terkejar di usia dirimu
Tentunya mereka lebih lama berbuat baik beramal dan beribadah
Berdzikir bersosial dan sedekah
Anakku sayangilah teman seusia adik- adikmu
Mereka adalah orang- orang mulia dibanding kami dan kamu
Karena kesalahan dan dosa- dosa yang ia lakukan
Tak sebanyak dosa yang kita kerjakan
Jangan kau hina dan jangan kau cela hai anakku
Pada sepak terjang sembarangan orang-orang yang belum tahu
Mereka berbuat…bertindak sembrono karena tak memiliki ilmu
Maka sudah barang tentu ampunan Allah selalu menunggu
Karena mereka tidak tahu
Anakku jikalau kita nekat berbuat maksiat
Maka laknat dari Allah akan semakin berat
Karena walau sedikit ilmu yang telah kau dapatkan
Telah tertuntut untuk memilah dan memilih serta membedakan
Anakku tumbuh kembangkan suburkan sikap toleransi
Pada yang kafir jangan kau maki dan jangan kau benci
Karena mereka juga milik Ilahi robby
Siapa tahu ada tetesan berkah ada cahaya hidayah
Dari Allah yang pemurah
Cahaya iman yang masuk pada relumg kalbunya
Mematri hati dengan Iman dan Islam diakhir hayatnya
Masya Allah
Dia meninggal husnul khotimah
Anakku
Kita semua tak tahu
Ketika izroil datang bertamu
Menagih janji mencabut nyawa
Masing-masing tak tahu di saatnya tutup usia
Apakah su’ul khotimah
Atau husnul khotimah
Puisi di atas menggambarkan tentang bagaimana pengorbanan orang tua kepada anak-anaknya yang sedang menuntut ilmu. Seluruh pikiran, tenaga, biaya akan diperjuangan untuk anaknya.
Salah satu pengurus, Fajri Tsani Almunfarid mengatakan merinding mendengar puisi tersebut, karena sangat menyentuh hati.
“Mendengarnya sangat merinding, maknanya sangat mendalam sekali, apalagi mengingatkan tentang perjuangan orang tua yang menginginkan anaknya sukses ketika mencari ilmu,” ungkapnya.
Terpopuler
1
Gus Ulil Tidak Sedang Membela Tambang
2
KH Saifuddin Zuhri dan KH Muhtar Ghozali Terpilih Jadi Rais dan Mudir JATMAN Lampung pada Muswil 2025
3
GP Ansor Way Kanan Gelar PKD, Tingkatkan Kapasitas dan Kualitas Kader
4
Ketua PWNU Lampung: Santri Harus Siap Menanggung Pahitnya Belajar Demi Terangnya Masa Depan
5
Marindo Kurniawan Dilantik menjadi Sekdaprov Lampung, Ini Daftar Karir dan Penghargaan yang Pernah Diraih
6
Ketua PWNU Lampung: Thariqah Jadi Penyejuk dan Penuntun Umat dalam Menjawab Keresahan Zaman
Terkini
Lihat Semua