• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Selasa, 30 April 2024

Warta

Pertama di Dunia, Kemenag Akan Cetak Al-Qur’an Bahasa Isyarat 30 Juz

Pertama di Dunia, Kemenag Akan Cetak Al-Qur’an Bahasa Isyarat 30 Juz
Menteri Agama, H Yaqut Cholil Qoumas. (Foto: Istimewa)
Menteri Agama, H Yaqut Cholil Qoumas. (Foto: Istimewa)

Jakarta, NU Online Lampung

Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia (RI) terus berupaya memperluas akses layanan publik yang ramah bagi disabilitas. 


Kemenag telah menginisiasi sejumlah madrasah inklusi. Penyelenggaraan ibadah haji 1444 H/2023 M, bahkan secara khusus Kemenag mengusung semangat ramah lansia dan disabilitas.


Menteri Agama RI, H Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, terbaru, Kementerian Agama telah menyelesaikan penyusunan mushaf Al-Qur’an bahasa Isyarat 30 juz. 


“Alhamdulillah, proses penyusunan mushaf Al-Qur’an Isyarat sudah selesai dan akan segera kita cetak. Ini akan menjadi mushaf Al-Qur’an Bahasa Isyarat pertama di Indonesia, bahkan dunia,” ujarnya di Jakarta Senin (13/11/2023).


Semoga kehadiran mushaf Al-Qur’an Isyarat ini dapat memudahkan akses masyarakat disabilitas terhadap kitab suci. 


“Ini yang selama ini juga menjadi arahan dari Presiden Joko Widodo agar layanan pemerintahan dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat,” ungkapnya.


Selain mushaf Al-Qur’an Bahasa Isyarat, Kementerian Agama juga memiliki mushaf Al-Qur’an 30 juz standar Braille. Saat ini, telah dilakukan proses penyempurnaan cetakan mushaf Al-Qur’an yang diperuntukkan khususnya bagi masyarakat disabilitas netra.


Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI), H Abdul Aziz Sidqi mengatakan, mushaf Al-Qur’an Isyarat telah hadir dalam format digital dan dapat diakses melalui aplikasi Pusaka Superapps Kementerian Agama. 


“Saat ini, sedang melakukan proses cetak mushaf Al-Qur’an Isyarat dan rencananya terbit pada akhir tahun 2023 ini. Kita siapkan versi cetaknya,” tuturnya di Gedung Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal, TMII Jakarta.


Pihaknya juga telah melakukan kajian. Hasilnya, sekarang belum ada cetakan mushaf Al-Qur’an Bahasa Isyarat. 


“Setelah kami lakukan semacam kajian, ini adalah mushaf Al-Qur’an Isyarat pertama 30 juz yang ada di dunia,” katanya dilansir dari laman Kemenag.


Menurut Aziz, mushaf Al-Qur’an Isyarat diperkirakan memiliki halaman lebih tebal dari mushaf pada umumnya. Ini karena, mushaf Al-Qur’an Isyarat memuat tidak hanya teks Al-Qur’an semata, tetapi juga akan memuat font isyaratnya.


Mushaf Al-Qur'an Isyarat akan dicetak dalam dua jilid. Jilid pertama mencakup Juz 1-15, sementara jilid kedua mencakup Juz 16-30. Rencananya, dalam terbitan pertama akan dicetak kurang lebih 1.000 hingga 2.000 eksemplar.


“Jadi, karena ini tidak sama seperti Al-Qur’an biasa, kita buat 2 jilid. Karena, kalau (juz 1-30) 1 jilid, ini akan tebal sekali,” katanya.


Terdapat dua metode yang digunakan dalam mushaf Al-Qur’an Isyarat yaitu metode kitabah dan metode tilawah. Pada proses penyusunannya, pihaknya bersinergi dengan para ahli, teman disabilitas tuli, dan berbagai organisasi terkait.


Bersama-sama merumuskan kesepakatan mengenai huruf, harakat, dan tanda baca. Setelah itu, tim yang sama menyusunnya dengan melibatkan semua stakeholder yang terlibat.


“Kita cek satu persatu, kita susun ayatnya mulai dari Al-Fatihah, sampai An-Nas, kita cek dan baca satu persatu, hurufnya harakatnya, karena ini Al-Quran tidak boleh ada yang kurang atau kelebihan huruf maupun harakat,” ungkapnya.


Ia memastikan bahwa nanti Al-Qur’an yang dicetak sudah sahih, tidak ada lagi kesalahan. Proses penyusunan mushaf Al-Qur'an Isyarat sudah dimulai sejak 2021 dengan diawali menyusun panduan membaca Al-Qur'an bahasa isyarat. 


Setelah peluncuran Juz ‘Amma bahasa isyarat pada 2022, pihaknya kemudian melanjutkan penyusunan seluruh 30 juz Al-Qur'an dalam bahasa isyarat.
 


Warta Terbaru