• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Minggu, 5 Mei 2024

Warta

Pemilu seperti Stasiun Singgah, Ketua PWNU Lampung: Jangan Lupa Tujuan Utama

Pemilu seperti Stasiun Singgah, Ketua PWNU Lampung: Jangan Lupa Tujuan Utama
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Lampung H Puji Raharjo. (Foto: NU Online/Alek)
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Lampung H Puji Raharjo. (Foto: NU Online/Alek)

Pringsewu, NU Online Lampung

Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Lampung H Puji Raharjo mengingatkan bahwa pesta demokrasi Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan agenda rutin yang akan senantiasa dilewati 5 tahun sekali. Pemilu seperti Pilpres, Pileg, dan Pilkada menurutnya seperti stasiun pemberhentian sementara saat kita naik kereta api untuk singgah.


“Stasiun-stasiun pemberhentian itu bukanlah tujuan akhir kita. Stasiun-stasiun menjadi tempat mampir sementara. Jangan sampai lupa dengan tujuan utama kita,” imbaunya saat memberi pengarahan pada Apel Akbar Kader Penggerak NU dalam rangka Hari Santri Tahun 2023 di komplek Perusahaan Air Mineral Warnusa (Warga NU Sejahtera) di Waluyojati Kecamatan Pringsewu pada Ahad (15/10/2023).


Saat berhenti di stasiun-stasiun tersebut lanjutnya, penumpang boleh beristirahat, makan, ataupun jajan atau belanja. Namun ia mengingatkan agar jajan dilakukan dengan sekedarnya dan sewajarnya saja. Jangan jajan berlebih dan menghabiskan bekal atau uang di stasiun yang bukan menjadi tujuan akhir perjalanan.


“Atau keenakan ngopi di situ (stasiun) sehingga malah ketinggalan kereta,” katanya pada Apel Akbar yang mengusung tema Kader NU Bersatu untuk Organisasi Maju ini.


Terkait Pemilu ini, Alumni Pesantren Tebuireng Jombang ini mengingatkan bahwa NU bukan Partai Politik. Hal ini sesuai dengan hasil Muktamar NU di Situbondo yang memutuskan NU kembali ke Khittah nya sebagai organisasi kemasyarakat dan keagamaan serta tidak berpolitik praktis.


“Politik NU adalah politik kebangsaan,” tegasnya. Jika ingin menyampaikan aspirasinya di dunia politik, warga NU dipersilahkan menyalurkannya ke partai politik yang sesuai dengan tujuan akhir ‘kereta NU’.


Terkait dengan ikhtiar memilih, ia menyarankan agar warga NU tidak jauh-jauh dari ulama dan perlu melakukan ikhtiar batin. Di antaranya dengan melihat pilihan-pilihan atau isyarah ulama NU.


“Sekarang lihat-lihat dulu. Nanti lihat isyarah dari kiainya bagaimana. Tunggu isyarah dari beliau-beliau. Insyaallah selamet dunia akhirat,” katanya.


Selain terkait politik, ia juga mengingatkan agar warga NU, pengurus NU, dan khususnya para kader NU untuk memperkuat sektor lain di antaranya adalah sektor agama, pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Hal ini merupakan poin penting yang harus diperhatikan para kader NU sesuai dengan hasil Muktamar NU ke-34 yang diselenggarakan di Lampung pada tahun 2021 lalu. (Muhammad Faizin)


Editor:

Warta Terbaru