Warta

Pembentukan Karakter dan Etika Dai, PBNU Gelar Standardisasi Kompetensi Imam serta Khatib

Senin, 9 Desember 2024 | 09:55 WIB

Pembentukan Karakter dan Etika Dai, PBNU Gelar Standardisasi Kompetensi Imam serta Khatib

Wakil Ketua Umum PBNU, KH Zulfa Mustofa pada kegiatan Standardisasi Kompetensi Imam dan Khatib, Sabtu (7/12/2024) di Aula Lantai 8 Gedung PBNU, Jakarta. (Foto: NU Online)

Jakarta, NU Online Lampung

Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Zulfa Mustofa menekankan bahwa kegiatan ini tidak hanya fokus pada peningkatan ilmu agama, tetapi juga pada pembentukan karakter dan etika para dai dan khatib.


Hal tersebut disampaikan pada kegiatan Standardisasi Kompetensi Imam dan Khatib yang digelar Lembaga Dakwah (LD) PBNU bersama Lembaga Takmir Masjid (LTM) PBNU di Aula Lantai 8 Gedung PBNU, Jakarta, Sabtu (7/12/2024).


Kegiatan yang merupakan Angkatan ke-5 ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi para imam dan khatib agar mereka mampu menyampaikan dakwah yang lebih berkualitas, sesuai dengan tuntutan zaman, serta menjawab kebutuhan masyarakat.


“Kami ingin para kader NU yang tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan, tetapi juga memiliki adab yang baik, serta mampu menghadapi tantangan zaman dengan dakwah yang sejuk, mendidik, dan mampu menjawab kebutuhan masyarakat,” kata Kiai Zulfa.


Ia berharap melalui program ini, akan lahir dai dan khatib yang tidak hanya memiliki pemahaman mendalam tentang agama, tetapi juga mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat luas.


Sekretaris LD PBNU, KH Nurul Badruttamam menyampaikan, standarisasi ini sejalan dengan upaya untuk meningkatkan kualitas para dai dalam menyampaikan dakwah yang bermanfaat dan dapat diterima oleh seluruh kalangan masyarakat.


“Kami sangat mendukung wacana pemerintah untuk memberikan sertifikasi bagi para juru dakwah atau dai-daiyah di Indonesia. Ini merupakan langkah penting dalam meningkatkan profesionalisme para dai, agar mereka dapat lebih siap dalam menjalankan tugas dakwah di tengah tantangan zaman,” ujarnya dilansir dari NU Online.


Menurutnya, program ini akan terus berlanjut dan rencananya akan menyelenggarakan kegiatan serupa di berbagai provinsi di Indonesia, dengan fokus pada peningkatan kualitas dakwah di daerah-daerah yang lebih luas.


Sementara itu, Sekretaris LTM PBNU, Ahmad Zayadi mengingatkan bahwa dakwah yang berkualitas adalah dakwah yang mampu memberikan dampak positif, baik untuk kehidupan sosial masyarakat dan juga pribadi.


“Dakwah tidak hanya tentang menyampaikan pengetahuan, tetapi juga tentang bagaimana kita bisa memberikan dampak yang nyata dalam kehidupan masyarakat,” tuturnya.


Ia ingin agar dakwah yang disampaikan mampu membangun karakter yang lebih baik, tidak hanya sebagai pengetahuan tetapi juga sebagai amal yang bermanfaat. Ia juga berharap para peserta dapat terus belajar dan mengembangkan diri untuk menjadi dai yang tidak hanya berpengetahuan, tetapi juga berbudi pekerti luhur.


Dalam acara tersebut, 85 peserta juga diminta untuk menulis teks khutbah secara hati-hati, mengingat pentingnya akurasi dalam penulisan, terutama dalam era digital yang sangat cepat.


Dengan kegiatan Standardisasi Kompetensi Imam dan Khatib Jumat Angkatan ke-5, LD PBNU berharap dapat terus melahirkan kader-kader dakwah yang lebih berkualitas dan mampu menjawab tantangan zaman.


Program ini juga menjadi bagian dari upaya untuk meningkatkan profesionalisme dan kualitas dakwah di masjid-masjid di seluruh Indonesia, khususnya dalam lingkungan NU.


Para tokoh PBNU dan sejumlah narasumber yang hadir antara lain Wasekjen PBNU M Silahuddin, Ketua PWNU DKI Jakarta KH Syamsul Maarif, Wakil Sekretaris LD PBNU KH Ahmad Nurul Huda Haem, serta sejumlah pengurus LD PBNU lainnya, seperti KH Mahfudz Hamid, KH Samsul Rahman, dan KH Ahmad Rosyidin Mawardi.