Nur Muhammad, Nominator Penyuluh Agama Islam Award 2024 Kategori Kesehatan Masyarakat
Jumat, 7 Juni 2024 | 18:47 WIB
Dian Ramadhan
Penulis
Mesuji, NU Online Lampung
Nur Muhammad, Penyuluh Agama Islam asal Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Mesuji Timur, Kabupaten Mesuji masuk nominasi Penyuluh Agama Islam Award 2024 kategori kesehatan masyarakat yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama (Kemenag) RI.
Ia terpilih mewakili Provinsi Lampung, setelah melalui babak penyisihan di tingkat Kabupaten Mesuji dan Provinsi Lampung. Dalam program Penyuluh Agama Islam Award 2024 ini, pria kelahiran Kota Metro, 12 Juli 1976 itu mengusung tema tentang pembinaan dan penyuluhan terhadap percepatan penurunan angka stunting di Kabupaten Mesuji berbasis moderasi untuk mempersiapkan generasi emas Indonesia tahun 2045.
Menurut Nur Muhammad, penyuluhan dengan tema stunting ini sangat penting, karena sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, yang pada tahun 2024, prevalensi stunting ditargetkan turun hingga 14%.
Stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak (tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Sehingga anak lebih pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir. Kekurangan gizi dalam waktu lama itu terjadi sejak janin dalam kandungan sampai awal kehidupan anak (1000 hari pertama kelahiran).
“Data pada tahun 2022, angka stunting di Kabupaten Mesuji mencapai 16,0%, atau tertinggi di antara 15 kabupaten/kota Se-Provinsi Lampung. Sehingga diperlukan kepedulian bersama dari semua pihak baik pemerintah daerah, swasta dan juga kementerian agama dalam hal ini peran penyuluh agama sebagai garda terdepan dari kementerian agama yang memiliki tugas memberi edukasi, informasi, konsultasi, dan advokasi,” katanya.
Ia melanjutkan, tak kalah penting penyuluh mampu memberikan solusi atas setiap persoalan yang ada di masyarakat dengan menggunakan bahasa agama. Termasuk juga dalam hal masalah stunting, yaitu mengkombinasikan antara program daerah dengan program kementerian agama yakni moderasi.
“Alhamdulillah, berkat kerja sama semua pihak, termasuk para penyuluh agama, angka stunting di Kabupaten Mesuji tahun 2024 ini turun signifikan, yaitu tersisa 4.7%,” ujarnya.
Dalam melaksanakan tugasnya sebagai penyuluh agama, Nur Muhammad banyak bertemu masyarakat. Pada penyuluhan dengan tema stunting misalnya, target sasarannya adalah ibu hamil, anak-anak usia 0-2 tahun, dan para calon pengantin.
“Sejak masa kehamilan harus dipastikan kondisi kesehatan dan kecukupan nutrisi bagi ibu hamil dan anak dalam kandungannya. Pemantauan kesehatan dan kecukupan gizi ini harus terus dilakukan sampai anak minimal memasuki usia dua tahun, usia lima tahun bahkan sampai dengan menginjak usia remaja,” ungkapnya.
Suami Suparmiyatun ini menggeluti tugasnya sebagai penyuluh agama sejak tahun 2019. Ketika itu, ia yang sebelumnya adalah Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Metro itu, ingin melanjutkan tugasnya di Kementrian Agama.
Nur Muhammad pun mendaftar sebagai Penyuluh Agama Islam Non-ASN, dan dinyatakan lulus. Ia kemudian ditempatkan di wilayah kerja Kecamatan Metro Pusat, Kota Metro. Pada tahun yang sama ia diangkat sebagai Ketua Forum Komunikasi Penyuluh Agama Islam (FKPAI) Kota Metro.
“Pada Agustus 2023 saya dinyatakan lulus sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) ASN di Kementerian Agama RI sebagai Penyuluh Agama Islam di Kabupaten Mesuji tepatnya di KUA Kecamatan Mesuji Timur,” paparnya.
Dari tempat tinggalnya, di Kota Metro, menuju tempatnya bertugas di Mesuji Timur, Nur Muhammad harus menempuh perjalanan sejauh 200 kilometer. Namun baginya itu bukan suatu kendala, penempatan tugas sudah menjadi konsekuensi pekerjaan. Apalagi pekerjaan sebagai penyuluh agama, sudah begitu melekat dalam dirinya, yang sejak dulu juga aktif dalam organisasi kemasyarakatan Nahdlatul Ulama (NU).
Putra keempat dari sembilan bersaudara anak pasangan H Muhammad Nuri dan Hj Siti Rokhayah itu, menempuh pendidikan sekolah dasar pada tahun 1988. Pada saat ia duduk di kelas IV sekolah dasar, ayahandanya meninggal dunia. Kemudian melanjutkan pendidikan di Madrasah Tsanawiyah di Kota Metro dan lulus pada tahun 1991.
“Ketika remaja, sembari membantu ibu berdagang rempah-rempah di Pasar Kota Metro, saya tetap melanjutkan pendidikan Madrasah Aliyah di Kota Metro hingga lulus pada tahun 1994,” kenang ayah tiga anak ini.
Setelah lulus dari Madrasah Aliyah, ia merantau ke Bekasi dan bekerja sebagai buruh pabrik di sebuah Perusahaan. Hingga terjadi reformasi tahun 1998, ia terkena dampak pemutusan hubungan kerja (PHK).
“Ketika kembali ke tanah kelahiran, saya menikah. Lalu bersama istri, membuka usaha sebagai pembuat emping dan juga membuka warung sembako dari tahun 2000 sampai akhir 2008. Saya juga pernah menjadi Ketua Rukun Tetangga (RT) di tempat tinggal saya,” ungkapnya.
Pada akhir tahun 2008, ia diangkat sebagai Pembantu Pegawai Pencatat Nikah (PPPN) untuk Kelurahan Hadimulyo Barat di KUA Kecamatan Metro Pusat hingga tahun 2014. Di saat menjadi PPPN ia baru melanjutkan strata satu di Sekolah Tinggi Agama Islam Ma’arif (STAIM) NU Metro Lampung Jurusan Syari’ah Program Studi Al-Ahwal Al-Syakhshiyyah hingga lulus pada 2013 sebagai wisudawan terbaik.
“Pada 2014, terbitlah surat edaran bahwa PPPN di Kota Metro ditiadakan. Saat itulah saya mencoba mendaftar menjadi Komisioner KPU Kota Metro, dan diterima sebagai anggota KPU Kota Metro periode 2014-2019,” tutur Nur Muhammad.
Selama menjadi anggota KPU ia melanjutkan kuliah S2 di Pascasarjana IAIN Jurai Siwo Kota Metro jurusan Hukum Keluarga hingga lulus pada tahun 2017 sebagai wisudawan terbaik.
Selain aktif di lingkungan tempat tinggalnya, Nur Muhammad juga aktif di Nahdlatul Ulama yakni sebagai Sekretaris Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Metro Pusat, Kota Metro, hingga saat ini.
(Dian Ramadhan)
Terpopuler
1
Anjuran Minum Susu Putih pada Malam 1 Muharram
2
Khutbah Jumat: Mari Introspeksi Diri di Akhir Tahun
3
Jumat 27 Juni Tahun Baru Hijriah, Baca Doa Awal dan Akhir Tahun ini
4
Khutbah Jumat: Tahun Baru dan Semangat Baru Dalam Islam
5
Beberapa Keutamaan Puasa Muharram
6
Istikmal, Lembaga Falakiyah PBNU Umumkan 1 Muharram 1447 H Jatuh pada Jumat 27 Juni
Terkini
Lihat Semua