Warta

Ketua PP ISNU, Prof Ali Masykur Musa: Tiga Hal Harus Dilakukan Sarjana Nahdlatul Ulama

Sabtu, 25 Mei 2024 | 20:55 WIB

Ketua PP ISNU, Prof Ali Masykur Musa: Tiga Hal Harus Dilakukan Sarjana Nahdlatul Ulama

Ketua Umum PP ISNU, Prof Ali Masykur Musa saat menyampaikan sambutan pelantikan PW ISNU Lampung, Sabu (25/5/2024) (Foto: Istimewa)

Bandar Lampung, NU Online Lampung

Kepengurusan Pimpinan Wilayah (PW) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) diharapkan melakukan tiga hal transformasi. Ketiga transformasi tersebut adalah transformasi organisasi, transformasi intelektual, dan transformasi ekonomi. 


Pernyataan tersebut disampaikan oleh Ketua Umum PP ISNU Prof Ali Masykur Musa pada pelantikan PW ISNU Provinsi Lampung dan PC ISNU Lampung Timur masa khidmah 2023-2028, di Swiss Belhotel, Kecamatan Telukbetung Utara, Bandar Lampung, Sabtu (25/5/2024). 


“Ciri dari transformasi organisasi adalah jangan pernah terlalu banyak menuntut. Ber-ISNU adalah saatnya memberi, banyak berbicara mengenai program yang disinergikan dengan berbagai stakeholder, baik gubernur, Bank Indonesia, kepala dinas, dan sebagainya,” ujarnya. 


Hal ini dapat diwujudkan dengan penawaran kerja sama berbagai program yang ada di pemerintah provinsi dengan ISNU Lampung yang memiliki sumber daya manusia, mempunyai skill, dan kompetensi. 


Kemudian transformasi intelektual, sebagaimana dalam Al-Qur’an Allah swt meminta agar umat manusia mengedepankan  ilmu dunia maya, ilmu eksakta, dan ilmu tata surya. 


“Jikalau saat ini dengan mekanisme Informasi Teknologi (IT) bisa berkomunikasi di mana saja itu adalah ilmu samawat (langit), baru kemudian dalam Al-Qur’an dijelaskan adalah wal ard yaitu ilmu kealaman atau kebumian,” kata Guru Besar Universitas Islam Malang (Unisma) itu.  


Kemudian dalam memperkuat intelektualitas yaitu mendekatkan diri kepada Allah pada malam hari dengan uzlah yaitu beribadah kepada Allah melalui doa, shalat, dan menangis. 


“Terakhir yaitu transformasi ekonomi, dengan kemandirian ekonomi menjadikan Nahdlatul Ulama tidak mudah diintervensi dan tidak mudah berkonflik. Hal ini juga yang menjadikan NU tidak mudah didekte oleh yang lainnya,” ungkapnya. 


Pada program sekarang, Prof Ali Masykur meminta PW ISNU Provinsi Lampung memiliki dimensi ekonomi. Seperti contoh di Jawa Timur memiliki 1.300 pendamping produk halal, dilatih oleh ISNU dan dibantu oleh BI  yang memudahkan sertifikasi sampai memiliki kawasan ekonomi halal. 


Ketiga transformasi ini jugalah yang nantinya harus dirumuskan dalam program kerja PW ISNU Lampung lima tahun ke depan. Kemudian juga nantinya bisa dikerjasamakan dengan stakeholder di Provinsi Lampung. 


“Sarjana NU harus memiliki prinsip the shifting an unusual organization to behavior organization modernism atau beralihnya organisasi yang tidak biasa ke perilaku organisasi modernis,” ujarnya. 


Kaidah al muhafazatul ala qadamish shalih wal akhdzu bil jadidil ashlah adalah dimaknai ketika berbicara ubudiyah harus dipertahankan, seperti tahlilan, shalawatan, manaqiban, dan sebagainya. Namun, jadidil ashlah (sesuatu baru yang lebih baik), sebagai sarjana NU harus menggunakannya akal dan tidak melupakan hatinya (qalbun).


“Maka ISNU harus lebih modern daripada yang biasa-biasa saja, karena apabila hal ini dapat dilakukan akan menambah produktivitas keluarga besar Nahdlatul Ulama akan lebih baik,” tegas Pengasuh Pondok Pesantren Al-Maskuriyyah Pasulukan Thariqah Naqshabandiyah Khalidiyah Jakarta itu.

(Dian Ramadhan)