Warta Muktamar Ke-34 NU

Ini Falsafah Masyarakat Lampung Dalam Menyambut Muktamar Ke-34 NU

Ahad, 21 November 2021 | 17:22 WIB

Ini Falsafah Masyarakat Lampung Dalam Menyambut Muktamar Ke-34 NU

Logo Muktamar NU


Bandar Lampung, NU Online Lampung 

Masyarakat Lampung dikenal memiliki sejumlah falsafah (prinsip) dalam berkehidupan. Falsafah tersebut akan berperan besar dalam menyukseskan pelaksanaan muktamar NU mendatang. 

 

Hal itu disampaikan Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ahmad Ishomuddin, yang juga Wakil Ketua Organizing Committe (OC) Panitia Nasional Muktamar Ke-34 NU. 

,

Pertama, katanya, adalah nemui nyimah, yang bermakna menyambut tamu dengan penuh suka cita, murah hati, riang gembira, dan sopan santun. 

 

"Sikap itu akan menimbulkan kesan yang baik, saat para muktamirin berada di Lampung bahkan sampai kembali ke daerah asal masing-masing," ujarnya saat membuka rapat kordinasi panitia nasional dan panitia daerah di Bandar Lampung, Sabtu (20/11). 

 

Prinsip berikutnya adalah nengah nyappur, yang berarti saling berbaur atau bergaul yang menggambarkan rasa kekeluargaan dan kompak. Prinsip ini bisa diterapkan dalam menerima tamu maupun antar sesama panitia 

 

"Kompak antara panitia daerah dengan panitia nasional, maupun kompak antar sesama panitia daerah, " katanya. 

 

Prinsip selanjutnya yaitu piil pesenggiri yang bermakna hidup sejajar atau kesetaraan, baik antara panitia nasional dan panitia daerah, yang saling mendukung dan melengkapi. 

 

"Antara panitia nasional dan panitia daerah itu seperti dua belah tangan yang saling tolong menolong dan kompak. Hidup berdampingan dengan siapa pun dengan tetap menjunjung harga diri dan martabat," kata Gus Ishom, sapaan akrabnya, dalam pertemuan yang turut dihadiri Ketua PWNU Lampung Prof Moh Mukri, Sekretaris Aryanto Munawar, dan pengurus lainnya  itu. 

 

Akademisi UIN Raden Intan itu mengungkapkan, penetapan Lampung menjadi tuan rumah Muktamar melewati proses yang cukup panjang.

 

"Saya mencoba menyampaikan kepada orang-orang PBNU untuk mentradisikan agar pelaksanaan Muktamar secara bergantian. Kalau sudah di Jawa agar setelahnya dapat diselenggarakan di luar Jawa," ungkapnya. 

 

Gus Ishom menambahkan, hal ini dilakukan untuk mengembangkan Nahdlatul Ulama di seluruh Indonesia, sehingga tidak terpusat di Pulau Jawa saja. 

 

Muktamar seyogyanya akan dilaksanakan pada 23 - 25 Desember mendatang di Provinsi Lampung. Namun dengan adanya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) oleh pemerintah di akhir tahun, hal ini berdampak juga dengan penyelenggaraan Muktamar.

 

Oleh karena itu PBNU akan menjadwalkan ulang forum musyawarah tertinggi di Nahdlatul Ulama tersebut.

 

(Dian Ramadhan)