Gus Yahya: Transformasi Digital Bukan Hanya Teknologi, Tapi Perubahan Budaya dan Cara Berpikir
Selasa, 23 Juli 2024 | 12:54 WIB
Jakarta, NU Online Lampung
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf menekankan pentingnya adaptasi terhadap era digital untuk memaksimalkan potensi dan peran NU dalam masyarakat modern.
Hal tersebut disampaikan Gus Yahya sapaan karibnya dalam acara pembukaan Pelatihan Digital Leadership Academy Transformasi Digital di lingkungan Nahdlatul Ulama, Senin (22/7/2024).
Acara yang diikuti oleh PBNU dan perwakilan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) dari seluruh Indonesia ini dibuka secara langsung oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi. Turut hadir dalam acara pembukaan beberapa pejabat Kominfo dan Pengurus Harian PBNU.
Gus Yahya menjelaskan bahwa transformasi digital bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang perubahan budaya dan cara berpikir. “Transformasi digital adalah kesempatan bagi NU untuk lebih dekat dengan jamaah dan memberikan pelayanan yang lebih efektif,” ujarnya.
Lebih lanjut, Gus Yahya menyoroti beberapa inisiatif digital yang telah dilakukan oleh NU, seperti pengembangan platform digital untuk pendidikan dan dakwah, serta penggunaan media sosial untuk menyebarkan informasi dan nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jama’ah.
“Saya juga menekankan pentingnya kolaborasi antara generasi muda NU yang lebih akrab dengan teknologi dan para ulama yang memiliki kebijaksanaan dan pengalaman. Kolaborasi ini akan menjadi kekuatan besar bagi NU dalam menghadapi tantangan zaman,” ungkapnya.
Transformasi digital atau manajemen organisasi melalui platform digital, itu adalah keniscayaan ketika kita menghadapi perkembangan demografis yang membuat ukuran organisasi itu sendiri tidak mungkin dikelola kecuali melalui platform digital.
Menurutnya, dan ini sudah terjadi di berbagai pemerintahan. Indonesia ini sepertinya termasuk yang agak belakangan, sebelum ini ada Inggris dan beberapa negara lain yang sudah menerapkan e-government.
“Kenapa? Karena melihat bahwa mengelola demografi yang ukurannya besar itu enggak mungkin lagi bisa efektif kecuali melalui platform digital,” paparnya.
NU sudah merasakan hal itu sejak lama, dan melihat realitas semakin membesarnya ukuran NU ini, karena NU terus membesar. NU itu dari waktu ke waktu persentasenya tambah.
“Karena sekarang menurut survei sudah 56,9% penduduk Indonesia mengaku NU. Ini berarti ada tidak kurang dari 180 juta. Bagaimana mungkin mengelola 180 juta warga ini kalau tidak menggunakan teknologi digital ini,” tuturnya.
Tapi tentu saja ini membutuhkan transformasi yang melompat sangat jauh, apalagi digital. Diharapkan dengan adanya transformasi ini, NU dapat terus berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih baik dan beradab.
(Hayatul Islam)
Terpopuler
1
3 Amalan Malam Nuzulul Qur'an, Ahad 16 Maret 2025
2
Bolehkah Shalat Tahajud Setelah Shalat Witir
3
Bacaan Qunut Witir pada Separuh Akhir Ramadhan, Arab, Latin dan Terjemah
4
Nuzulul Qur'an: Berikut 5 Fadilah Membaca Al-Qur'an pada Malamnya
5
Kisah Sayyidah Khadijah ra dan Hari-Hari Menjelang Turunnya Al-Qur’an
6
Berikut Keutamaan Lailatul Qadar pada Bulan Ramadhan
Terkini
Lihat Semua