
Wakil Katib Syuriyah PWNU Lampung, Gus Andi Ali Akbar pada pengajian rutinan Tafsir Jalalain di Masjid Agung Ash-Sulaha, Kecamatan Kotagajah, Kabupaten Lampung Tengah, Jumat (22/8/2025) malam. (Foto: Istimewa)
Akhmad Syarief Kurniawan
Kontributor
Lampung Tengah, NU Online Lampung
Wakil Katib Syuriyah PWNU Lampung, KH Andi Ali Akbar, menegaskan bahwa hidayah sepenuhnya merupakan urusan Allah swt. Hal tersebut disampaikan dalam Ngaji Rutinan Tafsir Jalalain di Masjid Agung Ash-Sulaha, Kecamatan Kotagajah, Kabupaten Lampung Tengah, Jumat (22/8/2025) malam.
Dalam kajiannya, Gus Andi mengupas QS Ali Imran ayat 128 yang menceritakan peristiwa Perang Uhud. Saat itu, Rasulullah saw terluka akibat serangan kaum kafir yang dipimpin Khalid bin Walid, yang kemudian hari mendapat hidayah dan memeluk Islam.
“Nabi Muhammad saw berucap, kasihan mereka, bagaimana nasibnya di akhirat nanti? Lantas Allah swt menjawab, itu bukan urusanmu, wahai Muhammad. Apakah mereka akan diazab atau diampuni, diberi hidayah atau tidak, semua itu urusan-Ku,” paparnya
Menurutnya, peristiwa tersebut menegaskan bahwa wewenang memberi hidayah adalah hak prerogatif Allah swt.
“Barang siapa yang mengira Nabi Muhammad saw hanya manusia biasa, maka dia kafir. Rasulullah saw memang manusia, tetapi bukan manusia biasa. Beliau memiliki kasih sayang yang besar, bahkan mendapat wewenang memberi syafaat,” tegasnya.
Menjelang bulan Rabiul Awal atau Maulid Nabi Muhammad saw, Gus Andi mengingatkan jamaah agar merayakannya dengan penuh makna. “Maulid Nabi bukan hanya seremoni, tetapi momentum untuk meresapi keteladanan Rasulullah saw,” katanya.
Alumnus Doktoral UIN Sunan Ampel Surabaya ini juga menyinggung kisah Bal’am bin Baurok, seorang alim di zaman Nabi Musa AS yang tergelincir karena ambisi dunia. “Ia menjadi contoh bagaimana ilmu tanpa iman bisa menjerumuskan,” ungkapnya.
Selain tafsir ayat tentang Perang Uhud, Gus Andi juga membahas ayat berikutnya yang mengingatkan bahaya riba.
“Hai orang-orang beriman, janganlah kalian memakan riba yang berlipat ganda. Setiap hutang yang mengambil keuntungan tambahan termasuk riba, dan itu haram,” tuturnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Darusy Syafa’ah, Kotagajah ini menutup dengan pesan takwa.
“Jauhilah riba agar kita selamat. Lindungi keluarga kita dari jeratan praktik riba yang merusak. Karena Allah swt sudah memperingatkan, neraka disediakan bagi orang-orang yang ingkar,” katanya.
Terpopuler
1
7 Golongan yang Mendapat Naungan Allah: Menjadi Calon Penghuni Surga
2
5 Keutamaan Membaca Shalawat pada Hari Jumat, Salah Satunya Dikabulkan Hajat Dunia Akhirat
3
Membaca Pajak Lewat Kacamata Fiqih NU
4
Ketua DPR Minta Kinerja Diawasi, Ini Rincian Gaji dan Tunjangan Anggota DPR RI
5
Khutbah Jumat: Perlu Diketahui, Allah Sembunyikan 3 Perkara dalam 3 Perkara
6
Penjelasan Rabu Wekasan Bukan Hari Sial, Semua Hari adalah Netral
Terkini
Lihat Semua