Dua Aktivis Muslimat NU Lampung Promosikan Moderasi Beragama di Jantung Pusat Peradaban Dunia
Kamis, 9 Mei 2024 | 20:38 WIB
New York, NU Online Lampung
Dua aktivis Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Provinsi Lampung yang juga akademisi UIN Raden Intan yaitu Prof Siti Mahmudah dan Linda Firdawati, tampil menjadi pembicara dalam forum internasional.
Keduanya terpilih mempresentasikan hasil risetnya tentang moderasi beragama dan keluarga maslahat dalam forum Asia Network’s 31st Annual Conference di Atlanta, Georgia, New York, USA.
Di tengah kecamuk perang Israel-Palestina yang makin banyak menelan korban, dua dosen UIN Raden Intan itu tampil berbicara tentang pentingnya harmoni, damai, dan kesetaraan pada forum internasional di Amerika Serikat.
Prof Siti Mahmudah menyampaikan, berangkat dari pengalaman Indonesia dalam mengelola aneka konflik dan beragam perbedaan maka penguatan moderasi agama adalah solusinya.
“Dengan ini maka Indonesia yang tadinya selalu dilanda konflik dan indeks intoleransi tergolong tinggi, sekarang tampil lebih harmoni dan toleran dalam keragaman dan keberagamaan,” ujarnya kepada NU Online Lampung, Kamis (9/5/2024).
Ia melanjutkan, tentu ada persoalan di akar rumput. Namun, dengan pendekatan yang tepat, anggapan moderasi beragama mengancam kemanusiaan dan mengeliminasi ajaran keagamaan pun bisa ditepis. Masyarakat pun bisa diyakinkan Islam yang tulen berkarakter moderat dan mengajarkan toleransi.
ASIANetwork, sebagaimana tercantum dalam laman portalnya, adalah sebuah konsorsium yang beranggotakan lebih dari 150 perguruan tinggi di Amerika Utara, yang bertujuan memperkuat peran Studi Asia dalam bidang pendidikan.
Untuk membantu mempersiapkan sarjana menuju dunia di mana masyarakat Asia memainkan peran penting dalam dunia yang semakin saling bergantung. ASIANetwork menyelenggarakan konferensi tahunan tentang hasil riset ilmuwan maupun penelitian mahasiswa.
Hasil konferensi diterbitkan dua kali setahun dalam ASIANetwork Exchange, A Journal for Asian Studies in the Liberal Arts dan penerbitan seri buku dengan Lever Press.
Sementara itu, Linda Firdawati menyampaikan urgensi relasi kesalingan antara suami dan istri dalam membangun keluarga. Konsep mubadalah ini diyakini mengajarkan sikap yang sama-sama bertanggungjawab, tidak hanya satu pihak tapi antar pihak.
“Oleh karena itu, pemahaman Islam dan hukum Islam yang mengatur lembaga perkawinan dan kehidupan rumah tangga harus selalu dikontekstualisasi. Dengan ini maka tingkat perceraian akan menurun, dan kekerasan dalam rumah tangga tidak terjadi lagi,” paparnya.
Tema yang disampaikan dua pembicara dari UIN Raden Intan ini menarik perhatian para peserta berbagai Negara, karena dianggap berhasil membawakan tema yang tidak biasa dalam forum Asian Studies. Ini juga memberikan tambahan ruang topik akademik terutama dalam kajian Islam dan hukum Islam.
Di Amerika Serikat hal ini sangat penting, agar terbangun pemahaman Islam dan keberagamaan yang luas, positif, demokratis dan humanis, tepat di negara yang menjadi jantung peradaban dunia modern ini.
Terpopuler
1
Berangkat 8 Mei 2025, Ini Pesan-pesan untuk 352 Calon Jamaah Haji Pringsewu
2
Khutbah Jumat: Bulan Syawal, saatnya Mengenang Sejarah Perjuangan Umat Islam
3
Hukum Memelihara Anjing dalam Agama Islam
4
Optimalisasi Zakat Digital, LAZISNU PWNU Lampung Gelar Bimtek Pengelolaan ZIS Berbasis Web
5
Ketua PWNU Lampung Dorong ISNU Perkuat Peran Strategis Tangani Masalah Generasi Muda
6
Talkshow Indonesia Gelap, Fatikhatul Khoiriyah: Ruang Berekspresi Mahasiswa, Indikator Utama Sehatnya Demokrasi
Terkini
Lihat Semua