• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Senin, 29 April 2024

Warta

Agama Sebagai Sumber Solusi Global, PBNU Luncurkan Buku R20

Agama Sebagai Sumber Solusi Global, PBNU Luncurkan Buku R20
Agama Sebagai Sumber Solusi Global, PBNU Luncurkan Buku R20 (Foto: Istimewa)
Agama Sebagai Sumber Solusi Global, PBNU Luncurkan Buku R20 (Foto: Istimewa)

Samarinda, NU Online Lampung

Badan Pengembangan Jaringan Internasional (BPJI) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyelenggarakan Soft Launching dan Sosialisasi Buku Religion Twenty (R20) di Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur, Senin (26/6/2023). 


Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber sekaligus penulis buku yakni Akademisi Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Ridwan al-Makassary dan Dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) Abdul Gaffar Karim.


Buku R20 merupakan kumpulan tulisan peserta dan panitia yang terlibat langsung dalam kegiatan R20 di Bali beberapa waktu yang lalu. Tulisan-tulisan tersebut membahas mengenai agama, perdamaian dan peradaban, sebagaimana tema penyelenggaraan R20 di Bali yakni “Mengungkap dan Mengembangkan Agama sebagai Sumber Solusi Global”.


Akademisi UIII Ridwan Al-Makassary mengatakan, ada beberapa alasan mengapa buku R20 perlu untuk diterbitkan. 


Pertama, belum adanya satu buku yang memuat pelaksanaan R20 di Bali 2-3 November 2022 dan di Yogyakarta 5-6 November 2022,” ujarnya. 


Kedua, sebelum dan sesudah pelaksanaan R20 terdapat sejumlah tulisan-tulisan lepas di media online, tetapi tersebar terpisah-pisah dan tidak bisa dibaca oleh semua kalangan.


Ketiga, yaitu kepentingan untuk mendokumentasikan opini, pidato sebagian narasumber dan opini para peserta yang hadir dan panitia,” ungkapnya.


Ia mengatakan, sumber tulisan buku R20 yaitu tulisan para peserta dan panitia R20, tulisan narasumber yang sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia, dan opini-opini yang terdapat di media online. Adapun para penulis buku R20 yaitu para agamawan yang diundang ke forum R20, akademisi dan praktisi.


Sedangkan konten buku meliputi moderatisme, kemanusiaan, dan perdamaian global. Menurutnya, beberapa poin penting dari buku R20 yakni agama sebagai solusi daripada masalah, R20 adalah gerakan global untuk mendorong perdamaian global.  


“Kemudian R20 bertujuan untuk orientasi pembangunan perdamaian, R20 sebagai upaya Indonesia berkontribusi bagi peradaban yang berbasis pada kemanusiaan global, dan peran NU dan Ormas di Indonesia untuk mengenalkan Islam yang damai,” katanya.


Sementara Ketua Panitia R20, Ahmad Suaedy mengatakan, buku R20 mengungkap bagaimana pemeluk agama dari lintas iman, mempersepsikan agama sebagai faktor kemanusiaan. 


“Agama terkhusus Islam Ahlussunah wal Jama’ah, dipahami sebagai solusi dari setiap masalah yang dihadapi pemeluknya. Agama juga diyakini sebagai basis kemanusiaan dan perdamaian dunia,” ujarnya. 


Ia melanjutkan, buku ini mencatat soal itu, bagaimana agama agar bisa menjadi solusi bagi masalah global.


Gagasan penyelenggaraan R20 sendiri merupakan inisiasi dari Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf. Bagi Gus Yahya, agama adalah penyelamat dunia. Setiap masalah yang dihadapi umat Manusia harus ada peran agama sebagai solusi.


Dosen UGM, Abdul Gaffar Karim mengatakan, pertemuan R20 oleh PBNU sangat penting untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat global. Begitu pun dengan buku R20 yang membahas penyelenggaraan R20 di Bali, memiliki maksud untuk mendorong agama sebagai solusi global.


“Bicara agama, Samuel Huntington pernah mengatakan suatu hari nanti orang-orang akan bertengkar karena agama. Pernyataan ini kemudian ditulis menjadi sebuah buku tahun 1990,” ungkapnya.


Ia mengatakan, apa yang disampaikan oleh Huntington terbukti, saat ini di beberapa negara, konflik agama semakin menguat, sementara solusi besarnya tidak ada. 


Perilaku pemeluk agama telah menimbulkan luka yang cukup besar dan kian susah untuk diobati. Oleh karena itu, Gaffar sependapat dengan Ketum PBNU Gus Yahya, bahwa agama harus menjadi solusi.


“Sehingga salah satu semangat Gus Yahya yaitu agama harus menjadi solusi. Minimal berhenti menjadi masalah,” tuturnya.


Hadir dalam kegiatan ini Wakil Rektor III Universitas Mulawarman, perwakilan Pemerintah Kota Samarinda, Komandan Korem (Danrem) 091 Samarinda, perwakilan organisasi Islam, tokoh lintas agama, dan puluhan mahasiswa.
 


Warta Terbaru