Ila Fadilasari
Penulis
Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) telah mengikhbarkan bahwa awal bulan Rabiul Akhir 1446 Hijriah jatuh pada Jumat, 3 Oktober 2024. Dengan demikian kita sudah memasuki bulan keempat dalam kalender hijriah ini. Bulan ini juga memiliki keutamaan tersendiri, yang dapat kita isi dengan berbagai amalan.
Pada bulan Rabiul Akhir ini merupakan bulan yang baik untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt. Bulan Rabiul Akhir adalah bulan yang istimewa bagi umat Islam. Selain memiliki beberapa peristiwa penting dalam sejarah Islam, bulan ini juga merupakan bulan yang baik dan dianjurkan bagi kita untuk melakukan berbagai amalan sunnah.
Di antara amalan yang dapat kita lakukan pada bulan ini adalah sebagai berikut.
Pertama, meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt. Ada banyak cara untuk untuk memperkuat hubungan kita dengan Allah swt, yaitu meningkatkan kualitas ibadah. Kita bisa melakukan hal ini dengan lebih khusyuk dalam beribadah, memahami makna ibadah yang kita lakukan, dan berusaha untuk mengerjakannya secara sempurna.
Meningkatkan kedekatan pada Allah bisa juga dengan membaca Al-Qur’an. Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah untuk umat manusia. Membaca Al-Qur’an dapat membantu kita untuk lebih memahami ajaran Islam dan mendekatkan diri kepada Allah.
Meningkatkan ketakwaan juga bisa berdzikir, karena aktivitas dzikir adalah kegiatan mengingat Allah. Berdzikir dapat dilakukan dengan cara membaca tasbih, tahlil, dan berbagai macam zikir lainnya. Dzikir dapat membantu kita untuk lebih tenang dan damai, serta meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah swt.
Firman Allah:
فَاذْكُرُوْنِيْٓ اَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ
Artinya: Maka, ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku (QS Al-Baqarah: 152).
Kedua, memperbanyak membaca shalawat kepada Nabi Muhammad saw, khususnya di bulan Rabiul Akhir ini. Syekh Abdul Hamid bin Muhammad Ali dalam kitab Kanzun an-Najah menyatakan bahwa terdapat berbagai keutamaan membaca shalawat kepada Nabi Muhammad saw, salah satunya mendapatkan rahmat dari Allah swt. Shalawat merupakan salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah swt.
Ia menyatakan, “Ketahuilah bahwa dianjurkan pada bulan ini untuk memperbanyak puasa sunnah dan membaca shalawat kepada pemimpin umat Nabi Muhammad saw.”
Ketika kita membaca shalawat, kita sedang berdoa kepada Allah untuk melimpahkan rahmat dan berkah-Nya kepada Nabi Muhammad saw. Allah telah berjanji bahwa barang siapa yang bershalawat kepada Nabi Muhammad, maka ia akan melimpahkan rahmat kepadanya sebanyak sepuluh kali lipat. Kemudian orang yang senantiasa membaca shalawat, mendapat syafaat dari Nabi Muhammad. Syafaat adalah pertolongan dari Nabi Muhammad di hari kiamat.
Nabi Muhammad telah bersabda bahwa orang yang paling berhak mendapat syafaatnya adalah orang yang paling banyak membaca shalawat kepadanya. Membaca shalawat juga akan menghapus dosa. Nabi Muhammad telah bersabda bahwa seseorang yang shalat Ashar pada hari Jumat, kemudian sebelum berdiri dari tempatnya membaca shalawat kepada Nabi Muhammad sebanyak delapan puluh kali, maka akan diampuni dosa-dosanya sebanyak delapan puluh tahun dan dicatat sebagai ibadah delapan puluh tahun.
Kemudian memperbanyak shalawat akan mendapatkan perlindungan dari Allah swt. Shalawat dapat memberikan perlindungan kepada kita dari berbagai macam bahaya. Nabi Muhammad saw telah bersabda bahwa barang siapa yang membaca shalawat kepadanya sebanyak tiga kali dalam sehari, maka Allah akan melindunginya dari berbagai macam mara bahaya.
Ketiga, puasa ayyamul bidh. Puasa Ayyamul Bidh adalah puasa yang dilakukan pada tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan dalam kalender Hijriah. Nama Ayyamul Bidh berasal dari bahasa Arab yang berarti “hari-hari putih”. Hal ini karena pada malam hari-hari tersebut, bulan purnama bersinar sangat terang sehingga langit terlihat putih. Puasa Ayyamul Bidh hukumnya sunnah muakkad, artinya sangat dianjurkan.
Rasulullah sendiri sering melakukan puasa ini, bahkan beliau pernah bersabda:
وَعَنِ ابْنِ عَبَّاس رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُفْطِرُ أَيَّامَ الْبِيْضِ في حَضَرٍ وَلاَ سَفَرٍ. (رواه النسائي بإسنادٍ حسن)
Artinya: Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, ia berkata, “Rasulullah saw sering tidak makan (berpuasa) pada hari-hari yang malamnya cerah baik di rumah maupun dalam bepergian” (HR an-Nasa’i dengan sanad hasan).
Dalam hadits tersebut, Ibnu Abbas ra menceritakan bahwa Rasulullah saw selalu berpuasa pada ayyamul bidh, baik di rumah maupun dalam perjalanan. Hal ini menunjukkan bahwa puasa ayyamul bidh adalah amalan yang sangat dianjurkan, bahkan bagi Rasulullah saw sendiri.
Demikian diantara amalan sunnah yang dapat kita lakukan pada bulan Rabiul Akhir ini, sebagaimana dilansir dari NU Online. Semoga seiring perjalanan waktu, dapat menambah keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah swt.
Terpopuler
1
KH Saifuddin Zuhri dan KH Muhtar Ghozali Terpilih Jadi Rais dan Mudir JATMAN Lampung pada Muswil 2025
2
GP Ansor Way Kanan Gelar PKD, Tingkatkan Kapasitas dan Kualitas Kader
3
Ketua PWNU Lampung: Santri Harus Siap Menanggung Pahitnya Belajar Demi Terangnya Masa Depan
4
Ketua PWNU Lampung: Thariqah Jadi Penyejuk dan Penuntun Umat dalam Menjawab Keresahan Zaman
5
Sosialisasi PIP dan Wawasan Kebangsaan, Fauzi Heri Ajak Masyarakat Amalkan Nilai Pancasila
6
Memaknai Doa Nabi Musa Minta Jodoh, KH Sujadi: Ciptakan Suasana Surgawi dalam Rumah Tangga
Terkini
Lihat Semua