• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Senin, 29 April 2024

Syiar

Tata Cara Puasa Ramadhan, Dalil, Lafal Niat dan Waktu Berpuasa

Tata Cara Puasa Ramadhan, Dalil, Lafal Niat dan Waktu Berpuasa
Tata Cara Puasa Ramadhan, Dalil, Lafal Niat dan Waktu Berpuasa (Ilustrasi foto: NU Online)
Tata Cara Puasa Ramadhan, Dalil, Lafal Niat dan Waktu Berpuasa (Ilustrasi foto: NU Online)

Ramadhan adalah bulan yang dinanti-nantikan oleh umat Islam seluruh dunia. Bulan ke-9 dalam kalender Hijriah itu banyak sekali memiliki keutamaan, mulai dari mengangkat derajat hingga penghapusan dosa.

 

Pada bulan itu semua umat Muslim yang memenuhi syarat, yaitu sudah baligh, berakal, mampu, sehat dan bukan dalam dalam keadaan bepergian jauh (jarak 82 km), wajib untuk melakukan puasa selama satu bulan penuh.

 

Dalil Puasa Ramadhan


Adapun dalil puasa di bulan Ramadhan, sebagaimana firman Allah swt: 

 

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ 

 

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (QS Al-Baqarah [2]: 183).

 

Rasulullah saw juga bersabda:

 

بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ وَحَجِّ الْبَيْتِ وَصَوْمِ رَمَضَانَ (رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ)

 

Artinya: Islam dibangun di atas lima perkara: (1) bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah melainkan Allah dan bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah; (2) menunaikan shalat; (3) menunaikan zakat; (4) menunaikan haji ke Baitullah; dan (5) berpuasa Ramadhan (HR al-Bukhari dan Muslim).

 

Pada bulan Ramadhan ini, semua pahala dilipatgandakan. Setiap amal ibadah akan dibalas sebesar 10 kali lipat sampai 700 kali lipat, sampai besaran yang Allah kehendaki.

 

Menurut Imam Al-Qruthubi (w 1273 M), saking besar pahala yang diperoleh orang yang berpuasa di bulan Ramadhan, sampai-sampai hanya Allah yang tahu besarannya. Sebagaimana sabda Rasulullah saw:

 

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ 

 

Artinya: Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat. Allah swt berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya” (HR Muslim).

 

Bahkan, menurut Syekh Utsman Syakir, setiap ibadah akan dibalas surga oleh Allah. Berbeda dengan puasa, pahalanya adalah langsung bersua dengan Allah di akhirat nanti, tanpa ada penghalang (hijâb) apapun. Dalam klasifikasi pahala, level pahala tertinggi adalah berjumpa dengan Allah kelak (Utsman Syakhir, Durratun Nâshihîn, h. 13).  

 

Waktu Puasa Ramadhan

Puasa Ramadhan dilaksanakan selama satu bulan penuh pada bulan Ramadhan. Dalam hal ini, penentuan kapan memasuki dan kapan berakhirnya bulan Ramadhan diputuskan oleh pemerintah melalui Kementerian Agama dengan menggunakan metode rukyat (aktivitas mengamati visibilitas hilal, penampakan bulan sabit yang tampak pertama kali setelah terjadinya ijtimak) dan hisab (perhitungan secara matematis dan astronomis untuk menentukan posisi bulan).

 

Lama waktu berpuasa, sama seperti puasa pada umumnya, yaitu dari mulai terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Selama durasi tersebut orang yang berpuasa harus mencegah dari hal-hal yang membatalkan puasa.

 

Lafal Niat Puasa Ramadhan

Bagi orang yang hendak melaksanakan puasa Ramadhan, wajib membaca lafal niat puasa, mulai dari matahari terbenam sampai terbit fajar. Hal itu sangat penting, karena merupakan salah satu rukun puasa. Lafal niat juga merupakan pembeda antara ibadah yang satu dengan yang lainnya.

Berikut adalah lafal niatnya:

 

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هٰذِهِ السَّنَةِ لِلّٰهِ تَعَالَى  

 

Nawaitu shauma ghadinan adâ’i fardli syahri Ramadlâni hâdzihis sanati lillâhi ta‘âlâ 

 

Artinya: Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta’âlâ.

 

Kemudian dalil yang menjelaskan niat puasa Ramadhan dilakukan pada malam hari adalah sabda Nabi Muhammad saw sebagai berikut:

 

مَنْ لَمْ يَجْمَعِ الصِّيَامَ قَبْلَ اْلفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُ

 

Artinya: Siapa yang tidak membulatkan niat mengerjakan puasa sebelum waktu fajar, maka ia tidak berpuasa (Hadits Shahih Riwayat Abu Daud, al-Tirmidzi, dan al-Nasa’i: 2293).


Syiar Terbaru