• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Kamis, 25 April 2024

Syiar

Shalawat Asyghil: Sejarah, Lafal, dan Faedah Membacanya

Shalawat Asyghil: Sejarah, Lafal, dan Faedah Membacanya
Shalawat Asyghil: Sejarah, Lafal, dan Faedah Membacanya
Shalawat Asyghil: Sejarah, Lafal, dan Faedah Membacanya

Salah satu shalawat yang populer di Indonesia yaitu shalawat asyghil. Shalawat ini banyak dibaca dan mudah dihafal, baik kalangan anak-anak maupun dewasa. 


Shalawat asyghil ini juga sering dibaca ketika menjelang maghrib di masjid-masjid sebagai pujian kepada Nabi Muhammad saw, serta agar mendapat syafaatnya. 


Shalawat ini juga merupakan shalawat yang dibawakan ketika puncak resepsi 1 Abad NU. Serta berhasil menyihir jutaan pemirsa yang menyaksikan acara tersebut baik yang hadir secara langsung maupun yang menonton secara live streaming. 


Dilansir dari NU Online, shalawat asyghil diciptakan oleh Imam Ja’far Ash-Shadiq. Menurut Rektor Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Peterongan, Jombang, Jawa Timur, Prof Ahmad Zahro, Imam Ja’far ash-Shadiq (wafat 138 H) secara nasab merupakan cucu dari Rasulullah saw.


Jalur nasabnya yaitu Jafar bin Muhammad bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali Al-Murtadlo. Dan ia hidup di akhir masa Dinasti Umayyah dan awal era Abbasiyah yang penuh intrik dan konflik politik.


Dalam Jurnal Studi Hadis Nusantara (2022) halaman 134-148, Nurjaman, Deden, Lukman Zain, dan Ahmad Faqih Hasyim menjelaskan Imam Ja’far ash-Shadiq rutin membaca shalawat asyghil dengan jamaahnya saat melakukan doa qunut subuh.


Shalawat itu muncul salah satunya ketika ahlul bayt atau keturunan Nabi Muhammad saw mengalami persekusi oleh Bani Umayyah, terutama di masa kepemimpinan Yazid bin Muawiyyah. Lalu Ja’far Ash-Shadiq membuat shalawat asyghil. Dia berdoa agar orang-orang zalim itu ribut sesama mereka sendiri.


Pembacaan shalawat asyghil juga tersambung kepada salah satu wali besar al-Habib bin Umar al-Hinduan Ba’alawy. Shalawat asyghil sering dibacakan di Hadramaut daurah Masyayikh Yaman hingga sekarang.


Sebab itu, shalawat asyghil juga dikenal dengan sebutan shalawat Habib Ahmad bin Umar al-Hinduan Ba’alawy (wafat 1122 H). Sebab, shalawat ini tercantum dalam kitab kumpulan shalawat beliau, yakni al-Kawakib al-Mudhi’ah fi Dzikr al-Shalah Ala Khair al-Bariyyah. 


Pada zaman penjajahan Belanda, banyak ulama yang membaca shalawat, salah satunya yaitu shalawat asyghil, lafal shalawat asyghil dengan jelas menunjukkan fungsinya untuk membentengi diri dari luar dan dalam.


Di kalangan ulama pesantren, tokoh yang dikenal memiliki sanad shalawat asyghil yaitu Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo KH M Anwar Mansur. KH Anwar Manshur memperoleh ijazah shalawat asyghil dari KH Abdul Abbas Buntet Cirebon. 


Adapun lafal shalawat asyghil, sebagai berikut: 


اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَي سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَأَشْغِلِ الظَّالِمِيْنَ بِالظَّالِمِيْنَ وَأَخْرِجْنَا مِنْ بَيْنِهِمْ سَالِمِيْنَ وَعَلَي الِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ 


Allahumma shalli ‘alaa Sayyidinaa Muhammad wa asyghilidz dzoolimiina bidz-dzoolimiin wa akhrijnaa min baynihim saalimiin wa a‘laa alihi wa shohbihii ajma’in.


Artinya: Ya Allah, berikanlah shalawat kepada pemimpin kami Nabi Muhammad, dan sibukkanlah orang-orang zhalim agar mendapat kejahatan dari orang zhalim lainnya, selamatkanlah kami dari kejahatan mereka, dan berikanlah shalawat kepada seluruh keluarga dan para sahabat beliau. 


Faedah atau keutamaan membaca shalawat asyghil yaitu Pertama, dihapus dosa oleh Allah, sebagaimana hadits Nabi saw.


مَنْ صَلَّى عَلَىَّ صَلاَةً وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرَ صَلَوَاتٍ وَحَطَّ عَنْهُ عَشْرَ خَطِيئَاتٍ 


Artinya: Barangsiapa bershalawat kepadaku satu kali, niscaya Allah bershalawat kepadanya sepuluh shalawat dan menghapus darinya sepuluh dosa (HR Ahmad). 


Kedua, diangkat derajatnya oleh Allah


مَنْ صَلَّى عَلَىَّ صَلاَةً وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرَ صَلَوَاتٍ وَحُطَّتْ عَنْهُ عَشْرُ خَطِيئَاتٍ وَرُفِعَتْ لَهُ عَشْرُ دَرَجَاتٍ 


Artinya: Barangsiapa bershalawat kepadaku satu kali, niscaya Allah bershalawat kepadanya sepuluh shalawat, menghapus darinya sepuluh dosa dan mengangkat derajatnya sepuluh derajat (HR An Nasa’i). 


Ketiga, dicintai Rasulullah saw


أَوْلَى النَّاسِ بِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ عَلَىَّ صَلاَةً 


Artinya: Manusia yang paling berhak bersamaku pada hari kiamat ialah yang paling banyak membaca shalawat kepadaku (HR Tirmidzi). 


Keempat, bisa menghindari membicarakan kejelekan orang lain. Kelima, mendapat pertolongan Allah swt dalam banyak hal. 


Ada perbedaan redaksi pada bagian paling akhir shalawat asyghil, sebagian ada yang memakai “wasallim”, kemudian juga ada yang memakai “ajma’in”. Semoga kita selalu dipermudah untuk melakukan amaliah-amaliah baik, salah satunya dengan membaca shalawat asyghil. 
 


Syiar Terbaru