Syiar

Puasa Rajab: Tata Cara, Keutamaan dan Lafal Niat

Sabtu, 4 Januari 2025 | 06:05 WIB

Puasa Rajab: Tata Cara, Keutamaan dan Lafal Niat

Ilustrasi bulan Rajab. (Foto: NU Online)

Ada banyak amalan yang dapat dilakukan pada bulan Rajab, salah satunya adalah berpuasa. Hal itu karena Rajab adalah salah satu bulan yang dimuliakan dalam agama Islam (al-asyhur al-hurum).


Alasan disebut al-hurum karena berbuat maksiat pada bulan-bulan tersebut akan dibalas dengan lebih berat. Begitupun, orang berbuat ketaatan akan mendapat pahala lebih banyak.


Berpuasa sunnah di bulan Rajab, hanya dilakukan beberapa hari saja,  tidak boleh selama satu bulan penuh. Menurut Imam al-Ghazali, sebagian sahabat Nabi memakruhkan puasa Rajab selama satu bulan penuh karena dianggap menyerupai puasa bulan Ramadhan.


Dilansir dari NU Online, puasa Rajab baiknya dilakukan saat bertepatan hari-hari utama agar pahalanya lebih besar. Seperti pada ayyâmul bidh (tanggal 13, 14, dan 15), hari Senin, hari Kamis, dan hari Jumat (al-Ghazali, Ihyâ ‘Ulumiddîn, juz 3, h. 432).  


Puasa Rajab juga bisa dilaksanakan dengan satu hari berpuasa dan satu hari tidak. Bagi orang yang memiliki utang puasa Ramadhan, diperbolehkan untuk mengqadhanya bersamaan dengan puasa sunnah Rajab. Seandainya seseorang berpuasa hanya niat qadha, maka otomatis juga memperoleh kesunnahan puasa Rajab.


Dalil Puasa Rajab

Dasar anjuran pada empat bulan yang dimuliakan (termasuk di dalamnya bulan Rajab), sebagaimana ditegaskan oleh Imam Fakhruddin al-Razi dalam Mafâtîh al-Ghaib (juz 16, h. 54) adalah sabda Nabi berkut:


مَنْ صَامَ يَوْمًا مِنْ أَشْهُرِ اللّٰهِ الْحُرُمِ كَانَ لَهُ بِكُلِّ يَوْمٍ ثَلَاثُونَ يَوْمًا  


Artinya:  Barang siapa yang berpuasa satu hari pada bulan-bulan yang dimuliakan (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab), maka ia akan mendapat pahala puasa 30 hari. 


Sementara Sayyid Abu Bakar Syattha’ dalam I’ânah at-Thâlibîn mengutip hadits berikut:


صُمْ مِنْ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ صُمْ مِنْ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ صُمْ مِنْ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ


Artinya: Berpuasalah pada bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah! Berpuasalah pada bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah! Berpuasalah pada bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah! (HR Abu Dawud dan yang lainnya). 


Anjuran untuk melakukan sekaligus meninggalkan pada hadits di atas maksudnya adalah berpuasa semampunya saja.


Keutamaan Puasa Rajab

Keutamaan puasa Rajab, Imam al-Ghazali dalam Ihyâ ‘Ulumiddîn mengutip dua hadits berikut: 


صوم يوم من شهر حرام أفضل من ثلاثين من غيره وصوم يوم من رمضان أفضل من ثلاثين من شهر حرام 


Artinya: Satu hari berpuasa pada bulan haram (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab), lebih utama dibanding berpuasa 30 hari pada bulan selainnya. Satu hari berpuasa pada bulan Ramadhan, lebih utama dibanding 30 hari berpuasa pada bulan haram.


من صام ثلاثة أيام من شهر حرام الخميس والجمعة والسبت كتب الله له بكل يوم عبادة تسعمائة عام


Artinya: Barang siapa berpuasa selama tiga hari dalam bulan haram, hari Jumat, dan Sabtu, maka Allah balas setiap satu harinya dengan pahala sebesar ibadah 900 tahun.


Niat Puasa Rajab

Sebagaimana puasa pada umumnya, waktu niat puasa Rajab adalah pada malam hari, yakni sejak terbenamnya matahari sampai terbit fajar. Berikut adalah lafal niatnya:


نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ رَجَبَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى  


Nawaitu shauma Rajaba sunnatan lillâhi ta‘âlâ.  


Artinya: Aku berniat puasa Rajab, sunnah karena Allah ta‘âlâ.


Sebagaimana niat pada puasa sunnah lainnya, bagi orang yang lupa niat pada malam hari, boleh niat siang harinya, yakni dari pagi hari sampai sebelum tergelincirnya matahari (waktu zuhur), selagi ia belum melakukan hal-hal yang dapat membatalkan puasa.


Berikut adalah lafal niat ketika siang hari:


نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا الْيَوْمِ عَنْ أَدَاءِ شَهْرِ رَجَبَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى 


Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i syahri rajaba lillâhi ta’âlâ.


Artinya: Saya niat puasa sunnah bulan Rajab hari ini, sunnah karena Allah ta’âlâ.


Semoga kita mendapat kemudahan dalam melaksanakan berbagai amalan di bulan Rajab ini, khususnya puasa sunnah. Apalagi keutamaan berpuasa di bulan mulia ini dapat dilakukan dengan mengqadda puasa Ramadhan, bagi yang masih punya utang puasa wajib.