Niat Puasa Ramadhan Sebulan Penuh, Arab, Latin dan Terjemah

Niat merupakan suatu pondasi awal dari ibadah. Maka dari itu, dalam ilmu fiqih niat disebutkan paling awal sebagai rukun ibadah, sehingga jika suatu ibadah tanpa didasari niat maka bisa dipastikan ibadah tersebut tidak sah atau gugur.

 

Masalah niat puasa, mazhab As-Syafi’i mengharuskan orang berniat pada setiap malam Ramadhan. Sedangkan mazhab Maliki mewajibkan niat puasa pada malam pertama Ramadhan.

 

Dilansir dari NU Online, Kitab Perukunan Melayu Besar yang sebagian besarnya mengutip dari Kitab Sabilul Muhtadin karya Syekh Arsyad Banjar mencantumkan lafal niat puasa Ramadhan sebulan penuh sebagai berikut ini:

 

نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ رَمَضَانَ كُلِّهِ لِلهِ تَعَالَى

 

Nawaitu shauma syahri Ramadhāna kullihī lillāhi ta‘ālā.

 

Artinya: Aku sengaja berpuasa bulan Ramadhan sekaliannya karena Allah ta’ala.

 

Kewajiban niat puasa pada malam awal Ramadhan diterangkan antara lain dalam Risalah Abi Zaid Al-Qairuwani yang disyarahkan dalam Kitab Al-Fawakihud Dawani.  Sedangkan niat puasa malam Ramadhan berikutnya tidak diwajibkan:

 

ويبيت الصيام في أوله "وليس عليه البيات" كل ليلة "في بقيته" وكذلك كل صوم يجب تتابعه يكفي النية الواحدة

 

Artinya: Seseorang harus berniat puasa pada malam hari di awal Ramadhan. Tidak ada kewajiban niat berpuasa pada setiap malam pada hari-hari selanjutnya. Demikian juga berlaku pada puasa yang harus dikerjakan secara berurutan. Cukup niat sekali di awal.

 

Demikianlah penjelasan tentang lafal niat puasa Ramadhan sebulan penuh. Bagi umat Islam pengikut mazhab Imam Syafi'i diperbolehkan mengikuti (tafa’ulan) pendapat Imam Malik dalam hal niat puasa Ramadhan sebulan penuh, jika dikhawatirkan tidak bisa atau sering lupa niat setiap malam Ramadhan.