Yudi Prayoga
Penulis
Bulan Rajab merupakan salah satu dari empat bulan suci dalam kalender hijriah, yang dianggap istimewa oleh umat Islam. Bulan Rajab berada di urutan ketujuh dalam kalender Islam, dan memiliki beberapa keistimewaan dalam tradisi Islam.
Rajab termasuk dalam empat bulan yang mulia, selain Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram. Pada bulan-bulan ini, perbuatan dosa dianggap lebih berat, dan umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan ibadah serta perbuatan baik.
Selain itu, salah satu peristiwa penting yang terjadi pada bulan Rajab adalah Isra’ Mi’raj, yaitu perjalanan malam Nabi Muhammad saw dari Masjidil Haram di Makkah menuju Masjidil Aqsa di Yerusalem, kemudian naik ke langit untuk menerima wahyu dari Allah swt, termasuk kewajiban shalat lima waktu.
Bulan Rajab yang dianggap sebagai waktu yang penuh berkah dan mulia, memiliki beberapa nama yang juga memiliki keistimewaan. Hal ini diungkapkan oleh Syekh Abu Abdillah Muhammad bin Sa’id Ruslan.
Dilansir dari NU Online, Syekh Abu Abdillah Muhammad bin Sa’id Ruslan, dalam salah satu kitabnya menjelaskan bahwa bulan Rajab memiliki beberapa nama. Setidaknya ada dua nama untuk menggambarkan beberapa kejadian yang ada dalam bulan rajab; (1) bulan fardu; dan (2) bulan asham.
Pertama, bulan fardu yang berarti satu. Bulan Rajab dikenal dengan sebutan bulan fardu, karena bulan haram yang satu ini merupakan satu-satunya bulan yang tidak bersamaan dengan tiga bulan haram lainnya, seperti bulan Dzulqa’dah, Dzulhijah; dan Muharram yang berurutan. Oleh karenanya, bulan Rajab dikenal dengan bulan fardu.
Kedua, bulan asham yang berarti tuli. Alasan di balik penamaan ini karena pada bulan Rajab tidak terdengar gencatan senjata untuk berperang yang dilakukan oleh bangsa Arab jahiliah pada masa dahulu. Semua orang Arab pada masa itu menyimpan peralatan perang, dan kembali berdamai dengan musuh-musuh mereka. Bahkan, mereka berkunjung ke rumah orang-orang yang membunuh ayahnya di medan perang untuk menghormati bulan mulia ini (Sai’id Ruslan, asy-Syahru Rajab, [Maktabah an-Noor], halaman 8).
Dari penjelasan ini, dapat dipahami bahwa bulan Rajab memiliki spirit perdamaian yang sangat tinggi sejak zaman dahulu. Peperangan yang dilakukan di bulan-bulan sebelumnya harus terhenti ketika sudah memasuki bulan haram, termasuk bulan Rajab.
Bahkan, orang-orang yang memiliki dendam kepada pembunuh ayah dan keluarganya di medan perang, biasa berkunjung untuk bertemu orang yang membunuh keluarganya itu.
Peperangan dihentikan tidak lain karena bulan ini memiliki nilai yang sangat agung. Semua pekerjaan dan tindakan yang bisa mengotori sakralitasnya ditinggalkan dan dijeda terlebih dahulu.
Demikian beberapa nama yang diberikan kepada bulan Rajab. Penamaan tersebut diberikan karena memang karakteristik bulan Rajab yang unik dan penuh kemuliaan. Semoga di bulan ini, kita semua umat Islam diberikan kekuatan untuk memaksimalkan ibadah dan kebaikan, serta bisa berjumpa dengan bulan Muharram dan Ramadhan.
Terpopuler
1
Ratusan Rumah Terdampak Banjir, Muslimat NU Lampung Berikan Bantuan bagi Warga Korban Banjir
2
Hujan Deras Berjam-jam di Bandar Lampung, Sebabkan Banjir Berbagai Wilayah
3
Ansor-Banser Lampung Timur Gelar Aksi Peduli Kemanusiaan pada Warga Banjir Way Bungur
4
Nakhoda Baru Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas Ma'arif Lampung, Fikri Muzaki Siap Majukan Ormawa
5
Dalam Islam, Wafat karena Terbakar Termasuk Syahid
6
Muslimat NU Sidowaluyo Gelar Pengajian Akbar Peringati Isra' Mi'raj dan Harlah Ke-102 NU
Terkini
Lihat Semua