Syiar

Ketika Terjadi Bencana atau Musibah, Baca Doa Berikut Ini

Jumat, 6 Desember 2024 | 10:40 WIB

Ketika Terjadi Bencana atau Musibah, Baca Doa Berikut Ini

Ilustrasi berdoa. (Foto: NU Online)

Pada Rabu, 4 Desember 2024, terjadi bencana banjir bandang yang melanda Kabupaten Sukabumi dan Cianjur Selatan, Jawa Barat. Bencana ini terjadi karena curah hujan yang tinggi pada hari tersebut.

 

Bencana itu menjadi musibah bagi warga yang terdampak banjir. Meski musibah banyak merugikan manusia, seperti hilangnya harta benda, menguras waktu dan tenaga, bahkan nyawa. Akan tetapi musibah juga membawa hikmah bagi manusia yang berpikir. 

 

Dilansir dari NU Online, musibah atau anugerah selalu hadir dalam kehidupan manusia. Entah besar maupun kecil. Lazimnya musibah diidentikkan dengan hal-hal buruk yang merugikan kita, sementara anugerah adalah hal-hal baik yang menguntungkan kita. 

 

Sejatinya, predikat baik-buruk atau untung-rugi bukan terletak pada jenis peristiwa atau sesuatu yang kita terima melainkan bentuk sikap kita saat merespon peristiwa atau sesuatu tersebut. 

 

Dengan bahasa lain, musibah kadang menjadi anugerah bagi orang tertentu namun tidak bagi orang lain, sementara anugerah justru menjelma musibah bagi sekelompok orang tapi tidak bagi orang lainnya. Rasulullah mengajarkan, saat kita tertimpa musibah agar membaca doa berikut ini:

 

إنّاَ للهِ وإنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أجِرْنِي فِي مُصِيبَتي وأَخْلِفْ لِي خَيْراً مِنْها 

 

Inna lillahi wa inna ilaihi râji‘un. Allahumma ajirnî mushîbatî wa akhlif khairan minha.

 

Artinya: Sesungguhnya kami adalah milik Allah, dan sungguh hanya kepada-Nya kami akan kembali. Ya Allah, karuniakanlah padaku pahala dalam musibah yang menimpaku dan berilah aku ganti yang lebih baik daripadanya.

 

Dalam hadits Shahih Muslim disebutkan bahwa barangsiapa membaca doa tersebut, niscaya Allah akan memberinya pahala dalam musibahnya dan memberinya ganti yang lebih baik daripadanya (Muhyiddin Abi Zakariya Yahya bin Syaraf An-Nawawi, Al-Adzkar, Penerbit Darul Hadits, Kairo, Mesir).

 

Musibah, meski berwujud dalam satu bentuk, bisa dimaknai dalam berbagai sudut pandang. Musibah dapat diartikan sebagai adzab, peringatan, sebagai ujian atau juga cobaan. Cara memahami musibah dari perspektif pertama ini lebih utama karena dapat menimbulkan introspeksi (muhasabah), yang mendorong manusia mengoreksi kekurangan-kekurangannya lalu berusaha memperbaiki diri. 

 

Redaksi doa di atas memberi pesan tentang hakikat kepemilikan yang seluruhnya dikembalikan kepada Allah sebagai Pemilik Sejati. Juga tentang ajaran bahwa segenap musibah tak ada yang sia-sia, bahkan bisa berpahala, bila si penerima musibah mampu menyikapinya secara tepat. Doa tersebut juga mengandung optimisme, ditandai dengan harapan kepada Tuhan akan karunia pengganti yang lebih baik.

 

Demikian doa ketika tertimpa musibah yang diajarkan oleh Rasulullah saw. Doa tersebut merupakan puncak tertinggi tauhid, karena segala sesuatu berasal dari Allah swt dan akan kembali kepada-Nya juga.