• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Kamis, 2 Mei 2024

Syiar

Kapan Malam Lailatul Qadar Tahun 2024?

Kapan Malam Lailatul Qadar Tahun 2024?
Malam Lailatul Qadar Tahun 2024 (Ilustrasi: NU Online)
Malam Lailatul Qadar Tahun 2024 (Ilustrasi: NU Online)

Salah satu bentuk kasih sayang Allah swt kepada umat Muhammad saw adalah dengan adanya malam Lailatul Qadar. Malam yang istimewa, terlebih lagi terjadi pada bulan suci Ramadhan, tentunya sangat dinantikan oleh umat Muslim, karena lebih mulia dari seribu bulan.


Bagi yang beribadah pada malam itu maka sama dengan beribadah selama seribu bulan atau setara dengan 83 tahun 4 bulan. Pada malam itu malaikat turun ke bumi mengucapkan salam kesejahteraan kepada orang-orang yang beriman.


Dalam kitab Ahkamul Qur’an, Ibnu ‘Arabi (1165-1240 M) menjelaskan dengan mengutip pendapat Al-Qadli, “Sungguh umat Muhammad saw telah mendapat anugerah yang tidak akan diberikan kepada umat lain selamanya. Yaitu: Pertama, melakukan shalat lima waktu dengan pahala sebesar shalat lima puluh waktu. Kedua, berpuasa bulan Ramadhan dibalas sebesar puasa selama satu tahun. Ketiga, zakatnya cukup seperempat dari sepersepuluh. Keempat, membaca akhir surat al-Baqarah pahalanya seperti ibadah satu malam penuh. Kelima, shalat Subuh pahalanya seperti ibadah satu malam penuh. Keenam, shalat Isya pahalanya seperti menghidupkan separuh malam. Ketujuh, anugerah yang tidak ada tandingannya, yaitu malam Lailatul Qadar yang lebih utama daripada seribu bulan” (Ahkamul Qur’an li Ibni ‘Arabi, juz 4, hal. 428)


Ibnu ‘Arabi juga mengutip penjelasan Imam Malik dalam al-Muwattha, menyebutkan riwayat Ibnu Qasim dan yang lainnya:


سمعت من أثق به يقول: إن رسول الله صلى الله عليه وسلم أري أعمار الأمم قبله ، فكأنه تقاصر أعمار أمته ألا يبلغوا من العمل مثل ما بلغ غيرهم في طول العمر ، فأعطاه الله ليلة القدر ، وجعلها خيرا من ألف شهر.


Artinya: Aku mendengar seorang yang terpercaya berkata, “Sungguh, Rasulullah saw pernah diperlihatkan usia umat-umat terdahulu. (Melihat itu) Nabi pesimis bahwa usia umatnya tidak akan mampu untuk mencapai amal ibadah yang dilakukan umat-umat tersebut. Kemudian Allah swt memberikan Nabi (dan umatnya) malam Lailatul Qadar yang lebih utama dari seribu bulan” (Ahkamul Qur’an li Ibni ‘Arabi, juz 4, hal 428).


Lalu kapan akan datangnya malam Lailatul Qadar tahun 2024 ini? Tidak ada yang bisa memastikan, karena Allah swt memang merahasiakannya. Tetapi, kita masih bisa memprediksinya melalui pendapat para ulama yang ada.


Salah satu ulama hadits terkemuka dari mazhab Syafi’i, yaitu Ibnu Hajar Al-Asqalani (1372-1449), ada banyak sekali pendapat tentang kapan terjadinya malam Lailatul Qadar. Masing-masing pendapat memiliki landasan argumennya yang kuat.


Ibnu Hajar dalam Fathul Bari menyebutkan ada 45 pendapat soal ketetapan waktu malam Lailatul Qadar. Namun, menurut Ibnu Hajar, dari 45 pendapat itu, yang paling unggul (rajih) adalah pendapat yang mengatakan bahwa malam Lailatul Qadar terjadi pada tanggal ganjil dari 10 malam terakhir bulan Ramadhan. Jatuhnya di malam berbeda pada tiap tahunnya. Dari tanggal-tanggal ganjil itu, yang paling potensial adalah tanggal 21 dan 23 Ramadhan. Sebagaimana pendapat Imam Syafi’i. Sementara menurut mayoritas ulama adalah malam tanggal 27 Ramadhan (Fathul Bari, juz 5, hal. 569).


Dalil-dalil yang mendasari argumen Ibnu Hajar tersebut, pendapat yang mengatakan malam Lailatul Qadar pada tanggal ganjil dari sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan. Berikut dalilnya:


وعن عائشة رضي الله عنها، قالت: كَانَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم - يُجَاوِرُ في العَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ، ويقول: «تَحَرَّوا لَيْلَةَ القَدْرِ في العَشْرِ الأوَاخِرِ مِنْ رَمَضانَ». متفقٌ عَلَيْهِ.


Artinya: Dari Aisyah ra, bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: “Carilah Lailatul Qadar itu dalam malam sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan” (Muttafaq ‘alaih)


Difokuskan oleh hadits berikut,


وعنها رضي الله عنها: أنَّ رسولَ اللهِ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «تَحَرَّوْا لَيْلَةَ القَدْرِ في الوَتْرِ مِنَ العَشْرِ الأوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ». رواه البخاري.


Artinya: Dari Aisyah ra pula, bahwasanya Rasulullah saw bersabda: Carilah Lailatul Qadar itu dalam malam ganjil dari sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan (HR Bukhari).


Atas dasar dua hadits di atas, Ibnu Hajar mengunggulkan pendapat yang mengatakan bahwa malam Lailatul Qadar terjadi pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan. Tepatnya pada malam-malam tanggal ganjil.


Kemudian pendapat yang mengatakan Lailatul Qadar terjadi pada malam ke-23 bulan Ramadhan. Pendapat ini didukung oleh Imam Syafi’i. Dalam satu hadits dijelaskan, salah seorang sahabat Nabi yang bernama Abdullah bin Unais bertanya perihal malam Lailatul Qadar,


يَا رَسُولَ اللَّهِ مَتَى نَلْتَمِسُ هَذِهِ اللَّيْلَةَ الْمُبَارَكَةَ


Artinya: Wahai Rasulullah, kapankah kami bisa memperoleh malam penuh berkah ini?


Rasulullah menjawab:


(الْتَمِسُوهَا هَذِهِ اللَّيْلَةَ) وَقَالَ وَذَلِكَ مَسَاءَ لَيْلَةِ ثَلَاثٍ وَعِشْرِينَ


Artinya: Carilah pada malam ini (malam 23 Ramadhan).


Selanjutnya, pendapat yang mengatakan terjadi pada malam ke-27 bulan Ramadhan. Ini merupakan pendapat mayoritas ulama. Landasan argumennya berdasarkan atsar Ubay bin Ka’ab berikut:


عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ: (وَاللَّهِ إِنِّي لأَعْلَمُهَا وَأَكْثَرُ عِلْمِي هِيَ اللَّيْلَةُ الَّتِي أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِقِيَامِهَا، هِيَ لَيْلَةُ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ


Artinya: Dari Ubay bin Ka’ab, “Demi Allah, sungguh aku mengetahui malam (Lailatul Qadar) tersebut. Puncak ilmuku bahwa malam tersebut adalah malam yang Rasulullah saw memerintahkan kami untuk menegakkan shalat padanya, yaitu malam ke-27” (HR Muslim)


Sementara pendapat yang mengatakan tidak menentu, dalam artian berpindah-pindah setiap tahunnya, bukan hanya tanggal 23 atau 27 saja, berdasarkan banyak riwayat. Di mana setiap riwayatnya ada yang mengatakan tanggal 21, 23, 27, dan 29. Seperti hadits berikut ini:


هي في شهر رمضان في العشر الأواخر, ليلة إحدي وعشرين, أو ثلاث وعشرين, أو خمس وعشرين, أو سبع وعشرين, أو تسع وعشرين, أو آخر ليلة من رمضان, من قامها إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه وما تأخر 


Artinya: Lailatul Qadar berada di bulan Ramadhan pada sepuluh hari terakhirnya, yaitu malam kedua puluh satu, atau kedua puluh tiga, atau kedua puluh lima, atau kedua puluh tujuh, atau kedua puluh sembilan, atau di akhir malam Ramadhan. Barangsiapa shalat malam karena iman dan mengharapkan pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lampau dan dosa yang kemudian (HR Imam Ahmad).


Menjadi sangat panjang bila berbagai pendapat tentang kapan terjadinya malam Lailatul Qadar itu dipaparkan satu persatu dalilnya. Namun kita dapat mengambil hikmahnya, yaitu masih menurut Ibnu Hajar, dalam Fathul Bari-nya, ia menjelaskan, bahwa hikmah dirahasiakannya malam Lailatul Qadar adalah supaya umat Islam bersungguh-sungguh dalam berusaha memperolehnya dengan kesungguhan ibadah. Berbeda jika ditentukan pada tanggal sekian, khawatir kesungguhan ibadahnya hanya malam itu saja (Fathul Bari, juz 5, hal 155).


Berdasarkan uraian di atas, sebagaimana dilansir dari NU Online, tentang kapan waktu terjadinya malam Lailatul Qadar pada tahun ini, sebaiknya pada sepuluh malam terakhir Ramadhan 2024 ini tingkatkan kualitas dan kuantitas ibadah pada setiap malamnya. Semoga Allah mengabulkan permohonan kita, mempertemukan dengan malam Laitul Qadar.
 


Syiar Terbaru