• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Sabtu, 4 Mei 2024

Syiar

Penjelasan tentang Makna Malam Lailatul Qadar

Penjelasan tentang Makna Malam Lailatul Qadar
Penjelasan tentang Makna Malam Lailatul Qadar (Ilustrasi gambar: NU Online)
Penjelasan tentang Makna Malam Lailatul Qadar (Ilustrasi gambar: NU Online)

Sebagai umat Muslim, selain mengetahui kemuliaan malam Lailatul Qadar dan berusaha mendapatkannya pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan, kita juga harus memahami arti dan makna Lailatul Qadar itu sendiri. Dengan mengetahui maknanya, kita tentu akan lebih memahami keutamaan malam itu, dan bisa meningkatkan ketakwaan secara lebih ikhlas.


Benarkah pertanda datangnya malam Lailatul Qadar di antaranya membekunya air, heningnya malam, menunduknya pepohonan, dan sebagainya? Tanda-tanda tersebut harus diimani oleh setiap Muslim berdasarkan pernyataan Al-Qur’an, bahwa: Ada suatu malam yang bernama Lailatul Qadar (QS Al-Qadr: 1) dan malam itu merupakan malam yang penuh berkah di mana dijelaskan atau ditetapkan segala urusan besar dengan kebijaksanaan (QS Ad-Dukhan: 3).


Penulis Kitab Tafsir Al-Misbah, Muhammad Quraish Shihab, dalam buku Membumikan Al-Qur’an, memberikan penjelasan tentang arti dan makna kata qadar, dilansir dari NU Online.


Pertama, qadar berarti penetapan atau pengaturan. Sehingga Lailatul Qadar dipahami sebagai malam penetapan Allah bagi perjalanan hidup manusia. Pendapat ini dikuatkan oleh penganutnya dengan firman Allah pada QS Ad-Dukhan ayat 3. 


Ada ulama yang memahami penetapan itu dalam batas setahun. Al-Qur’an yang turun pada malam Lailatul Qadar diartikan bahwa pada malam itu Allah swt mengatur dan menetapkan khitthah dan strategi bagi Nabi-Nya, Muhammad saw untuk mengajak manusia kepada agama yang benar yang pada akhirnya akan menetapkan perjalanan sejarah umat manusia, baik sebagai individu maupun kelompok.  


Kedua, qadar berarti kemuliaan. Malam tersebut adalah malam mulia yang tiada bandingnya. Ia mulia karena terpilih sebagai malam turunnya Al-Qur’an serta karena ia menjadi titik tolak dari segala kemuliaan yang dapat diraih.   


Kata qadar yang berarti mulia ditemukan dalam ayat ke-91 Surat Al-An’am yang berbicara tentang kaum musyrik: Ma qadaru Allaha haqqa qadrihi idz qalu ma anzala Allahu ‘ala basyarin min syay’i (mereka itu tidak memuliakan Allah sebagaimana kemuliaan yang semestinya, tatkala mereka berkata bahwa Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada manusia).  


Ketiga, qadar berarti sempit. Malam tersebut adalah malam yang sempit, karena banyaknya malaikat yang turun ke bumi, seperti yang ditegaskan dalam Surat Al-Qadar: “Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.”


Kata qadar yang berarti sempit digunakan oleh Al-Qur’an antara lain dalam ayat ke-26 Surat Ar-Ra’du: “Allah yabsuthu al-rizqa liman yasya’ wa yaqdiru” (Allah melapangkan rezeki bagi yang dikehendaki dan mempersempitnya bagi yang dikehendakinya). 


Berikut QS Al-Qadr ayat 1-5:  


إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (١)


Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan.  


وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (٢)


Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?  


لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (٣)


Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.   


تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (٤)


Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. 


سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ (٥)


Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.
 


Syiar Terbaru