• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Kamis, 25 April 2024

Syiar

Doa dan yang Dilakukan Rasulullah saw Ketika Hujan Deras dan Angin Kencang

Doa dan yang Dilakukan Rasulullah saw Ketika Hujan Deras dan Angin Kencang
sumber gambar dari https://news.detik.com/berita/d-6182299/bmkg-ungkap-penyebab-masih-sering-hujan-di-musim-kemarau
sumber gambar dari https://news.detik.com/berita/d-6182299/bmkg-ungkap-penyebab-masih-sering-hujan-di-musim-kemarau

Beberapa hari terakhir ini kerap terjadi hujan deras yang disertai angin kencang di sejumlah daerah. Bahkan ada juga yang mengakibatkan banjir, longsor, dan merusak rumah-rumah penduduk.

 

Hujan yang turun sedemikian deras baik siang maupun malam, kadang menimbulkan kekhawatiran akan disertai hal-hal yang tidak diinginkan. Karena itu, selain penanganan secara profesional, sangat diperlukan juga dukungan spiritual berupa doa, agar hujan tidak menimbulkan bencana.


Dilansir dari Doa dan Tindakan Rasulullah saat Hujan Deras dan Angin Kencang,  dalam beberapa riwayat, setiap kali hendak terjadi hujan dan angin besar (puting beliung) Rasulullah saw selalu membaca doa atau melakukan sesuatu. Imam Abu Bakr al-Thuthusyi al-Andalusi (450-520 H) merangkum riwayat-riwayat tersebut dalam kitabnya, al-Du’a al-Ma’tsûr wa Âdâbuhu wa Mâ Yajibu ‘alâ al-Dâ’î Ityâ’nuhu wa Ijtinâbuhu.

 

Pertama, Rasulullah membuka atau menyingkap bajunya ketika hujan turun. Imam Abu Bakr al-Thurthusyi mencatat:

 

  وروي مسلم في صحيحه، وأبو داود عن أنس قال: كان النبي صلي الله عليه وسلم إذا رأي المطر كشف ثوبه، وقال أبو داود: يحسر ثوبه عنه ثم اتفقا حتي أصابه، فقلنا: يا رسول الله، لم صنعت هذا؟ فال: لأنه حديث عهد
 بربه  

 

Artinya: Diriwayatkan (Imam) Muslim dalam Kitab Shahihnya, dan (Imam) Abu Dawud, dari Anas, ia berkata: Nabi ketika melihat hujan, beliau membuka bajunya. (Riwayat lain dari Imam) Abu Dawud, (Anas) berkata: Nabi menyingkap pakaiannya hingga terkena guyuran hujan. Kami berkata: Ya Rasulullah, kenapa tuan berbuat seperti ini? Rasulullah menjawab: Karena hujan merupakan rahmat yang diberikan Allah (Imam Abu Bakr al-Thuthusyi al-Andalusi, al-Du’a al-Ma’tsûr wa Âdâbuhu wa Mâ Yajibu ‘alâ al-Dâ’î Ityâ’nuhu wa Ijtinâbuhu, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 2002, halaman 170).

 

Makna kalimat, “liannahu hadîts ‘ahd bi rabbihi,” pada hadits di atas, menurut Imam al-Nawawi adalah:  

 

 معناه أن المطر رحمة وهي قريبة العهد بخلق الله تعالى لها فيتبرك بها وفي هذا الحديث دليل لقول أصحابنا أنه يستحب عند أول المطر أن يكشف غير عورته ليناله المطر  

 

Artinya:  Maknanya, sesungguhnya hujan adalah rahmat, yaitu rahmat yang baru saja Allah ta’ala ciptakan, kemudian Rasulullah bertabarruk (mengambil berkah) dengan hujan tersebut. Hadits ini merupakan dalil untuk pendapat ashab syafi’iyyah (mazhab syafi’i) bahwa sesungguhnya disunnahkan di saat awal (turunnya) hujan untuk membuka (pakaian) selain aurat hingga terkena air hujan (Imam Yahya bin Syarraf al-Nawawi, Shahîh Muslim bi Syarh al-Nawawi, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilimiyyah, 2017, juz 3, halaman 173). 

 

Kedua, doa Rasulullah ketika melihat awan hitam yang kelam (mendung tebal). Beliau akan bergegas meninggalkan semua pekerjaannya dan langsung membaca doa berikut ini (HR Imam Abu Dawud, Imam Ahmad, dan Imam al-Baihaqi):

 

   وروت عائشة رضي الله عنها أن النبي صلي الله عليه وسلم كان إذا رأي ناشئا في أفق السماء ترك العمل, وإن كان في الصلاة ثم يقول: ((اللهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا)) فإن أمطرنا قال: (اللهُمَّ صَيِّبًا هَنِيْئًا)

 

Artinya:   Diriwayatkan Sayyidah Aisyah ra sesungguhnya Nabi saw ketika melihat awan hitam di langit, beliau langsung meninggalkan pekerjaan, meskipun beliau sedang melakukan shalat, kemudian berucap: Allahumma innî a’ûdzu bika min syarrihâ (ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari keburukan awan ini). Dan ketika turun hujan, beliau berucap: Allahumma shayyiban nâfi’an (ya Allah turunkanlah hujan yang membawa manfaat dan kesenangan). (Imam Abu Bakr al-Thuthusyi al-Andalusi, al-Du’a al-Ma’tsûr wa Âdâbuhu wa Mâ Yajibu ‘alâ al-Dâ’î Ityâ’nuhu wa Ijtinâbuhu, halaman 170-171).

 

Ketiga, riwayat yang menjelaskan adab seorang mukmin ketika melihat atau menjumpai angin besar agar angin tersebut tidak menjadi bencana dan malapetaka. Berikut haditsnya (HR Imam Abu Dawud, Imam al-Tirmidzi, Imam Ibnu Majah dan Imam Ahmad):  

 

 عن أبي هريرة قال: سمعت النبي صلي الله عليه وسلم يقول: الريح من روح الله تعالي تأتي بالرحمة وتأتي بالعذاب, فإذا رأيتموها فلا تسبوها واسألوا الله خيرها واستعيذوا بالله من شرها  

 

Artinya: Dari Sayyidina Abu Hurairah ra beliau berkata: Aku mendengar Nabi saw bersabda: Angin adalah bagian dari pemberian Allah, bisa membawa rahmat dan juga bisa membawa azab. Jika kalian melihatnya, jangan mencelanya, mohonlah kepada Allah kebaikannya dan berlindunglah kepada Allah dari keburukannya (Imam Abu Bakr al-Thuthusyi al-Andalusi, al-Du’a al-Ma’tsûr wa Âdâbuhu wa Mâ Yajibu ‘alâ al-Dâ’î Ityâ’nuhu wa Ijtinâbuhu, halaman 171)  

 

Keempat, doa Rasulullah ketika melihat awan mendung. Beliau memohon agar awan yang membawa hujan tidak menjadi penyebab azab atau bencana, tapi rahmat. Berikut riwayatnya (HR Imam Ibnu Majah dan Imam al-Nasai):  

 

 وروي عن ابن المسيب أن رسول الله صلي الله عليه وسلم كان إذا رأي السحاب قال: (اللهُمَّ سَيْبَ رَحْمَةٍ وَلَا سَيْبَ عَذَابٍ)   

 

Artinya: Diriwayatkan dari Ibnu al-Musayyab, sesungguhnya Rasulullah saw ketika melihat awan, beliau bersabda: “Allahumma saiba rahmatin wa lâ saiba ‘adzâbin” (ya Allah, berikanlah rahmat dan jangan berikan azab) (Imam Abu Bakr al-Thuthusyi al-Andalusi, al-Du’a al-Ma’tsûr wa Âdâbuhu wa Mâ Yajibu ‘alâ al-Dâ’î Ityâ’nuhu wa Ijtinâbuhu, halaman 170-171)

 

Semoga kita terhindarkan dari segala bencana, dan dimudahkan untuk selalu berdoa kepada-Nya pada saat hujan turun. Karena sesungguhnya hujan adalah rahmat yang diberikan Allah kepada hamba-Nya.


Syiar Terbaru