Haul KH Puji Laras Ke-4: Haul Bukan Hanya Mengenang, Tapi Merawat Robhitoh dan Tradisi Santri
Selasa, 1 Juli 2025 | 12:54 WIB
Pesisir Barat, NU Online Lampung
Pondok Pesantren Mustika Rahmat menggelar Haul ke-4 KH Puji Laras atau Simbah Sodri bin Ahmad Ikhsan, di halaman pesantren yang terletak di Ujung Pandang, Pekon (Desa) Suka Maju, Kecamatan Ngaras, Kabupaten Pesisir Barat, Ahad (29/6/2025).
Acara Haul yang digelar rutin setiap tahun ini dihadiri oleh para ulama, santri, dan masyarakat dari berbagai daerah. Peringatan Haul ke-4 ini juga diisi dengan mauidhoh hasanah oleh KH Musyaffa' Ahmad Alhafidz, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Qodir, Batu Tegi, Kabupaten Tanggamus.
Dalam ceramahnya, KH Musyaffa’ menyampaikan, Haul adalah tradisi umat Islam untuk mengenang dan mendoakan ulama atau tokoh agama yang telah wafat. Haul juga menjadi momen meneladani jasa dan perjuangan mereka.
“Majelis haul ini sangat mulia, sebab di dalamnya ada dzikir, doa, dan ilmu. Bahkan duduk di majelis ilmu lebih utama dari seribu rakaat shalat sunnah dan lebih utama dari menjenguk seribu orang sakit,” tegasnya.
Ia mengatakan, mengikuti majelis haul seorang ulama dan auliya adalah salah satu jalan mendapatkan keberkahan dan mendekatkan diri kepada Allah swt.
Sementara itu, Pengasuh Ponpes Mustika Rahmat, KH Mashuri, dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada seluruh panitia, tamu undangan, dan masyarakat yang telah berpartisipasi menyukseskan acara haul.
"Makna dari kata haul tidak hanya berarti tahun, tetapi juga bermakna kekuatan (power), seperti dalam kalimat laa haula wa laa quwwata illa billah," ungkapnya.
Ia berharap, semoga dengan Haul ini, hubungan spiritual (robhitoh) antara simbah kiai dan para santri serta muhibbin tetap terjaga. KH Mashuri juga menegaskan semua yang hadir dalam haul ini sejatinya adalah santri dan muhibbin Simbah Sodri, hanya berbeda tugas dan peran masing-masing.
Selain mengaji Al-Qur’an dan kitab kuning, Pondok Pesantren Mustika Rahmat juga mengadakan rutinan Majelis Dzikir dan Shalawat setiap malam Ahad Kliwon. Dzikir ini merupakan ijazah langsung dari KH Puji Laras sebelum wafat.
“Simbah Sodri mengijazahkan dzikir ini kepada santri, jamaah, dan muhibbin sebelum wafat. Ini menjadi amalan rutin yang terus kami lestarikan,” ujar KH Mashuri.
Diketahui, KH Puji Laras wafat pada 16 Agustus 2021 bertepatan dengan 7 Muharram 1443 H dalam usia sekitar 90 tahun dan dimakamkan di kompleks Pondok Pesantren Mustika Rahmat. Makam beliau kini menjadi salah satu tujuan ziarah, bahkan dari luar daerah dan Pulau Jawa.
Hadir dalam haul ini sejumlah tokoh dan dzurriyah KH Puji Laras, antara lain Gus Umar, putra Simbah Sodri dari Pringsewu, Tubagus Salim (Tanjung Karang) Tubagus Mudzakar (Pintau).
Kemudian KH Zainudin, santri Hadrotussyekh KH M Hasyim Asy’ari, Abah Ilham, pengurus Ansor, para kiai, ustadz, dan jamaah dari berbagai daerah, seperti Pesisir Barat, Lampung Barat, Tanggamus, hingga Pringsewu.
(Sobri)
Terpopuler
1
IPNU IPPNU Tulang Bawang Gelar LAKMUD II, Cetak Kader Muda Tangguh di Era Disrupsi
2
Perkuat Tata Kelola LAZISNU, MWCNU Punduh Pidada Kunjungi MWCNU Way Lima
3
Beberapa Peristiwa yang Terjadi di Bulan Muharram
4
LAZISNU MWCNU Negeri Katon Gelar Santunan Anak Yatim di Ponco Kresno Pesawaran
5
Dalil 10 Muharram Mengusap Kepala Anak Yatim
6
Dalil Anjuran Berbagi di Bulan Muharram
Terkini
Lihat Semua