• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Senin, 29 April 2024

Syiar

Bulan Rajab saatnya Memperbaiki Kualitas Shalat Kita

Bulan Rajab saatnya Memperbaiki Kualitas Shalat Kita
Bulan Rajab saatnya Memperbaiki Kualitas Shalat Kita. (Foto: NU Online)
Bulan Rajab saatnya Memperbaiki Kualitas Shalat Kita. (Foto: NU Online)

Pada bulan Rajab ada satu peristiwa yang sangat penting bagi umat Islam, yaitu Isra’ dan Mi’raj. Dalam peristiwa Isra Mi’raj itu Nabi Muhammad saw dan umatnya diperintahkan untuk melaksanakan shalat lima waktu dalam sehari semalam.


Begitu istimewanya shalat, sampai Allah mewahyukan perintah shalat di tempat yang istimewa. Di suatu tempat di atas langit ketujuh, di atas sidratul muntaha. Tempat yang tidak pernah sekali pun dilakukan kufur, syirik, dosa, dan maksiat di dalamnya.


Dengan diperintahkannya shalat lima waktu itu menunjukkan betapa pentingnya ibadah shalat ditegakkan oleh setiap Muslim. Dalam Al-Qur’an perintah menegakkan shalat itu diulang sampai lebih dari 80 kali. Dalam hadits juga banyak disebutkan agar umat Islam menegakkan shalat dengan baik di mana saja kita berada.


Shalat adalah salah satu rukun Islam dan sangat menentukan kualitas keimanan kita, apakah kuat atau lemah. Tentu saja shalat harus dilakukan dengan benar dan baik, memenuhi syarat dan rukun serta ketentuan lainnya, disertai dengan rasa khusuk dan keikhlasan.


Allah swt berfirman: 


حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلَاةِ الْوُسْطَىٰ وَقُومُوا للهِ قَانِتِينَ ﴿البقرة: ٢٣٨﴾ 


Artinya: Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wustha (shalat Ashar). Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyuk (QS al-Baqarah: 238). 


Rasulullah saw bersabda:


خَـمْسُ صَلَوَاتٍ كَتَبَهُنَّ اللهُ عَلَى الْعِبَادِ، فَمَنْ جَاءَ بِهِنَّ لَمْ يُضَيِّعْ مِنْهُنَّ شَيْئًا اسْتِخْفَافًا بِحَقِهِنَّ كَانَ لَهُ عِنْدَ اللهِ عَهْدٌ أَنْ يُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ، وَمَنْ لَمْ يَأْتِ بِهِنَّ فَلَيْسَ لَهُ عِنْدَ اللهِ عَهْدٌ إِنْ شَاءَ عَذَّبَهُ وَإِنْ شَاءَ أَدْخَلَهُ الْجَنَّةَ (رواه البيهقيّ) 


Artinya: Ada lima shalat yang Allah wajibkan atas para hamba. Barangsiapa melaksanakannya dan tidak melalaikan salah satu darinya, maka ia mendapatkan janji dari Allah akan dimasukkan ke surga. Dan barangsiapa tidak melaksanakannya, maka ia tidak mendapatkan janji dari Allâh tersebut. Jika Allah menghendaki, maka Ia menyiksanya dan jika Allah menghendaki, maka Allah memasukkannya ke surga (HR Al Bayhaqi).  


Dilansir dari NU Online, shalat kedudukannya sangat agung, karena ia adalah amal yang paling utama setelah iman. Barangsiapa yang menjaga dan memeliharanya,  sesungguhnya ia telah menjaga agamanya.


Dan barangsiapa yang terhadap shalat ia lalai, maka terhadap selain shalat, pastilah ia lebih abai. Begitu agungnya shalat, dalam beberapa ayat Al-Qur’an shalat sering disebutkan secara beriringan dengan iman kepada Allah dan Rasul-Nya. Di antaranya ayat berikut: 


إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (البقرة: ٢٧)


Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal shaleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala yang diberikan Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati (QS al-Baqarah: 277).


Para ulama Ahlussunnah mengatakan bahwa, jika seseorang meninggalkan shalat karena mengingkari kewajibannya atau melecehkannya, maka ia telah kafir. Sedangkan jika ia meninggalkannya karena malas, maka ia tidak kafir, tetapi dihukumi fasiq, pelaku dosa besar. Dalam hidup ini kita bisa saja menunda jadwal perjalanan atau pekerjaan, sedangkan kematian adalah kepastian yang tidak bisa ditunda atau dibatalkan. 


Rasulullah saw bersabda:  


رَأْسُ الأَمْرِ الإِسْلامُ، وَعَمُودُهُ الصَّلاةُ (أخرجه أحمد والنسائي والترمذي وغيرهم وقال: حديث حسن صحيح) 


Artinya: Induk dari segala perkara adalah Islam dan tiangnya adalah shalat (HR Ahmad, an-Nasaa’i, at-Tirmidzi dan lain-lain. At-Tirmidzi berkata: Hadits ini hasan shahih). 


Namun jangan pula kita menjadi umat yang melaksanakan shalat,  namun hatinya lalai, atau bisa dikatakan pada hakekatnya mereka tidak shalat.


Nabi Muhammad saw menyitir kelompok ini dalam salah satu haditsnya: 


يأَتِى عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ يُصَلّوْنَ وَلاَ يُصَلُّوْنَ (رواه أحمد) 


Artinya: Akan datang suatu masa menimpa manusia, banyak yang melakukan shalat, padahal sebenarnya mereka tidak shalat (HR Ahmad, No 47).


Dengan demikian pada bulan Rajab yang mulia ini, sudah selayaknya kita mengevaluasi kualitas shalat kita. Pada bulan peringatan Isra’ dan Mi’raj ini, mari jadikan momentum untuk memperbaiki kualitas shalat kita. 


Shalat yang berkualitas adalah shalat yang sah dan diterima oleh Allah swt. Shalat seseorang dikatakan sah apabila telah memenuhi seluruh syarat sah dan rukunnya serta menjauhi semua hal yang dapat membatalkannya.
 


Syiar Terbaru