• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Kamis, 25 April 2024

Syiar

Puasa Syawal, Haruskah Beruntun?

Puasa Syawal, Haruskah Beruntun?
Assalamualaikum wr.wb. Mohon bertanya pak kiai. Apa hukum puasa enam hari pada bulan syawal? Apa pahalanya? Apakah harus enam hari secara beruntun? Jawaban * Hukum puasa enam hari pada bulan Syawal ini adalah sunah menurut mayoritas ulama. Telah diriwayatkan dari Abu Ayub al-Anshari Ra. Bahwa Rasulullah Saw. Bersabda: من صام رمضان ثم أتْبَعَه ستا من شوال كان كصيام الدهر Barang siapa yang puasa Ramadan dan melanjutkannya dengan puasa enam hari pada bulan Syawal maka ia seolah-olah berpuasa setahun penuh.  (HR. Muslim).  * Keutamaan puasa Syawal: Orang yang puasa Ramadan dan dilanjutkan dengan puasa enam hari di bulan Syawal seakan-akan berpuasa satu tahun, karena -secara umum- puasa 30 hari Ramadan ditambah dengan 6 hari Syawal, dikali 10 (karena setiap satu kebaikan dilipat gandakan menjadi sepuluh kali lipat) sama dengan 360, dan ini adalah jumlah hari dalam satu tahun Hijriah. Ini menunjukkan pada tiga hal: 1.Puasa Syawal dapat menutupi kekurangan dalam menjalani puasa Ramadan. Para ulama memperhatikan bahwa puasa sunah Syawal bagi puasa wajib Ramadan bagaikan salat sunah ba`diyah (yang dilakukan setelah salat wajib). Begitu juga puasa sunah bulan Sya`ban sebelum puasa wajib Ramadan seperti halnya salat sunah qabliyah (yang dilakukan sebelum salat wajib). Ini semua berguna untuk menyempurnakan segala kekurangan dalam melaksanakan ibadah yang wajib. 2. Puasa Syawal adalah tanda diterimanya puasa Ramadan. Hal ini karena ibadah yang diterima adalah ibadah yang melahirkan ibadah selanjutnya. Insya Allah puasa Syawal adalah ketaatan yang dilahirkan oleh ketaatan puasa Ramadan. Semoga ini tanda diterimanya Ramadan. 3. Puasa Syawal adalah tanda bahwa seorang yang telah puasa Ramadan tidaklah pernah lelah atau bosan puasa. *  Puasa enam hari bulan Syawal tidak harus enam hari secara beruntun, namun waktunya terbuka selama bulan Syawal. Maka kita boleh puasa Syawal sekaligus puasa sunah lainnya, seperti puasa Senin dan Kamis atau puasa ayyām bīdh, yaitu puasa tanggal 13, 14 dan 15. Namun lebih baiknya puasa secara langsung dan berurutan (dari tanggal 2 hingga 7 Syawal). Mari kita segera puasa Syawal setelah selesainya hari raya Idul Fitri.  (Al-Fatāwā al-Ramdhāniyah, hal: 78-79) (Dijawab oleh Maulana Syaikh Ali Jum’ah)  


Editor:

Syiar Terbaru