Opini

Pentingnya Lingkungan yang Ramah Anak untuk Masa Depan

Senin, 28 Oktober 2024 | 11:02 WIB

Pentingnya Lingkungan yang Ramah Anak untuk Masa Depan

Dosen Fakultas Syariah UIN Raden Intan Lampung, Agus Hermanto (Foto: Istimewa)

Lingkungan yang sehat adalah harapan setiap kehidupan, tidak hanya untuk kalangan orang tua, melainkan juga untuk anak-anak. Orang tua adalah madrasah pertama pada anaknya, terutama seorang ibu, namun demikian bahwa memberikan lingkungan yang nyaman bagi anak adalah hal yang lazim untuk dilakukan, karena jika hal ini diabaikan, maka akan berdampak buruk pada mental anak.


Orang tua tidak boleh coba-coba dalam memberikan lingkungan pada anak-anaknya, karena jika orang tua lalai, atau lengah akan mengancam mental seorang anak. Orang tua yang membiasakan lingkungan kotor, sejatinya juga menanamkan jiwa kotor pada anaknya, karena bersih adalah akhlak, dan orang yang memiliki akhlak mulia tidak akan memalukan keburukan.


Orang tua yang sering marah-marah, teriak-teriak artinya telah menanamkan keburukan lingkungan pada anaknya, apalagi selalu berkata kotor bahkan kekerasan. Lingkungan yang seperti ini jika diwujudkan dalam sebuah keluarga akan senantiasa membawa dampak buruk pada masa depan anak.


Rumah adalah ruang bagi keluarga dan lingkungan hidup yang paling kecil, sehingga orang tua harus mampu membangkitkan gairah ekologi nya demi masa kenyamanan bagi keluarga dan anak-anak nya. Maka tugas orang tua harus mampu mewujudkan (baitiy jannatiy) rumahku adalah surgaku.


Ketika rumah baik maka keluarga akan nyaman, tumbuh berkembang dengan baik hingga belajar nyaman di rumah, bermain di rumah dengan nyaman, hingga keluarga yang memiliki lingkungan yang nyaman hidupnya akan tentram dan harmoni.


Selanjutnya bahwa lingkungan luar rumah yaitu lingkungan yang lebih luas adalah masyarakat, sebuah keluarga khususnya orang tua harus mampu memberikan kenyamanan pada anak terhadap lingkungan luar rumahnya, karena ketika seseorang yang hidup di lingkungan Islami, anakpun akan terbangun mentalnya hingga menjadi yang terbaik pola hidupnya.


Sebaliknya bahwa lingkungan luar rumah yang buruk akan dapat mempengaruhi psikomotorik anak. Seorang anak yang nyaman hidup pada lingkungan keluarga juga harus mendapatkan potensi yang sama di lingkungan luar rumahnya. Seperti halnya anak yang hidup di lingkungan buruk, jahat maka anakpun akan terbentuk sifat buruk dan jahat.


Seperti pepatah mengatakan bahwa ketika orang berada dekat tukang penjual minyak wangi, maka bajunya akan juga harum, tapi sebaliknya ketika anak bergaul dengan lingkungan buruk, pastilah akan menempel kepada anak atas keburukan tersebut.


Sebuah lingkungan yang baik tidak cukup dirasakan oleh seseorang, melainkan juga seyogianya juga diberikan kepada semua orang. Dalam konteks orang banyak tentunya berbicara tentang populasi dan juga berbicara komunitas yaitu masyarakat.


Maka, seyogianya dalam suatu pembagunan yang dilakukan oleh pemerintah haruslah ramah terhadap anak, tata kota dan kelola kota hingga lembaga pendidikan dan taman bermain.


Dalam wilayah kompleks perumahan misalnya, kenyamanan terhadap anak juga harus dipikirkan, seperti adanya taman ramah anak juga terhindar dari keburukan yang akan mengancam anak, seperti parit depan rumah, teras dan juga alur jalan depan rumah haruslah dipastikan nyaman dan ramah pada anak.


Hal ini mestinya menjadi tanggung jawab bersama dan menjadi role model yang dapat menjadi contoh ideal dalam hal lingkungan. Seperti harus adanya lomba bersih komplek, yang kemudian akan menjadi percontohan. Percontohan inilah yang kemudian juga akan bernilai dakwah ekologi.


Agus Hermanto, Dosen Fakultas Syariah UIN Raden Intan Lampung