Eksplorasi Signifikansi Lesbumi NU, Pendidikan Sufistik dan Media Dakwah di Bumi Tapis Berseri
Signifikansi peran Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia Nahdlatul Ulama (Lesbumi NU) di Provinsi Lampung tidak dapat diremehkan. Lembaga ini mengemban peranan yang esensial dalam mengonfigurasi serta mengagungkan pemahaman ontologis keberagamaan dan spiritualitas entitas Muslim di ruang geografis tersebut.
Dalam paradigma pendidikan Sufistik, Lesbumi NU menjadi entitas edukatif yang memberikan ilmu sufistik dan dimensi spiritualitas Islam bagi komunitas masyarakat di Lampung.
Pendidikan sufistik tidak hanya menjadi manifestasi epistemiologis, melainkan pula menjadi mekanisme ontogenetik yang membentuk etika, moralitas, dan kualitas eksistensial rohaniah individu Muslim.
Keberadaan Lesbumi NU memungkinkan masyarakat Lampung mendapatkan akses yang lebih semantik terhadap pengetahuan dan tatanan eksperiential sufistik yang kongruen dengan doktrin Islam Ahlussunnah wal Jamaah.
Secara subsequential, selaku instansi seni dan budaya Muslim, Lesbumi NU memiliki potensi signifikan sebagai medium dakwah. Dimensi estetika seni dan budaya memiliki magnetisme epistemologis yang andal dalam mengartikulasikan pesan-pesan agama kepada entitas masyarakat.
Dengan mengksploitasi medium seni tradisional dan budaya lokal, Lesbumi NU mampu melahirkan karya-karya yang bukan hanya estetik namun juga mencerahkan pemahaman Islam secara positif dan mendalam bagi komunitas Lampung.
Imperatif bagi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk menaruh perhatian yang mendalam terhadap Lesbumi NU di Provinsi Lampung. Dukungan finansial, proses pembinaan, dan kontrol yang intensif akan memperkokoh peran serta fungsi Lesbumi NU dalam menyampaikan pendidikan sufistik dan berfungsi sebagai medium dakwah di lingkup tersebut.
Kolaborasi dengan entitas lembaga lain dapat ditingkatkan guna memperbesar cakupan serta efek dari aktivitas Lesbumi NU. Lesbumi NU juga menjadi penyangga substantif dalam pemeliharaan dan pengembangan seni serta budaya Islam lokal di Lampung.
Ini bukan semata-mata memberikan kontribusi pada perkembangan seni, melainkan juga memantapkan identitas Islam di tengah divergensi budaya di wilayah tersebut. Terakhir, Lesbumi NU memiliki kapabilitas untuk menjadi locus pengembangan komunitas yang dinamis dalam ranah kegiatan sosial, keagamaan, dan kultural.
Penguatan jaringan komunitas ini akan merentangkan dampak positif Lesbumi NU dan melibatkan kontribusi nyata dalam menggalakkan pendidikan sufistik dan dakwah di Provinsi Lampung.
Dengan demikian, penekanan serius yang diberikan oleh Pengurus Besar NU pada Lesbumi NU di Provinsi Lampung menjadi titik kritis untuk memastikan bahwa lembaga ini mampu memainkan perannya secara maksimal.
Dalam menghadirkan pendidikan sufistik, berperan sebagai medium dakwah, serta mempertajam dan mengamankan warisan seni dan budaya Islam di Provinsi Lampung.
Ikhtiar P Pratama, Pengurus Wilayah Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia Nahdlatul Ulama Provinsi Lampung
