Keunikan Bahasa Latin Eropa sebagai Bahasa Ilmiah Dunia
Kamis, 26 September 2024 | 11:37 WIB
Yudi Prayoga
Penulis
Pada tahun 2001 silam Dewan Eropa, menetapkan adanya Hari Bahasa Eropa. Hari ini diperingati sebagai ajang mempromosikan keberagaman dan budaya Eropa ke kancah internasional.
Momen ini dimanfaatkan sebagai peningkatan dan kemampuan untuk mempelajari bahasa-bahasa bangsa lainnya sesama Eropa. Bisa dengan kursus, meriset budaya dan bahasanya, hingga menonton film yang berkenaan dengan Eropa.
Salah satu bahasa Eropa yang paling unik adalah bahasa Latin, karena bahasa tersebut digunakan sebagai bahasa ilmiah seluruh dunia.
Mengutip artikel dari laman Iowa State University berjudul Latin Linguistics - A Useful Tool in Horticulture, alasan bahasa Latin digunakan sebagai penamaan ilmiah karena dianggap sebagai bahasa “mati”.
Bahasa “mati” artinya tidak lagi digunakan untuk percakapan sehingga tidak ada perubahan kosakata, susunan kalimat dan tata bahasa, sejak dari zaman dulu hingga saat ini. Jadi kita dapat mengandalkan nama Latin untuk mengartikan hal yang persis sama dengan yang terjadi 300 tahun yang lalu.
Berikut beberapa keunikan dari bahasa Latin yang menjadi menjadi bahasa ilmiah karena beberapa alasan historis dan praktis:
Pertama, Warisan Kekaisaran Romawi
Bahasa Latin adalah bahasa resmi Kekaisaran Romawi, yang memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan di Eropa. Setelah runtuhnya Kekaisaran Romawi, bahasa Latin tetap digunakan oleh gereja Katolik dan lembaga pendidikan yang menjadi pusat intelektual pada Abad Pertengahan.
Kedua, Bahasa Gereja dan Pendidikan
Gereja Katolik memainkan peran utama dalam pendidikan dan penyebaran ilmu pengetahuan di Eropa selama berabad-abad. Latin adalah bahasa liturgi dan pendidikan, sehingga karya ilmiah yang dihasilkan oleh para sarjana gereja ditulis dalam bahasa Latin.
Ketiga, Bahasa Internasional Ilmuwan
Pada masa Renaisans dan hingga abad ke-17, Latin berfungsi sebagai bahasa universal para ilmuwan. Bahasa Latin memungkinkan para ilmuwan dari berbagai negara untuk berkomunikasi dan bertukar ide tanpa terhalang oleh batas bahasa nasional.
Keempat, Stabilitas dan Netralitas
Latin adalah bahasa mati, artinya tidak mengalami perubahan yang cepat seperti bahasa-bahasa modern. Hal ini menjadikan Latin sebagai bahasa yang stabil untuk terminologi ilmiah, karena maknanya tidak berubah seiring waktu. Selain itu, Latin juga dianggap netral karena tidak terkait dengan negara atau kebudayaan tertentu pada masa modern.
Kelima, Pengaruh dalam Terminologi Ilmiah Modern
Meskipun sekarang bahasa Latin sudah tidak digunakan secara luas dalam karya ilmiah, banyak istilah ilmiah dalam biologi, kedokteran, hukum, dan bidang lain masih menggunakan akar kata dari bahasa Latin. Hal ini menjadikan Latin tetap relevan dalam pembentukan istilah ilmiah.
Penggunaan bahasa Latin sebagai penamaan ilmiah tidak bisa dipisahkan dari campur tangan Carolus Linnaeus. Carolus Linnaeus adalah seorang naturalis Swedia yang membuat sistem binomial (bi= dua dan nom= nama).
Sistem binomial membuat suatu organisme diidentifikasi dengan nama genus dan spesiannya menggunakan bahasa Latin. Dan ini lebih memudahkan dalam mengingat dan mengelompokkan organisme. Organisasi Conservation Made Simple menjelaskan sebelum ada sistem binomial, penamaan spesies dapat diubah sesuka hati.
Banyak tumbuhan dan hewan tersebar di seluruh bumi, sehingga muncul suatu keharusan untuk sistem penamaan. Kehadiran Linnaeus dengan memperkenalkan sistem penamaan yang disederhanakan membereskan kekacauan itu. Dia mengelompokkan organisme yang berkerabat dekat menjadi klasifikasi modern yakni berdasarkan: kingdom, filum, kelas, ordo, famili, genus, dan spesies.
Salah satu contohnya adalah penamaan ilmiah singkong dengan nama “Manihot esculenta”. Nama ini terdiri dari dua bagian:
Pertama, Manihot: Nama genus, yaitu kelompok spesies yang memiliki karakteristik yang sama.
Kedua, Esculenta: Nama spesies yang merujuk pada ciri khas tanaman ini, yaitu bisa dimakan (esculenta berarti “dapat dimakan” dalam bahasa Latin).
Penamaan ilmiah ini mengikuti sistem binomial nomenclature yang digunakan dalam taksonomi untuk penamaan spesies makhluk hidup.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Jelang Akhir Ramadhan, Mari Mengevaluasi Ibadah Puasa Kita
2
Niat Zakat Fitrah untuk Diri Sendiri, Istri, Anak dan Keluarga
3
Panduan Lengkap Shalat Jamak Qashar Bagi Pemudik Lebaran
4
Khutbah Jumat: Mengevaluasi Diri di Penghujung Bulan Ramadhan
5
Doa Akhir Ramadhan, Dibaca setelah Ashar
6
Baca Doa Ini untuk Perjalanan Mudik Lebaran
Terkini
Lihat Semua