Khutbah Jumat: Peristiwa Isra' Mi’raj dan Penghambaan Umat Islam
Rabu, 22 Januari 2025 | 06:52 WIB
Yudi Prayoga
Penulis
Bulan Rajab menjadi salah satu waktu yang penuh dengan keberkahan. Dalam sejarah Islam, peristiwa penting terjadi pada bulan ini, yaitu Isra' Mi'raj Nabi Muhammad saw.
Peristiwa ini menjadi momen penting dalam penegasan kewajiban shalat lima waktu bagi umat Islam. Isra' Mi'raj yang terjadi pada 27 Rajab, bertepatan dengan 27 Januari 2025 pada tahun ini.
Khutbah I
اَلْحَمْدُ لله الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَـقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اله إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الله. اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى أله وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ أمَّا بَعْدُ فَيَاعِبَادَ الله أُوْصِيْكُم وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْن ، اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ ، فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Hadirin Rahimakumullah.
Pada kesempatan yang mulia ini, di atas mimbar, khatib mengajak kepada jamaah Jumat sekalian untuk selalu meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah swt, yakni dengan sungguh-sungguh menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Karena dengan takwa inilah Allah menjanjikan kemuliaan bagi hamba-hamba-Nya. Hal ini sebagaimana termaktub dalam Al-Qur’an Surat Al-Hujurat ayat 13:
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
Artinya: Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu (QS Al-Hujurat: 13).
Hadirin Rahimakumullah.
Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah swt yang telah melimpahkan nikmat dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga kita bisa bersama-sama melaksanakan ibadah shalat Jumat di masjid yang mulia ini. Shalawat beserta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad swt, Nabi yang menjadi suri tauladan terbaik dalam menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Hadirin rahimakumullah.
Pada kesempatan yang mulia ini, marilah kita merenungkan kembali salah satu peristiwa agung dalam sejarah Islam, yaitu Isra' Mi’raj, yang penuh dengan hikmah dan pelajaran bagi kita sebagai umat Islam.
Isra' Mi’raj adalah perjalanan luar biasa yang Allah karuniakan kepada Rasulullah Muhammad saw. Isra adalah perjalanan dari masjid Haram di Mekah ke masjid Aqsha di Palestina, sementara Mi’raj adalah perjalanan Rasulullah dari masjid Aqsha menuju Sidratul Muntaha di langit tertinggi. Semua ini terjadi dalam satu malam, sebagai mukjizat besar yang membuktikan keagungan Allah swt dan kemuliaan Nabi Muhammad saw.
Hadirin rahimakumullah,
Salah satu inti dari Isra' Mi’raj adalah penghambaan total kepada Allah swt. Perjalanan tersebut menegaskan bahwa Nabi Muhammad saw adalah hamba Allah yang paling mulia, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an:
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
Artinya: Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat (QS Al-Isra: 1).
Dalam ayat ini, Allah menyebut Nabi Muhammad saw dengan istilah "hamba-Nya" (‘abdihi), yang menunjukkan status tertinggi seorang manusia di hadapan Allah, yaitu sebagai seorang hamba. Penghambaan ini bukan hanya sekadar tunduk dan patuh, tetapi melibatkan hati, pikiran, dan amal perbuatan yang semuanya diarahkan untuk mengabdi kepada-Nya.
Pada peristiwa Mi’raj, Rasulullah menerima perintah shalat lima waktu langsung dari Allah swt. Hal ini menunjukkan bahwa shalat adalah manifestasi nyata dari penghambaan kita sebagai seorang Muslim. Dengan shalat, kita menunjukkan kerendahan diri di hadapan Allah dan membangun hubungan yang kokoh dengan-Nya.
Hadirin rahimakumullah.
Ketika Nabi Muhammad saw diperintahkan untuk melaksanakan shalat, beliau menjadi teladan bagi kita dalam menjaga ibadah ini. Shalat bukan sekadar rutinitas harian, melainkan sarana untuk menyucikan jiwa, memperkuat iman, dan mendekatkan diri kepada Allah swt. Rasulullah saw bersabda, “Shalat adalah tiang agama. Barang siapa menegakkannya, maka ia telah menegakkan agama, dan barang siapa meninggalkannya, maka ia telah merobohkan agama.”
Melalui shalat, kita diingatkan bahwa kehidupan dunia ini hanyalah sementara. Kita diajarkan untuk senantiasa bergantung kepada Allah, memohon pertolongan-Nya, dan bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan. Shalat juga mengajarkan kita untuk disiplin, sabar, dan tunduk pada aturan yang telah ditetapkan oleh Allah swt.
Hadirin rahimakumullah,
Isra' Mi’raj mengajarkan kepada kita bahwa penghambaan kepada Allah tidak terbatas pada ibadah ritual saja, tetapi juga mencakup seluruh aspek kehidupan. Sebagai hamba Allah, kita dituntut untuk menjalankan seluruh aktivitas kita sesuai dengan syariat Islam, baik dalam bekerja, bermuamalah, berkeluarga, maupun bermasyarakat.
Penghambaan total ini berarti kita menjadikan Allah sebagai tujuan utama dalam segala hal. Setiap langkah dan keputusan yang kita ambil harus didasarkan pada ridha-Nya. Kita harus selalu sadar bahwa apa pun yang kita lakukan akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah kelak.
Hadirin rahimakumullah.
Isra' Mi’raj juga memberikan pelajaran tentang pentingnya persatuan umat Islam. Dalam perjalanan Isra', Rasulullah diperlihatkan masjid Aqsha, yang menjadi simbol persatuan umat Islam di berbagai penjuru dunia. Kita sebagai umat Islam harus menyadari bahwa persatuan adalah kunci kekuatan kita. Ketika umat Islam bersatu dalam akidah, ibadah, dan perjuangan, maka kita akan menjadi umat yang kuat dan dihormati.
Namun, persatuan ini hanya bisa terwujud jika kita menjadikan Allah sebagai tujuan utama dalam kehidupan kita. Sebaliknya, perpecahan akan terjadi jika kita lebih mementingkan kepentingan pribadi, golongan, atau duniawi dibandingkan dengan agama.
Hadirin rahimakumullah.
Marilah kita merenungkan kembali kewajiban kita sebagai hamba Allah. Peristiwa Isra' Mi’raj adalah pengingat bagi kita untuk selalu menjaga hubungan dengan Allah melalui shalat dan penghambaan total. Sebagai umat Islam, kita juga memiliki tanggung jawab untuk menjaga persatuan, saling membantu, dan menegakkan keadilan.
Isra' Mi’raj mengajarkan kita bahwa tidak ada masalah yang terlalu besar jika kita bersandar kepada Allah. Rasulullah mengalami berbagai ujian berat sebelum Isra' Mi’raj, termasuk wafatnya Khadijah, istri tercinta beliau, dan Abu Thalib, pamannya yang selalu melindunginya. Namun, melalui peristiwa Isra' Mi’raj, Allah menunjukkan kasih sayang-Nya dan memberikan kekuatan kepada Rasulullah untuk terus berdakwah.
Hadirin rahimakumullah.
Mari kita jadikan peristiwa Isra' Mi’raj sebagai momentum untuk memperbaiki diri. Tingkatkan kualitas shalat kita, perkuat hubungan kita dengan Allah, dan jadikan hidup kita lebih bermakna dengan menjalankan perintah-Nya. Semoga kita termasuk golongan hamba-hamba Allah yang diridhai dan diberi kemuliaan di dunia maupun di akhirat.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ
Khutbah II
الْحَمْدُ الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ، وأَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدنَا مُحَمَّد مَنْ اَثْنَى اللهُ عَلَيْهِ بِخُلُقٍ حَسَن، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَان .فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ. فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ .يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ أَمَّا بَعْدُ؛ فَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى : إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ،. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خَآصَّةً وَعَنْ سَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَالْمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Yudi Prayoga, Sekretaris MWCNU Kedaton Bandar Lampung
Terpopuler
1
Puasa Tasu’a Sabtu 5 Juli 2025, Ini Bacaan Niat dan Dalilnya
2
Tata Cara dan Bacaan Niat Puasa Asyura 6 Juli 2025
3
Khutbah Jumat: Muharram sebagai Awal Kebangkitan Islam
4
Khutbah Jumat: Keberkahan Menyantuni Anak Yatim di Bulan Muharram
5
Prof Mukri: Orang Baik adalah Mereka yang Bisa Ngempet
6
Fatayat NU Pesawaran Kirim Kader Terbaik Ikuti Kaderisasi Nasional di Banten
Terkini
Lihat Semua