• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Kamis, 2 Mei 2024

Khutbah

Khutbah Jum'at: Mari Introspeksi Diri dan Jauhi Maksiat ketika Tahun Baru

Khutbah Jum'at: Mari Introspeksi Diri dan Jauhi Maksiat ketika Tahun Baru
Merayakan tahun baru dengan zikir dan doa (Foto: NU Online)
Merayakan tahun baru dengan zikir dan doa (Foto: NU Online)


Khutbah I


اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي اَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيْدً .اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَرَسُوْلَ ولاَنَبِيَ بَعْدَهُ َاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلَّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِينَ وَتَابِعِ التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَ سُنَّتَهُ وَجَمَاعَتَهُ مِنْ يَوْمِ السَّبِيْقِيْنَ الْاَوَّلِيْنَ اِلَى يَوْمِ النَّهْضَةِ وَالدَّيْنِ اَمَّابَعْدَهُ
فَيَا عِبَادَ اللَّهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ وَأَحَثُّكُمْ عَلَى طَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ فَقَالَ اللهُ تَعَالَى. قُلْ يٰعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ ۞ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا ۗاِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ


Jamaah Jumat Rahimakumullah
Marilah kita selalu meningkatkan takwa kita kepada Allah swt, yakni dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.  Sebaik-baik hamba di sisi Tuhannya adalah karena takwanya. 


Bertakwa juga harus dilakukan setiap saat, baik dalam keadaan sepi maupun ramai. Karena sesungguhnya bertakwa kepada Allah merupakan benteng yang kokoh dari segala kemaksiatan. 


Hadirin Rahimakumullah
Tidak terasa kita sekarang berada di penghujung tahun 2023 dan sebentar lagi akan memasuki tahun baru 2024.  Detik demi detik,  menit, jam, hari, dan bulan demi bulan  telah kita lewati bersama. Semua telah kita lewati dengan segala cerita yang tidak akan bisa diubah kembali, apalagi kita ingin kembali ke masa lampau.


Apakah itu perbuatan baik maupun buruk semua telah terlewat.  Lalu apa yang harus kita perbuat ke depan? Jika amal kita di masa lalu merupakan amal yang baik, maka pertahankan dan lestarikan di hari-hari ke depan, tahun yang baru. Jangan sampai kebaikan yang telah kita lakukan justru hilang dan diganti dengan keburukan. Karena ini merupakan sejelek-jeleknya perkara. Nauzubillah. 


Lebih baik lagi, jika kebaikan yang kita lakukan bisa kita ajarkan, kita tularkan kepada orang lain, baik keluarga, tetangga, dan masyarakat luas, sehingga apa yang  telah kita nikmati buah dari kebaikan bisa juga dirasakan dan dinikmati oleh orang lain. 


Sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah saw


خير الناس انفعهم لناس


Khairunnas anfa'ahum linnas


Artinya: Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.

 

Hadirin Rahimakumullah
Akan tetapi, yang namanya manusia sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah merupakan tempatnya salah dan lupa, maka besar kemungkinan kita semua selama satu tahun ini banyak melakukan kesalahan dan dosa, baik yang disengaja maupun tidak disengaja. 


Oleh karenanya, ketika kita memiliki kesalahan dan perbuatan buruk di masa lampau, maka sebisa mungkin tidak kita ulangi di tahun baru yang akan datang. Sebuah pepatah mengatakan, sebijak-bijaknya manusia adalah yang tidak terperosok ke dalam lubang yang sama.  Keburukan memang enak, tetapi sesaat, sedangkan kebaikan kenikmatannya sampai selamanya yakni akhirat. 


Kebajikan juga akan menentramkan jiwa dan tenangnya hati. Sehingga segala aktivitas yang dilakukan saban hari menjadikan kita selalu bersyukur dan mendekatkan diri kepada Allah swt. 
Sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi

​​​​​​​

خير الناس من طال عمره وحسن عمله (رواه الترمذي). 


 
Khairunnas man thala 'umruhu wa hasuna 'amaluhu"


Artinya: Sebaik-baik manusia adalah yang panjang umurnya dan bagus amalnya (HR Tirmidzi). 


Hadirin Rahimakumullah 
Akhir tahun dan tahun baru merupakan momentum yang paling baik untuk introspeksi diri, mengingat segala yang lalu dan merencanakan yang akan datang. Dan sebaik-baik perencanaan adalah yang disandarkan kepada Allah, karena Allah dan dikembalikan kepada Allah swt. 


Akan tetapi banyak manusia ketika memasuki tahun baru justru semakin lalai kepada Allah swt, semakin memperbanyak maksiat, karena sesungguhnya sesuatu yang awal diawali dengan keburukan merupakan perilaku tercela dan berdampak buruk kepada setelahnya. Sedangkan sesuatu yang diawali dengan kebaikan maka akan berdampak kepada kebaikan setelahnya.
 


Setiap tahun baru banyak anak muda-mudi yang menyelenggarakan pesta dengan menghamburkan harta benda, bahkan melakukan kemaksiatan seks bebas, sehingga berbagai tempat akan banyak ditemukan bahan-bahan dan alat-alat yang dijadikan pelengkap dari perilaku maksiat, bisa berupa miras, narkoba dan sebagainya. Dan tempat yang paling sepi adalah masjid.  Merayakan tahun baru boleh-boleh saja, tidak ada larangan dan tidak ada anjuran. Akan tetapi jika menimbulkan maksiat maka dilarang dan jika menghasilkan kebaikan maka dianjurkan. 


Jika merayakan masih pada batas wajar dan tetap ingat kepada Allah, tidak meninggalkan shalat, tidak bergumul dengan lawan jenis, dan tidak mengkonsumsi barang-barang yang diharamkan agama, maka hukumnya mubah (boleh), apalagi menjadikan saudara semakin rekat, bersatu, dan saling bersilaturahim. 


Hadirin Rahimakumullah
Sesungguhnya perbuatan-perbuatan maksiat di atas merupakan perbuatan orang kafir, orang-orang yang hanya haus kemewahan dunia dan lupa akan akhirat. Mereka lupa bahwa telah diberi umur yang panjang oleh Allah swt sehingga masih bisa menyaksikan tahun baru. Dan semestinya yang diperbanyak merupakan rasa syukur bukan kufur. Ingatlah wahai kaum muslimin sekalian bahwa ancaman Allah berlaku kepada orang yang berbuat dosa, apalagi sampai kufur nikmat (mengingkari nikmat) Allah swt.

 

Sebagaimana yang telah difirmankan dalam Al Qur'an surat Al An'am ayat 120:


وذروا ظهر الإثم وباطنه. إن الذين يكسبون الإثم سيجزون بما كانوا يقترفون (١٢٠).

 

Wa dzaruu dzaahiral itsmi wa baathinah. Innalladziinayaksibuunal itsma sayujzauna bimaa kaanuu yaqtarifuun

Artinya: Dan tinggalkan dosa yang nampak dan yang tersembunyi. Sesungguhnya orang-orang yang melakukan dosa, kelak akan diberi pembalasan (pada hari kiamat), disebabkan apa yang mereka telah kerjakan (QS Al An'am: 120).


Selain dari mengancam kepada orang-orang yang berbuat dosa, Allah swt juga mengancam kepada orang-orang yang tidak mau mensyukuri nikmat Allah yang telah diberikan kepada hamba-hamba-Nya. Sebagaimana yang telah difirmankan oleh Allah dalam Al Qur'an surat Ibrahim ayat 7:


لءن شكرتم لأزيدنكم ولءن كفرتم إن عذابى لشديد (٧).

 

Lain syakartum la aziidannakum wa lain kafartum Inna 'adzaabii lasyadiid

​​​​​​​
Artinya: Jika engkau bersyukur, niscaya Aku tambah bagimu kenikmatan. Dan jika engkau ingkar, ingatlah siksa-Ku amat pedih, (QS Ibrahim: 7). 


Hadirin Rahimakumullah 
Dari uraian di atas, maka kita sudah tahu bagaimana kita sebagai Muslim bersikap ketika menghadapi tahun baru. Sekali lagi, merayakan boleh-boleh saja tetapi jangan sampai menjadikan kekufuran, kemaksiatan dan dosa bagi diri kita dan orang lain, sehingga hal tersebut justru menjerumuskan kita semua ke dalam neraka.


Dan mulailah dengan datangnya tahun baru, kita isi kembali dengan hal-hal yang baik dan bermanfaat dengan jangka yang panjang, tahun baru yang akan datang. Karena hal tersebut akan mengantarkan kita kepada surganya Allah swt. 


Dan perlu diingat kembali, kita yang bisa menjumpai tahun baru kali ini, belum tentu menjumpai tahun baru yang akan datang, maka sudah sebaiknya kita isi tahun baru yang kita jumpai dengan kebaikan dan amal shaleh, serta mendekatkan diri kepada Allah swt. 

 

Akhirnya, marilah kita panjatkan doa kepada Allah swt, semoga amal perbuatan yang kita kerjakan di masa lampau hingga sekarang diterima oleh Allah, dan perbuatan yang telah kita kerjakan hingga sekarang diampuni dan dimaafkan oleh Allah swt. Aamiin ya rabbal alamin.


بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم


Khutbah II


الْحَمْدُ لِلَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلَّهِ. أَشْهَدُ أنْ لآ إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيّ بعدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ. اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ.
اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ   عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ


 
Ustadz Yudi Prayoga, M Ag, Pengajar di Pondok Pesantren Al Hikmah Bandar Lampung


Khutbah Terbaru