• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Selasa, 7 Mei 2024

Keislaman

Jangan Meninggalkan Ibadah Karena Mencari Rezeki

Jangan Meninggalkan Ibadah Karena Mencari Rezeki
Saat sibuk.mencari rezeki manusia jangan sampai meninggalkan shalat 5 waktu (Ilustrasi Foto: NU Online)
Saat sibuk.mencari rezeki manusia jangan sampai meninggalkan shalat 5 waktu (Ilustrasi Foto: NU Online)

Semua manusia sudah digariskan rezekinya masing-masing. Dan Allah swt akan selalu menjamin rezeki dari setiap hamba-hamba-Nya. Jadi jangan khawatir tidak mendapatkannya. Asal mau bergerak pasti rezeki akan menghampiri. 

 

Sudah satu pekan kita memasuki bulan Syawal.  Liburan telah selesai. Semua perkantoran, perusahaan, sekolah, pondok pesantren masuk kembali seperti biasa. Setelah itu kita akan beraktivitas dan bekerja kembali dan larut dalam rutinitas.

 

Namun, ketika mencari rezeki jangan lupa carilah rezeki yang halal dan tidak meninggalkan ibadah shalat 5 waktu. 

 

Asal keyakinan iman kita kuat, mencari rezeki tidak akan menghalangi kita untuk beribadah kepada Allah swt. Justru mencari rezeki (nafkah) merupakan ibadah yang memiliki pahala yang tinggi, menjadi pelengkap dari ibadah wajib. 

 

Ibadah wajib shalat 5 waktu merupakan ibadah mahdlah, sedangkan mencari rezeki merupakan ibadah ghairu mahdlah

 

Mencari rezeki merupakan ibadah shadaqah kepada keluarganya. Jadi apa yang diberikan kepada keluarga, merupakan shadaqah darinya. Setetes demi setetes keringat yang keluar dari tubuhnya, akan dihitung sebagai pahala oleh Allah swt. 

 

Allah swt sangat menghargai hamba yang bekerja. Seperti yang difirmankan di dalam Al-Qur'an bahwa kita disuruh oleh Allah swt untuk bertebar (mencari rezeki) ke muka bumi setelah beribadah kepada-Nya. 

 

Maka bisa dipahami, bekerja tetap berjalan dan ibadah harus tetap dilaksanakan. Karena keduanya merupakan bekal untuk hidup di dunia dan di akhirat. Jangan sampai timpang keduanya. 

 

Sayyidina Umar bin Khattab sangat membenci seorang pemuda yang pengangguran. Karena pengangguran sangat berbahaya bagi kehidupan.

 

Karena ketika seseorang banyak menganggur, dikhawatirkan ia akan banyak melakukan kemaksiatan, seperti mencari rezeki dengan jalan pintas mencuri, menipu dan lain sebagainya. 

 

Dan orang yang selalu ingat Tuhannya siang dan malam dengan shalat 5 waktu, maka ia akan lebih berhati-hati dalam mencari rezeki. Ia tidak akan berani menipu, menyuap, korupsi, dan cara-cara yang batil lainnya.

 

Maka keimanan merupakan pondasi manusia untuk mencari rezeki. Dan bekerja merupakan pelengkap dari keimanan kita kepada Allah swt dan Rasulullah saw.

 

Kenapa banyak orang yang mencari rezeki, tapi meninggalkan shalat, dengan berbagai argumen pembenaran yang seolah benar dan baik. Karena rapuhnya keimanan di dalam hatinya. Karena rapuh, maka akan menciptakan siklus atau kebiasaan yang biasa, dan menjadi pembenaran. 

 

Contoh, ketika bulan Ramadhan ia bekerja tapi tidak puasa. Karena kalau puasa ia akan lemas dan tidak bisa memberikan nafkah kepada keluarganya. Padahal jika semua orang Islam kompak berpuasa ketika bekerja, maka orang-orang akan merubah sistem kerjanya yang lebih ringan dan mudah. Tidak sampai ngoyo. 

 

Contoh lain, ini hanya perumpamaan. Jika ada orang Islam bekerja di tempat non-Islam (nonis) berupa tambang emas, dan orang Islamnya terbiasa meninggalkan shalat Jum'at, maka nonis tersebut akan membuat peraturan hari Jum'at akan tetap bekerja seharian. 

 

Tetapi, jika dari awal semua orang Islam kompak selalu shalat Jum'at, dan akan mengosongkan tambang emas ketika hari Jum'at, maka nonis tersebut akan merubah peraturannya.

 

Maka umat Islam harus bisa membiasakan ibadah pada waktunya, sehingga umat Islam akan menciptakan sistem perubahan pekerjaan yang Islami. Waallahu'alam


(Yudi Prayoga)


Keislaman Terbaru