Ubah Generasi Strawberry Jadi Kelapa, Ketua PCNU Pringsewu: Pesantren Tempatnya!
Ahad, 15 Juni 2025 | 10:24 WIB

Ketua PCNU Pringsewu, H Muhammad Faizin pada acara akhirussanah Pondok Pesantren Madinatul Ilmi, Kecamatan Pagelaran, Pringsewu, Ahad (15/6/2025). (Foto: Istimewa)
Dian Ramadhan
Penulis
Pringsewu, NU Online Lampung
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pringsewu, H Muhammad Faizin, menegaskan bahwa pesantren merupakan tempat yang tepat dalam membentuk generasi tangguh dan bermanfaat.
Menurutnya, pesantren adalah lembaga pendidikan yang tidak hanya menanamkan ilmu agama dan umum, tetapi juga membentuk karakter menyeluruh secara kognitif, afektif, dan psikomotor.
Pesantren melatih mental santri mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali, menjadikan mereka pribadi yang disiplin dan siap menghadapi tantangan hidup.
Hal ini penting di tengah perkembangan zaman yang menjadikan para generasi muda kurang tangguh dalam menghadapi berbagai permasalahan dalam kehidupan. Kemudahan yang diberikan oleh teknologi menjadikan manusia modern saat ini cenderung malas sehingga mencetak para generasi muda yang strawberry.
“Generasi saat ini sering disebut sebagai generasi strawberry—kelihatan indah di luar, tetapi gampang hancur ketika terjatuh. Maka pesantren harus bisa mencetak generasi kelapa: kuat, tahan banting, dan penuh manfaat,” tegasnya pada acara akhirussanah Pondok Pesantren Madinatul Ilmi, Kecamatan Pagelaran, Pringsewu, Ahad (15/6/2025).
Ia menjelaskan bahwa kelapa adalah simbol ketangguhan dan kemanfaatan. Ketika jatuh, ia tidak mudah rusak. Bahkan, setiap bagian dari kelapa, mulai dari serabut, batok, air, daging, buah, hingga pohonnya memiliki manfaat besar bagi manusia.
“Kita ingin mencetak generasi seperti kelapa. Bahkan bukan hanya buahnya, pohon kelapa itu semua bermanfaat, dari akar, batang, daun, sampai pucuknya,” ujarnya di Pesantren asuhan Wakil Rais Syuriyah PCNU Pringsewu, KH Muhammad Nur Aziz ini.
Ia mengaitkan manfaat dan makna kelapa dengan sabda Nabi Muhammad yakni Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.
“Hadis ini sejalan dengan filosofi kelapa. Kita tidak cukup hanya kuat, tapi harus bermanfaat bagi orang lain. Itulah pesantren: mencetak manusia-manusia yang bermanfaat bagi sesamanya,” tambahnya.
Ia juga mengajak orang tua agar selektif dalam memilih pesantren, karena di era sekarang pesantren tumbuh pesat dengan beragam kurikulum. Menurutnya sangat penting memilih pesantren yang tetap berhaluan Ahlussunnah wal Jamaah dan konsisten dalam membina akhlak serta keilmuan.
“Dulu pesantren identik dengan NU dan Ahlussunnah wal Jamaah. Sekarang banyak model pesantren, maka orang tua harus jeli memilih,” pesannya.
Dalam kesempatan tersebut ia meminta para santri agar terus mengembangkan potensi diri. Santri menurutnya bukan hanya belajar kitab kuning, tapi juga harus siap terjun ke berbagai bidang strategis.
“Santri bisa jadi saudagar, politisi, akademisi, bahkan ulama. Santri itu bukan hanya ngaji fiqih, tapi juga bisa ngaji sugih,” pungkasnya.
Acara akhirussanah diisi dengan mauidzah Hasanah oleh Wakil Rais Syuriyah PWNU Lampung KH Jamal Idrus Asyafi’i Pengasuh Pondok Pesantren Jawahiril Qur’an Kota Metro.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Ilmu dan Adab Lebih Tinggi daripada Nasab
2
Hindari Tafsir Liberal dan Radikal pada Pancasila
3
PCNU Pringsewu Imbau Masyarakat Senantiasa Menjaga Kondusifitas Daerah
4
Pernikahan, Ibadah Paling Panjang dalam Kehidupan Manusia
5
Ubah Generasi Strawberry Jadi Kelapa, Ketua PCNU Pringsewu: Pesantren Tempatnya!
6
Perkuat Konsolidasi Organisasi, MWCNU Pringsewu Gelar Turba
Terkini
Lihat Semua