• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Sabtu, 27 April 2024

Warta

Ngaji Bareng, Gus Fahmi: Walaupun Zaman Berubah, Kitab Kuning Tetap Relevan sampai Kapanpun

Ngaji Bareng, Gus Fahmi: Walaupun Zaman Berubah, Kitab Kuning Tetap Relevan sampai Kapanpun
engasuh Pondok Pesantren Tebuireng Putri Jombang, Jawa Timur KH Fahmi Amrullah Hadzik pada sarasehan ilmiah peran kitab kuning di era modern di Pondok Pesantren Nurul Aziz, Kecamatan Sidomulyo, Kabupaten Lampung Selatan, Senin (4/12/2023) malam. (Foto: Istimewa)
engasuh Pondok Pesantren Tebuireng Putri Jombang, Jawa Timur KH Fahmi Amrullah Hadzik pada sarasehan ilmiah peran kitab kuning di era modern di Pondok Pesantren Nurul Aziz, Kecamatan Sidomulyo, Kabupaten Lampung Selatan, Senin (4/12/2023) malam. (Foto: Istimewa)

Lampung Selatan, NU Online Lampung

Semakin majunya teknologi dan zaman terus berubah, namun kitab kuning tidak akan berubah, karena akan tetap relevan sampai kapanpun. Karena kitab kuning itu isinya beragam, ada yang membahas mengenai fiqih, tasawuf, ilmu alat (nahwu sharaf), tauhid, dan sebagainya. 


Pernyataan tersebut disampaikan Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Putri Jombang, Jawa Timur KH Fahmi Amrullah Hadzik pada sarasehan ilmiah peran kitab kuning di era modern di Pondok Pesantren Nurul Aziz, Kecamatan Sidomulyo, Kabupaten Lampung Selatan, Senin (4/12/2023) malam. 


“Jadi tidak mungkin kitab-kitab kuning tersebut mengikuti perkembangan zaman. Seperti yang tadinya halal menjadi haram itu tidak bisa, karena dalam memutuskan sebuah hukum membutuhkan pembahasan,” ujar Gus Fahmi sapaan karibnya. 


Menurut Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jombang itu, terkadang ada orang yang meremehkan sebuah hukum, maka di sinilah peran kitab kuning yang sangat dibutuhkan pada era modern saat ini. Peran kitab kuning ini diperlukan di era modern saat ini seperti mencari apa hukumnya bayi tabung. 


“Kasus ini misalnya suaminya mandul, namun istrinya subur, dan sebaliknya. Dengan perkembangan teknologi hal bisa diatasi dengan bayi tabung. Akan tetapi hal tersebut perlu pembahasan, seperti spermanya bukan dari suaminya sendiri, lalu bagaimana hukumnya,” ungkapnya. 


Maka jawabannya dapat ditemukan di kitab kuning, yang menjadikan kitab kuning ini masih relevan sampai kapanpun. Ia juga mengimbau agar santri-santri saat ini agar tetap alim (paham) kitab kuning untuk menghadapi perkembangan zaman. 


“Saat ini juga banyak beragam rumah tahfidz, namun tidak berpegang pada paham ajaran NU atau bahkan bukan NU. Untuk itu agar lebih baik menyekolahkan anak kita ke pondok pesantren yang sudah jelas Nahdlatul Ulama untuk menjaga aqidah ajarannya tetap Ahlussunnah wal Jama’ah,” kata cucu Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari itu. 


Pentingnya memahami kitab kuning ini juga ketika dalam membaca sebuah hadits, seperti an nikahu sunnati artinya nikah itu adalah sunnah-Ku. Namun, jika seseorang tidak paham kitab kuning akan membacanya menjadi an nikahu santai yang menyebabkan seorang tidak akan melakukan pernikahan. 


“Semodern apapun zaman, tidak boleh mengubah kaidah-kaidah dalam agama Islam. Seperti perkembangan saat ini, bagaimana hukumnya jual beli online, maka dalam hal ini sangat penting sekali untuk memahami kitab kuning,” katanya. 


Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Aziz Sidomulyo, Kiai Bustanul Arifin mengatakan, mudah-mudahan dengan kegiatan sarasehan ini menjadikan pondok pesantren di Lampung Selatan menjadi tonggak meneruskan perjuangan ulama. 


Pengajian dihadiri Keluarga Besar Nahdlatul Ulama (KBNU) Sidomulyo, Nahdliyin, dan santri Pondok Pesantren Nurul Aziz Sidomulyo, Lampung Selatan.


Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan pengajian Masyayikh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur KH Fahmi Amrullah Hadzik di Lampung sejak Sabtu, 2 Desember 2023 lalu, yang diselenggarakan bersama Ikatan Keluarga Alumni Pesantren Tebuireng (Ikapete) Lampung. 


Sebelumnya telah dilaksanakan pengajian di Masjid Jami’ ad-Dahwah Pringsewu, pengajian di Pondok Pesantren Darul Ulum Tanggamus, Ziarah ke Makam Perintis NU di Lampung di Tanggamus, dan pengajian di kediaman Ketua PWNU Lampung, H Puji Raharjo.

(Dian Ramadhan)
 


Warta Terbaru