• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Sabtu, 27 April 2024

Warta

Makam KH Fadlil Amin, Ziarah Wali yang Tidak Boleh Dilewatkan Nahdliyin Lampung

Makam KH Fadlil Amin, Ziarah Wali yang Tidak Boleh Dilewatkan Nahdliyin Lampung
Prasasti perintis NU di Lampung. (Foto: Istimewa)
Prasasti perintis NU di Lampung. (Foto: Istimewa)

Tanggamus, NU Online Lampung

Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Lampung bersama rombongan Ikatan Keluarga Alumni Pesantren Tebuireng (Ikapete), dan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Tanggamus berziarah ke makam perintis berdirinya NU di Lampung yaitu KH Fadlil Amin di Desa Gunung Kasih, Kecamatan Pugung, Kabupaten Tanggamus, Ahad petang (3/12/2023). 


Ketua PWNU Lampung, H Puji Raharjo mengatakan, perlunya menapak tilas sejarah dan pertumbuhan NU di Lampung, karena sebagai warga NU di Lampung harus mengetahui siapa yang membawa dan merintis NU di Bumi Lampung.


“KH Fadlil Amin ini adalah murid langsung dari Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari, dan kebetulan Lampung kehadiran cucu beliau yaitu KH Fahmi Amrullah Hadzik,” ujarnya kepada NU Online Lampung.


H Puji menyampaikan, Kiai Fahmi juga jika berkunjung ke daerah-daerah, selalu mencari murid-murid Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari, dan beliau pun merasa senang bertemu langsung dengan keluarga KH Fadlil Amin ketika berziarah.


Sebagaimana diungkap dalam  buku Sejarah dan Pertumbuhan NU di Lampung, KH Fadlil Amin adalah santri KH Hasyim Asyari, yang mendapatkan mandat langsung dari Hadratussyekh untuk mendirikan NU di Lampung, pada tahun 1930, atau empat tahun setelah perkumpulan NU berdiri di Surabaya. 


Ketika pulang untuk melepas rindu kepada keluarga di kampung halamannya di Dusun Uludanau, Kecamatan Pulau Beringin, Sumatera Selatan, itulah Hadratussyekh memintanya mendirikan NU di tanah kelahiran dan sekitarnya. Sekitar tahun 1933, Fadlil Amin berkunjung ke keluarganya di wilayah yang sekarang merupakan Kecamatan Tanjungraja, Lampung Utara, dan mendirikan cabang NU yang pertama di Lampung, bersama-sama dengan tokoh masyakat dan tokoh agama setempat.


Perluasan NU ke berbagai daerah itu merupakan amanat dari hasil Muktamar ke-3 NU tahun 1928, yang di antaranya adalah membentuk Lajnah Nasihin, yang bertugas memperluas penyebaran paham Ahlussunnah wal Jama’ah ke seluruh daerah.


Kiai Fadlil (1900-1994) sebelumnya mengenal Hadratussyekh saat belajar di Tanah Haramain. Kiai Fadlil yang sangat kagum akan kedalaman ilmu dan kezuhudan Hadratussyeik, ketika pulang ke tanah air tahun 1925, memutuskan melanjutkan belajar agama di Pondok Pesantren Tebu Ireng.


“Kiai Fadlil berada di Tebuireng selama lima tahun, yaitu tahun 1925 hingga 1930. Dalam kurun itu, organisasi NU dirintis, didirikan, dan dikembangkan. Banyak pertemuan yang digelar para ulama. Sebagai seorang santri kesayangan, Fadlil banyak membantu dan melayani para ulama yang tengah berembug tersebut, hingga organisasi NU berdiri pada 31 Januari 1926,” kata H Puji. 


Sementara cucu KH Hasyim Asyari yang datang ke Lampung, KH Fahmi Amrullah Hadzik dalam sambutannya ketika berziarah di makam KH Fadlil Amin mengatakan, apapun yang tersembunyi itu tetap akan terwujudkan atas kehendak Allah. 


“Maka setelah momen ini, kalau orang-orang NU di Lampung  ziarah ke makam wali-wali, namun wali di sini dilewatkan, sesungguhnya  kurang pas. Jadi minta tolong kepada pengurus-pengurus NU untuk dirawatlah makam ini sebagaimana layaknya. Karena wisata kita orang-orang NU itu banyak yang ke makam,” katanya.


Sementara itu salah seorang anak KH Fadlil Amin, Abdul Mujib menyampaikan, syukur alhamdulilah atas kedatangan cucu Hadratussyekh KH Hasyim Asyari dari Jombang yang berziarah ke makam orang tua KH Fadlil Amin. “Kami keluarga besar juga menyampaikan terima kasih kepada Ketua PWNU Lampung H Puji Raharjo yang telah meresmikan Prasasti Perintis NU di Lampung ini,” katanya. 


Abdul Mujib mengatakan, terselenggaranya ziarah dan peresmian prasasti ini merupakan kerja keras semua pihak, yang diawali dengan langkah-langkah Mbak Ila Fadilasari dan Tim Lembaga Ta’lif wan Nasyr (LTN) PWNU Lampung, yang telah meriset sejarah berdirinya NU di Lampung dan menerbitkannya menjadi buku sejarah berdirinya NU di Lampung.


“Saya tahu prosesnya, walaupun tertatih-tatih proses riset dan penerbitannya hingga empat tahun lebih, karena harus mengurai dan menelusuri sejarah hingga ke berbagai daerah, baik di Lampung, Banten, Jakarta, hingga Jawa Timur, dan sebagainya, ditunjukkan oleh Allah dan dibuktikan kebenaran itu adalah benar, yang hak itu adalah hak,” ujarnya.

(Dian Ramadhan)
 


Editor:

Warta Terbaru