• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Jumat, 19 April 2024

Warta

Muktamar Ke-34 NU

Membincang Prototype Masa Depan Kader NU Abad Ke-2

Membincang Prototype Masa Depan Kader NU Abad Ke-2
Pelatihan Lakpesdam di Fakultas Hukum Universitas Lampung
Pelatihan Lakpesdam di Fakultas Hukum Universitas Lampung

Bandar Lampung, NU Online Lampung
Kegiatan diskusi publik yang diselenggarakan Lakpesdam (Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Lakpesdam PWNU Lampung telah selesai dilakukan. Agenda ini sendiri bertemakan “Membincang Prototype Masa Depan Kader NU Abad Ke-2” dengan dihadiri oleh berbagai pembicara antara lain Maria Ulfah Anshor, Hanif Dhakiri, dan Budiman Sudjatmiko.

 

Setidaknya penyelenggaraan agenda kegiatan yang dilakukan dalam menyemarakkan Muktamar NU ke-34 di Provinsi Lampung ini dihadiri oleh 123 peserta yang semuanya berlatarbelakang mahasiswa, dosen, dan juga santri dari berbagai wilayah di Indonesia. Kegiatan ini dilakukan di Gedung A1 Fakultas Hukum Universitas Lampung.

 

Dalam kesempatan tersebut Dr Maria Ulfah Anshor yang pernah menjabat sebagai Ketua Pimpinan Pusat Fatayat NU yang saat ini sebagai komisioner Komnas Perempuan mengatakan bahwa kedepan kalau menuju abad ke-2 seratus tahun mendatang diperlukan proses pengkaderan yang baik di kalangan Nahdlatul Ulama, khususnya terkait dengan refreksi atas kaderisasi. 

 

Beliau menjalaskan bahwa setidaknya ada bentuk kaderisasi di kalangan NU yaitu kaderisasi kultural, kaderisasi keulamaan, kaderisasi pengerak NU, kadersasi fungsional, dan kaderisasi fungsional. “Membicarakan prototype masa depan kader NU dalam menuju seratus tahun mendatang setidaknya harus mempersiapkan proses kaderisasi yang baik, utamanya terkait dengan norma-norma NU yang selama ini menjadi rujukan internal dalam penyelenggaraan Negara,” ungkapnya.

 

Sejalan dengan hal tersebut Hanif Dhakiri Menteri Ketenagakerjaan pada Kabinet Kerja (2014-2019) mengungkapkan bahwa membicarakan prototype masa depan kader NU jangan pernah lupa untuk senantisa merawat tradisi sebagimana yang menjadi kebiasaan masyarakat pada umumnya. 

 

Bahkan sebelum memulai berbicara beliau menyempatkan waktu untuk bertawasul kepada para leluhur. “Penyangkah NU selama ini adalah berkumpul dan merawat tradisi meskipun secara organisasi di ranting tidak aktif tapi selama ini tradisi tetaplah jalan. Contohnya seperti tibaan, yasinan, dan lainnya sehingga merawat tradisi menjadi bagian daripada menyiapkan kader dalam prototype masa depan NU untuk seratus tahun mendatang,” ungkapnya.

 

Adapun Budiman Sudjatmiko sebagai Ketua Pelaksana Bukit Algoritma dan Ketua Umum Inovator 4.0 Indonesia mengungkapkan bahwa Nahdlatul Ulama  sebagai organisasi kebangsaan bercorak agama Islam dan berkebudayaan dalam menyambut 100 tahun berdirinya tidak terlepas daripada menjaga eksistensi dengan menjaga adanya Indonesia dan berasal dari ratusan suku sehingga tradisi ratusan suku tetap dijaga tradisinya. Meski demikian dalam zaman saat ini diperlukan inovasi dan rekayasa teknologi yang baik.

 

“Menjaga Nahdlatul Ulama dalam satu abad mendatang tentu saja pera penguasaan teknologi sangat diperlukan, agar apa yang disebarkan dan tradisi yang dirawat sampai saat ini bisa terus dikenal oleh masyarakat Indonesia,” katanya. (*)


Editor:

Warta Terbaru