Katib Syuriyah PWNU Lampung: Keseimbangan antara Maqam Asbab dan Tajrid, Hikmah dari Kitab Al Hikam
Selasa, 24 Desember 2024 | 05:15 WIB

PWNU Lampung saat menggelar Lailatul ijtima' dan Kajian Kitab Al-Hikam di Kantor PWNU Lampung, Senin (23/12/2024). (NUO Lampung/Dian R)
Dian Ramadhan
Penulis
Bandar Lampung, NU Online Lampung
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Lampung menggelar kegiatan rutinan Lailatul Ijtima' dan Kajian Kitab Hikam di Kantor PWNU Lampung, Telukbetung Utara, Bandar Lampung, Senin (23/12/2024) malam.
Kegiatan istighotsah pada lailatul ijtima' itu dipimpin oleh Rais Syuriyah PWNU Lampung, KH Shodiqul Amin. Dalam kegiatan itu juga dihadiri jajaran kepengurusan PWNU Lampung, lembaga serta badan otonom NU.
Katib Syuriyah PWNU Lampung, KH Ahmad Ma'shum Abror menyampaikan, dalam hidup, sering dihadapkan pada dilema antara mengandalkan usaha sendiri atau sepenuhnya menyerahkan hasilnya kepada Allah swt.
"Ibn 'Atha'illah dalam kitab Al-Hikam memberikan panduan berharga tentang bagaimana menyeimbangkan maqam asbab (usaha) dan maqam tajrid (penyerahan total)," ujarnya.
Maqam Asbab, usaha sebagai wujud ibadah. Allah swt menciptakan dunia ini dengan hukum sebab-akibat sebagai sunnatullah. Oleh karena itu, berusaha dengan sungguh-sungguh dalam bekerja, belajar, atau menggunakan sarana duniawi adalah bentuk kepatuhan terhadap kehendak-Nya.
"Dalam maqam asbab, kita diajarkan untuk tidak bermalas-malasan, tetapi mengoptimalkan setiap potensi yang kita miliki. Namun, Ibn 'Atha'illah mengingatkan bahwa hasil akhir tetap berada di tangan Allah," papar Gus Ma'shum sapaan karibnya.
Menurutnya, berusaha tanpa diiringi tawakal bagaikan perahu tanpa kemudi, bergerak tanpa tujuan pasti. Karenanya, meskipun kita bekerja keras, harus tetap menyadari bahwa keberhasilan bukan semata-mata hasil dari usaha, melainkan karunia dari Allah swt.
Kemudian maqam tajrid, ketergantungan total kepada Allah. Tajrid, secara bahasa, berarti penanggalan atau pemurnian, dan secara maknawi mengacu pada pelepasan keterikatan duniawi dari jiwa.
"Dalam maqam tajrid, seorang hamba lebih menekankan aspek batiniah, dengan sepenuhnya bergantung kepada Allah. Namun, ini bukan berarti meninggalkan usaha sama sekali, melainkan mengarahkan hati sepenuhnya kepada Sang Pencipta," ungkapnya.
Maqam ini mengajarkan kebebasan dari kecemasan duniawi. Ketika kita sadar bahwa segala sesuatu adalah milik Allah, hidup menjadi lebih ringan.
"Meski demikian, maqam tajrid bukan untuk semua orang. Salah memahaminya bisa membuat seseorang terjebak dalam pasrah tanpa usaha, yang bertentangan dengan sunnatullah," tuturnya.
Tajrid bermakna pelepasan keterikatan duniawi dari jiwa, atau secara singkat disebut pemurnian jiwa. Dalam maqam ini, seseorang menyadari bahwa yang terpenting bukanlah apa yang tampak di dunia, tetapi kedekatan hati kepada Allah.
Hidup adalah perjalanan mencari keseimbangan antara usaha dan tawakal. Ibn 'Atha'illah menegaskan pentingnya tetap berada di maqam yang telah Allah tentukan untuk kita.
"Jika Allah menempatkan kita di maqam asbab, berusahalah dengan penuh semangat dan niat yang tulus. Namun, jika berada di maqam tajrid, jadikan ibadah sebagai prioritas utama," katanya.
Keseimbangan ini juga mengajarkan kita untuk saling menghargai. Orang yang sibuk dengan pekerjaannya tidak boleh meremehkan mereka yang lebih fokus pada ibadah, dan sebaliknya. Setiap maqam adalah kehendak Allah yang spesifik untuk setiap individu.
Gus Ma'shum mengatakan dengan memahami hikmah ini, marilah jadikan perjalanan hidup sebagai perjalanan menuju Allah, melalui ikhtiar yang maksimal dan tawakal yang mendalam. Hanya dengan memadukan keduanya, kita dapat meraih ketenangan dan keberkahan hidup di dunia serta akhirat.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Pentingnya Merawat Hati
2
Anggota DPRD Lampung: Jalur Domisili SPMB Lampung Harus Berdasarkan Jarak, Bukan Nilai Rapor
3
Gus Ulil Tidak Sedang Membela Tambang
4
Khutbah Jumat: Menggunakan Waktu Hidup untuk Kebaikan dan Ibadah
5
Dorong UMKM dan Wisata Lokal, Sasa Chalim Hadiri Peresmian Pasar Tematik Jelajah Danau Ranau
6
DPRD Lampung Fauzi Heri Prihatin Nilai TKA Siswa Jauh di Bawah Standar
Terkini
Lihat Semua