Warta

Haul Simbah KH Ma’ruf Ke-28: Ingin Jadi Wali? Baca Amalan Ini

Rabu, 9 April 2025 | 17:35 WIB

Haul Simbah KH Ma’ruf Ke-28: Ingin Jadi Wali? Baca Amalan Ini

Foto KH Muhammad Toha dan Almarhum Simbah KH Maruf bersama KH Maimoen Zubair. (Foto: NU Online/ Faizin)

Tanggamus, NU Online Lampung

Dalam Kitab Washiyatul Musthofa karya Syekh Abdul Wahhab Asy-Sya’rani yang berisi wasiat-wasiat Nabi Muhammad saw kepada Ali bin Abi Thalib disebutkan sebuah amalan agar seseorang bisa menjadi wali atau kekasih Allah. 

 

Amalan tersebut diungkapkan oleh Rais Syuriyah PCNU Lampung Barat KH Muhammad Toha pada acara Haul ke-28 Simbah KH Ma’ruf di Masjid Riyadus Shalihin Desa Margodadi, Kecamatan Sumberejo, Kabupaten Tanggamus, Rabu (9/4/2025).

 

Amalan tersebut adalah berupa membaca lafal istighfar 25 kali dalam satu kali duduk di setiap harinya. Adapun bacaan istighfar tersebut adalah:

 

 أسْتَغْفِرُاللهَ العَظِيْم لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِجَمِيْعِ الِمُؤمِنِيْنَ وَالمُؤمِنَاتِ وَالمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ الأحْيَا ءِ مِنْهُمْ وَالأمْوَاتْ

 

“Barang siapa yang istiqamah dan ikhlas mengamalkan istighfar ini, insyaallah akan menjadi kekasih Allah. Hatinya akan menjadi lembut dan tidak mudah tersinggung. Jika sudah menjadi wali Allah, segala doa dan permohonannya akan dikabulkan oleh Allah,” ungkapnya.

 

Lebih lanjut, beliau mengingatkan pentingnya memperbanyak dzikir dalam kehidupan sehari-hari. “Dzikir adalah bentuk ibadah yang menjadi pupuk bagi hati kita. Hidup yang dipenuhi ibadah akan mendatangkan keberkahan, baik secara kuantitas maupun kualitas, seperti umur yang panjang dan bermanfaat,” tambahnya.

 

Kiai Toha juga mengingatkan bahwa kehidupan dunia hanyalah sementara, sedangkan akhirat adalah kehidupan yang kekal. Oleh karena itu, dzikir menjadi salah satu jalan utama untuk mengingat Allah dan menjalankan tugas utama manusia, yaitu beribadah.

 

Haul tersebut dihadiri para tokoh agama dan masyarakat Margodadi. Masjid Riyadhus Shalihin sendiri adalah peninggalan almarhum KH Ma’ruf yang dikenal sebagai tokoh agama di Tanggamus. Masjid ini juga menjadi tempat berlangsungnya kajian Tafsir Al-Ibriz, yang dirintis oleh almarhum dan hingga kini masih dilanjutkan oleh para penerusnya.

 

Pada kesempatan itu, salah satu putra KH Ma’ruf, H Muhammad Faizin, menyampaikan terima kasih atas terselenggaranya acara tersebut dan turut mengajak masyarakat untuk terus meneladani perjuangan para leluhur. 

 

“Mari syukuri hasil perjuangan para pendahulu dengan menjaga dan melestarikan perjuangan mereka, termasuk masjid dan nilai-nilai keagamaannya,” kata pria yang juga Ketua PCNU Pringsewu ini.

 

Kebaikan dengan mendoakan dan meneruskan perjuangan ini akan menjadikan para leluhur bahagia di alam barzah. Hal ini sesuai dengan hadits Nabi saw yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Anas bin Malik:

 

“Sungguh amal kalian disampaikan kepada kerabat dan kawan yang telah wafat. Jika amal itu baik, mereka pun bahagia. Jika tidak, mereka akan berdoa: Ya Allah, jangan matikan mereka sebelum Engkau beri hidayah kepada mereka sebagaimana Engkau memberi hidayah kepada kami,” ungkapnya.