• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Rabu, 24 April 2024

Warta

Muktamar Ke-34 NU

Gus Yasin: Santri Harus Jadi Penyeimbang

Gus Yasin: Santri Harus Jadi Penyeimbang
Foto bersama Gus Yasin di Pesantren Al-Hikmah, Bandar Lampung
Foto bersama Gus Yasin di Pesantren Al-Hikmah, Bandar Lampung

Bandar Lampung, NU Online Lampung
KH Taj Yasin Maimun atau yang lebih akrab disapa dengan Gus Yasin mengatakan, Santri harus jadi penyeimbang. Jika ada pihak yang keras dalam hal amr ma'ruf nahi munkar, santri harus berada di tengah-tengah. Karena semua ada kebaikannya. 

 

Gus Yasin yang juga Wakil Gubernur Jawa Tengah mengatakan hal tersebut saat memberikan wejangan kepada Gabungan Santri Sarang Seluruh Lampung (GASSELA), alumni ponpes Sarang Rembang. Kegiatan tersebut dilaksanakan di aula bawah gedung B komplek Pondok Pesantren Al Hikmah, Kedaton, Bandar Lampung, Selasa (21/12/2021) malam. 

 

Sebelum memberikan wejangan, Gus Yasin terlebih dahulu memimpin pembacaan Yasin Fadhilah yang diikuti oleh seluruh GASSELA Lampung dan para santri Al Hikmah. 

 

Dalam wejanganya, Gus Yasin banyak menceritakan keteladanan Mbah Maemoen Zubair semasa hidupnya, baik yang berkaitan dengan negara, politik, agama dan pesantren. "Mbah Moen itu pernah menjadi anggota DPR, anggota MPR, bahkan juga pernah menjadi kepala pasar. Semua itu merupakan  bentuk cinta kepada negaranya," ujar Gus Yasin. 

 

Menurut Gus Yasin,  Mbah Moen pernah ditanya  Kyai Bisri Syamsuri kenapa beliau menjadi anggota dewan, Mbah Moen menjawab dengan gampang, yang penting jangan menjadi kyai tamak. 

 

Mbah Moen juga pernah berseberangan dengan tokoh-tokoh NU dantokoh politik lainnya, namun tetap dimaknai sebagai dinamika kehidupan yang tidak perlu memecah belah bangsa. "Meskipun Mbah Moen berseberangan dengan Gus Dur, namun Mbah Moen selalu biasa saja, bahkan setiap tahun selalu datang ke haulnya Gus Dur," ujar Wakil Gubernur Jawa Tengah tersebut.

 

Selain berkisah tentang Mbah Moen, Gus Yasin juga mencontohkan sikap mereka yang pernah memusuhi Nabi. Abu Lahab yang tidak mau mendobrak rumah Nabi SAW, karena khawatir jika rambut putri-putri Rasul terlihat oleh laki-laki. Kemudian Abu Sofyan yang tidak mau berbohong dengan Raja Rumania tentang sifat-sifat Nabi Muhammad yang mulia. 

 

Meskipun Abu Sofyan berseberangan dengan Nabi, tetapi Abu Sofyan tetap memuji keteladanan Nabi Muhammad dihadapan Raja Rumania. "Itulah kenapa kita harus menjadi penyeimbang. Jika ada yang keras dalam hal amr ma'ruf nahi munkar, kita harus berada di tengah. Karena semua ada kebaikannya," pungkas Gus Yasin. (Yudi Prayoga/Yuni)


Warta Terbaru