Warta

Doakan Keselamatan Bangsa Jelang Pilkada, Rais Syuriyah PWNU Lampung Imbau Pengasuh Pesantren Gelar Istighotsah

Rabu, 2 Oktober 2024 | 19:59 WIB

Doakan Keselamatan Bangsa Jelang Pilkada, Rais Syuriyah PWNU Lampung Imbau Pengasuh Pesantren Gelar Istighotsah

Rais Syuriyah PWNU Lampung, KH Shodiqul Amin (Foto: Istimewa)

Bandar Lampung, NU Online Lampung

Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Lampung, KH Shodiqul Amin mengimbau kepada para pengasuh pondok pesantren untuk rutin mengadakan istighotsah dan kegiatan keagamaan lainnya sebagai bagian dari ikhtiar spiritual mendoakan keselamatan bangsa jelang Pilkada.


“Saya menyarankan agar setiap malam diadakan istighotsah, setidaknya Khotmil Qur’an, untuk mendoakan keselamatan bersama,” ujarnya kepada NU Online, Senin (30/9/2024) malam.


Ia juga mengingatkan warga NU untuk menjaga suasana kondusif menjelang pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak yang akan berlangsung pada November 2024 mendatang.


“Alhamdulillah, sejauh ini suasana masih kondusif. Kami dari pengurus NU Provinsi Lampung sudah memiliki komitmen bersama untuk menjaga suasana yang aman dan kondusif,” kata Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ishlah Tulang Bawang itu.


Ia menegaskan pengurus NU di Lampung tidak memberikan dukungan khusus kepada salah satu pasangan calon (paslon) melainkan mendoakan keselamatan dan kebaikan bagi seluruh calon yang berpartisipasi dalam Pilkada.


Kiai Shodiqul Amin juga mengajak seluruh warga untuk bersikap dewasa dalam menyikapi hasil Pilkada. Jika kita berbeda pilihan, kita harus menerimanya dengan lapang dada dan siap bekerja sama dengan pemerintah yang terpilih nantinya di semua lini.


Sebelumnya Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengingatkan seluruh Nahdliyin untuk menjaga netralitas organisasi dalam kontestasi politik di Pilkada 2024


Gus Yahya juga melarang penggunaan fasilitas milik NU sehingga aktivitas kampanye yang mengatasnamakan NU secara kelembagaan itu dilarang.


“Kita minta tidak membawa lembaga. Warga NU berhak membuat pilihan politiknya masing-masing, tapi jangan membawa-bawa lembaga. Jangan berkampanye atas nama pengurus NU,” kata Gus Yahya dalam konferensi pers di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.


Gus Yahya menekankan, setiap warga NU bebas memilih dan mendukung kandidat mana pun, dengan catatan tidak melibatkan nama atau fasilitas NU dalam aktivitas politik mereka.


“Jangan menggunakan fasilitas-fasilitas milik NU, tidak boleh digunakan untuk kegiatan politik (kampanye). Kita sudah keluarkan itu, parameter-parameter itu. Kalau mau dukung-mendukung silakan saja,” ujar Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh, Rembang, Jawa Tengah itu.