Warta

Dahnil Anzar: BP Haji Fokus pada Tiga Strategi Utama untuk Tingkatkan Kualitas Penyelenggaraan Haji

Senin, 2 Desember 2024 | 13:13 WIB

Dahnil Anzar: BP Haji Fokus pada Tiga Strategi Utama untuk Tingkatkan Kualitas Penyelenggaraan Haji

Wakil Kepala Badan Haji RI, Dahnil Anzar Simanjuntak saat meninjau Asrama Haji Rajabasa Provinsi Lampung, Senin (2/12/2024). (Foto: Istimewa)

Bandar Lampung, NU Online Lampung 

Wakil Kepala Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) Republik Indonesia, Dahnil Anzar Simanjuntak memaparkan tiga fokus utama Badan Penyelenggara Haji dalam penyelenggaraan ibadah haji ke depan. 

 

Hal tersebut disampaikan saat meninjau Asrama Haji Rajabasa Provinsi Lampung, Senin (2/12/2024). Dahnil menjelaskan bahwa BP Haji memiliki peran strategis dalam memastikan penyelenggaraan haji berjalan efisien, aman, dan nyaman. 

 

"Haji itu harus efisien, aman, dan nyaman bagi jamaah," tegas Dahnil. 

 

Menurutnya, meskipun operasional dan kebijakan penyelenggaraan haji saat ini masih di bawah Kementerian Agama, BP Haji memiliki dua fungsi utama, yaitu membangun ekosistem ekonomi haji dan melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan haji.

 

Dahnil mengatakan bahwa dalam setahun terakhir, BP Haji telah mulai merancang ekosistem ekonomi haji untuk mendukung kelancaran penyelenggaraan. Salah satu langkahnya adalah mengoptimalkan asrama haji sebagai pusat kegiatan ekonomi yang produktif. 

 

"Potensi ekonomi dari asrama haji itu luar biasa. Ini dapat menjadi penggerak ekonomi lokal, sekaligus meningkatkan kenyamanan jamaah," ungkapnya.

 

Dahnil juga menyoroti pentingnya revisi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Haji. Revisi ini, yang telah masuk dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas), bertujuan untuk memperjelas peran BP Haji dalam penyelenggaraan ibadah haji secara penuh pada 2026.

 

Ia mengatakan bahwa penyelenggaraan haji memiliki dampak ekonomi yang besar, terutama di sektor peternakan dan penyediaan makanan. 

 

"Sebagian besar jamaah Indonesia memanfaatkan layanan hewan kurban dari dalam negeri. Jika ini dikelola dengan baik, bisa membantu program gizi nasional," ujarnya. 

 

Ia mencontohkan, dengan jumlah jamaah haji yang mencapai 200 ribu orang setiap tahun, dampaknya terhadap sektor peternakan bisa sangat signifikan.

 

Wakaban itu juga menjelaskan, BP Haji terus menggandeng berbagai pihak, termasuk organisasi masyarakat seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, untuk mendapatkan masukan terkait kebijakan haji. 

 

"Stakeholder utama dari ekosistem haji ini adalah ormas Islam, termasuk Muhammadiyah dan NU. Kami ingin memastikan bahwa perspektif mereka turut menjadi bagian dalam kebijakan penyelenggaraan haji," tuturnya.

 

Di akhir sambutannya, Dahnil menggarisbawahi komitmen BP Haji untuk terus memperbaiki sistem penyelenggaraan ibadah haji dengan berorientasi pada kemaslahatan umat. 

 

"Segala upaya ini untuk memastikan ibadah haji menjadi lebih baik dari sisi pelayanan, efisiensi, dan dampak ekonomi yang dirasakan masyarakat luas," katanya.Â