Syiar

Waspada Sifat Namimah di Era Disrupsi

Ahad, 19 September 2021 | 14:29 WIB

Waspada Sifat Namimah di Era Disrupsi

foto ilustrasi net

Waspada Sifat Namimah di Era Disrupsi
Oleh: M. Rifai Aly

NAMIMAH yaitu perbuatan/sikap seseorang  dengan tujuan mengadu domba/propvokasi orang lain sehingga berdampak merugikan pihak lain serta dapat menghancurkan hubungan sosial umat manusia.

Namimah merupakan  satu dari sekian jenis penyakit hati, di samping iri, dengki, takabur, sombong dan lain sebagainya.

Dasar tentang bahaya sifat Namimah sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Humazah:01. ”Celakalah bagi setiap pengumpat lagi pencela”.( Maksudnya disini ialah yang melakukan adu domba).

Di tengah-tengah kemajuan era tehnologi informasi saat ini, melalui sarana gadget/ smartpone berbentuk Andoid dan sejensinya hampir semua memiliki aplikasi media sosial (medsos) seperti: WhatAap, facebook, Instagram, twitter dst. Dengan mudah meneruskan berita/Informasi yang entah sumbernya dari mana, valid atau tidak, akurat atau tidak. Sangat sering kita temui karakter seorang muslim yang dengan mudah mengendalikan jari-jarinya untuk share berita padahal berita yang tidak disaring banyak mengandung unsur Namimah.

Jika dulu ada ungkapan “Mulutmu Harimaumu, kini menjadi Jarimu Harimaumu”. Jari yang tidak dikendalikan akan mudah menghasut seseorang agar benci, menimbulkan pertikaian/perpecahan antar sesama muslim. Penyakit hati semacam ini sangat dilarang dalam Islam dan bagian dari prilaku tercela yang diharamkan.

Realitas saat ini, banyak terjadi perselisihan satu kelompok dengan kelompok lain. Ada oknum yang sengaja menciptakan perpecahan untuk mencari keuntungan semata. Ada juga oknum yang sengaja menciptakan perpecahan karena dia senang apabila terjadi perpecahan antara sesama muslim, bahkan sesama umat manusia. Oknum yang demikian tidak lain karena hatinya telah dikuasai oleh bisikan setan yang dapat menjerumuskan ke dalam api neraka. Nauzubiullah...

Sebagai muslim yang berahlakul karimah, kita harus dan wajib menjunjung tinggi nilai persaudaraan, baik sesama muslim (Ukhuwah Islamiyyah), persaudaraan sebangsa se-tanah air (Ukhuwah Wathaniyah) dan persaudaraan sesama manusia (Ukhuwah Basyariyah/Insaniyah).

Kita harus bisa menjaga diri dari sifat namimah (adu domba) agar dapat terjalin hubungan harmonis di tengah-tengah masyarat. Cinta kepada sesama mengedepankan persaudaraan menjauhi perpecahan, mendahulukan kasih sayang menjauhi permusuhan. Lebih penting lagi menjaga keutuhan dalam berbangsa dan bernegara, menjaga persatuan dan kesatuan sebagaimana amanat faunding father kita yang telah berkorban jiwa raga demi keutuhan Bangsa Indonesia. (*)