• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Sabtu, 4 Mei 2024

Syiar

Puasa dan Kesalehan Sosial

Puasa dan Kesalehan Sosial
Pada bulan Ramadhan kita perlu meningjatkan kesalehan sosial (Ilustrasi Foto: NU Online)
Pada bulan Ramadhan kita perlu meningjatkan kesalehan sosial (Ilustrasi Foto: NU Online)

Segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan keberkahan dan kekuatan kepada kita semua, sehingga kita dimampukan untuk menjalankan ibadah puasa Ramadhan dengan baik dan lancar. 

 

Syariat puasa Ramadhan merupakan rutinan tahunan bagi umat Islam di seluruh dunia. Baik yang kaya, miskin, dan fakir. Semuanya dikenai taklif (hukum syariat) untuk menjalankannya sesuai dengan syarat-syarat dan rukun puasa. 

 

Sebagaimana Allah swt berfirman dalam Al-Qur'an surat Al Baqarah ayat 183:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

 

Artinya : Wahai Orang-orang yang beriman, telah diwajibkan berpuasa kepadamu sebagaimana telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu agar kamu menjadi orang-orang yang bertaqwa, (QS. Al-Baqarah: 183).

 

Dari ayat di atas diketahui bahwa syariat puasa bukan hal baru, akan tetapi sudah disyariatkan kepada umat-umat terdahulu, sejak Nabi Adam as hingga saat ini, tahun 2023. Akan tetapi aturan dan tata cara syariat setiap Rasul berbeda-beda, sesuai dengan konteks zamannya. 

 

Puasa Ramadhan memiliki spiritual multidimensi, baik secara individual maupun sosial.  Kesalehan individual seperti hubungan dirinya dengan Allah swt, atau disebut dengan habluminallah. Dan kesalehan sosial seperti hubungan manusia dengan sesamanya, atau disebut dengan habluminannas. 

 

Orang yang berpuasa Ramadhan hendaknya selalu menjalin dan menghidupkan kedua hubungan tersebut. Jangan sampai timpang dengan salah satunya. Beribadah dengan Allah secara ikhlas dan khusuk dan membantu saudara sesama manusia juga harus ikhlas dan rendah diri. 


Karena keimanan dan ketaqwaan akan sempurna jika dibarengi dengan amal shaleh kepada sesama manusia sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an surat Al-Hadiid ayat 7 :


اٰمِنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَاَنْفِقُوْا مِمَّا جَعَلَكُمْ مُّسْتَخْلَفِيْنَ فِيْهِۗ فَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ وَاَنْفَقُوْا لَهُمْ اَجْرٌ كَبِيْرٌ - ٧


Artinya: Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan infakkanlah (di jalan Allah) sebagian dari harta yang Dia telah menjadikan kamu sebagai penguasanya (amanah). Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menginfakkan (hartanya di jalan Allah) memperoleh pahala yang besar (QS Al-Hadiid: 7).


Karena Ramadhan adalah bulan rahmah (kasih sayang), maka dari ayat di atas, bahwa ibadah sosial yang baik ketika berpuasa adalah berinfak dan shadaqah kepada saudara-saudara kita bagi yang membutuhkan, seperti berbagi takjil, sembako, dan sebagainya. 


Dengan sikap sosial yang tinggi, perhatian, atensi, empati, simpati kepada orang lain. Terutama kepada orang-orang yang berada dalam posisi sulit dalam kehidupannya. Maka hatinya senantiasa akan bersih dan peka, sehingga spiritualnya akan selalu naik. 


Rasulullah saw bersabda dalam sebuah hadits :


لَيْسَ الْمُؤْمِنُ الَّذِي يَشْبَعُ وَجَارُهُ جَائِعٌ عَلَى جَنْبِهِ


Artinya: Tidak dikatakan beriman,  orang yang perutnya kenyang, sementara tetangganya tidak bisa tidur karena menahan lapar.


Rasulullah saw juga bersabda dalam hadits yang lainnya:


مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ

 

Artinya: Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka muliakanlah tetangganya. 


Dari kedua hadits di atas, maka iman seseorang akan sempurna ketika bersentuhan dengan dua dimensi, individual dan sosial. Dua dimensi tersebutlah yang akan menjadikan manusia senantiasa bertakwa dan terjaga selalu bersama Allah swt. 


Allah swt telah berjanji kepada hambanya bahwa akan memberikan pahala yang begitu besar bagi orang yang senantiasa berbuat kebaikan. Sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya Al-Qur'an surat Al Maidah ayat 9:


وَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِۙ لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَّاَجْرٌ عَظِيْمٌ


Artinya: Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman dan beramal kebajikan bahwa bagi mereka ampunan dan pahala yang banyak (QS Al-Maidah: 9). 

 

Semoga di bulan Ramadhan ini, kita senantiasa diberikan kekuatan oleh Allah swt. Sehingga bisa menjalankan ibadah puasa dengan sempurna. Dan selalu menyempurnakan keimanan baik secara individu maupun sosial. 

(Yudi Prayoga)


Syiar Terbaru