Syiar

Peristiwa Penting di Bulan Rajab, Termasuk Perintah Shalat dalam Isra Mi’raj  

Sabtu, 4 Januari 2025 | 13:20 WIB

Peristiwa Penting di Bulan Rajab, Termasuk Perintah Shalat dalam Isra Mi’raj   

Ilustrasi bulan Rajab. (Foto: NU Online)

Sejak 1 Januari 2025 lalu kita memasuki bulan Rajab 1446, salah satu bulan mulia dalam agama Islam. Banyak peristiwa penting dalam dalam sejarah Islam yang terjadi dalam bulan ini, di antaranya adalah perintah melaksanakan shalat lima waktu, dalam peristiwa Isra Mi’raj.


Berbagai peristiwa penting di bulan Rajab ini tentu bukanlah kebetulan semata, akan tetapi menunjukkan bahwa Rajab adalah salah satu bulan yang mulia. Di antara peristiwa penting tersebut adalah:


Pertama, Sayyidah Aminah binti Wahb mulai mengandung janin yang kelak diberi nama Muhammad pada bulan Rajab. Setelah mengandung selama sembilan bulan, pada bulan Rabi’ul Awwal Sayyidah Aminah melahirkan makhluk yang paling mulia, baginda Nabi agung Muhammad saw. Kelahirannya adalah rahmat yang Allah hadiahkan kepada alam semesta. 


Kedua, pada 27 Rajab, terjadi peristiwa Isra’ dan Mi’raj, salah satu mukjizat terbesar yang Allah anugerahkan kepada baginda Nabi Muhammad saw. Penting dipahami bahwa maksud dan tujuan Isra’ dan Mi’raj bukan berarti Allah di atas lalu Rasulullah diperintah untuk naik ke atas untuk bertemu dan menghadap Allah. Para ulama Ahlussunnah wal Jama’ah menegaskan bahwa Allah Maha Suci dari tempat dan arah. Dia ada namun keberadaan-Nya tidak membutuhkan pada tempat dan arah. Maksud dan tujuan Isra’ dan Mi’raj adalah memuliakan Rasulullah, memperlihatkan kepadanya beberapa keajaiban dan tanda kekuasaan Allah. Pada peristiwa Isra Mi’raj itu pula mulai disyariatkannya shalat lima waktu secara langsung kepada Nabi Muhammad saw.


Ketiga, pada hari kesepuluh bulan rajab tahun 9 H, terjadi perang Tabuk.  


Keempat, pada bulan Rajab tahun 9 H, an-Najasyi, raja al-Habasyah tutup usia dalam keadaan muslim.  


Kelima, Imam Syafi’i wafat pada bulan Rajab tahun 204 H dalam usia 54 tahun. Beliau dimakamkan di Mesir.


Keenam, pada bulan Rajab tahun 101 H, Khalifah ‘Umar bin ‘Abdil ‘Aziz meninggal dalam usia 39 tahun.  


Ketujuh, pada tanggal 27 Rajab 583 H, Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi berhasil membebaskan Baitul Maqdis, Palestina. Ketika ingin membebaskan Palestina, Sultan Shalahuddin al Ayyubi tidak langsung menyiapkan tentara dan peralatan perang. Akan tetapi yang pertama beliau lakukan adalah mempersatukan umat Islam dalam satu ikatan aqidah yang benar, yaitu aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah. Kesatuan aqidah akan melahirkan kesatuan hati. Kesatuan hati antarumat Islam adalah kekuatan dahsyat yang tidak terkalahkan. Salah satu upaya untuk mewujudkan hal itu, beliau memerintahkan setiap muadzdzin di semua wilayah yang beliau kuasai untuk mengumandangkan aqidah Asy'ariyyah setiap hari sesaat sebelum adzan shubuh. 


Kedelapan, pada 16 Rajab 1344 H bertepatan dengan 31 Januari 1926, para ulama berkumpul di Surabaya menyepakati lahirnya jam’iyah (perkumpulan) Nahdlatul Ulama, yang pada tahun ini memasuki usia 102 tahun menurut kalender hijriyah.