Syiar

Pengertian Maksiat dan Cara Menghindarinya

Ahad, 10 September 2023 | 18:09 WIB

Pengertian Maksiat dan Cara Menghindarinya

Pengertian Maksiat dan Cara Menghindarinya (Foto: NU Online)

Maksiat adalah perbuatan yang melanggar perintah Allah, yang bila dilakukan akan berdosa. Perilaku maksiat tidak selalu diidentikkan dengan tindakan yang melanggar asusila.


Maksiat  berasal dari bahasa Arab, معصية asal katanya عصى يعصي yang maknanya menentang, mendurhakai, melanggar, dan membangkang. Artinya jika kita durhaka kepada Allah dengan melanggar larangan-larangan yang telah ditetapkan-Nya, berarti kita telah bermaksiat kepada Allah swt


Allah berfirman dalam Surat an-Nisa ayat 14:


وَمَنْ يَعْصِ اللهَ وَرَسُولَهُ وَيَتَعَدَّ حُدُودَهُ يُدْخِلْهُ نَارًا خَالِدًا فِيهَا وَلَهُ عَذَابٌ مُهِينٌ


Artinya: Barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya, dan baginya siksa yang menghinakan (QS an-Nisa: 14).


​Ayat di atas menjelaskan bahwa perbuatan durhaka atau maksiat kepada Allah dapat berakibat kekekalan di dalam neraka. Bentuk hukuman yang berat menunjukan suatu larangan yang wajib dihindari.


Dilansir dari NU Online, setiap larangan memiliki konsekuensi atau akibat yang akan ditanggung oleh pelakunya, begitu pun kemaksiatan. Imam al-Hârits al-Muhâsibi memperingatkan kita dalam kitabnya, Risalah al-Mustarsyidîn.


وَاعْلَمْ يَا أَخِي أَنَّ الذُّنُوْبَ تُوْرِثُ الْغَفْلَةَ وَالْغَفْلَةُ تُوْرِثُ الْقَسْوَةَ وَالْقَسْوَةُ تُوْرِثُ الْبُعْدَ مِنَ اللهِ وَالْبُعْدُ مِنَ اللهِ يُوْرِثُ النَّارَ وَإِنَمَا يَتَفَكَّرُ فِي هَذِهِ الأَحْيَاءُ وَأَمَّا الأَمْوَاتُ فَقَد أمَاتَوْا أَنْفُسَهُمْ بِحُبِّ الدُّنْيَا


Artinya: Ketahuilah wahai saudaraku, bahwa dosa-dosa mengakibatkan kelalaian, dan kelalaian mengakibatkan keras (hati), dan keras hati mengakibatkan jauhnya (diri) dari Allah, dan jauh dari Allah mengakibatkan siksaan di neraka. Hanya saja yang memikirkan ini adalah orang-orang yang hidup, adapun orang-orang yang telah mati, sungguh mereka telah mematikan diri mereka dengan mencintai dunia (Imam al-Hârits al-Muhâsibi, Risâlah al-Mustarsyidîn, Dar el-Salâm, halaman 154-155)


​​​​​​​Syekh Abdul Fattah Abu Guddah meringkas akibat-akibat dari maksiat dan dosa dari kitab al-Jawâb al-Kâfi liman Sa`ala ‘an ad-Dawâ asy-Syâfi.


​​​​​​​Menurutnya, di antara akibat melakukan kemaksiatan adalah terhalangnya seseorang dari ilmu dan rezeki, timbul perilaku menyimpang antara dirinya dengan Allah, dirinya dengan orang lain, mempersulit urusan-urusannya, gelapnya hati, wajah, dan kuburan, lalainya hati dan badan, terhalangnya dari ketaatan, sia-sianya umur, menumbuhkan kemaksiatan sejenisnya, melemahkan keinginannya untuk taat pada Allah swt.


Imam Ibnu Qayyim al-Jauzi berkata dalam kitabnya Shayd al-Khâthir mengatakan: Tidaklah merasakan kenikmatan maksiat melainkan orang yang selalu lalai. Adapun orang mukmin yang sadar, maka sesungguhnya ia tidak merasakan kenikmatan dari maksiat, karena ilmunya akan menghentikan perbuatan tersebut bahwa perilaku maksiat adalah haram (Imam al-Hârits al-Muhâsibi, Risâlah al-Mustarsyidîn, Dar el-Salâm, halaman 158).


Lalu bagaimana caranya agar kita terhindar dari maksiat? Syekh Mushtofa as-Sibâ’i memberikan tips atau cara untuk menghindar dari maksiat dalam kitabnya Hâkadzâ ‘Allamtanî al-Hayât:


إذا همّت نفسك بالمعصية فذكرها بالله، فإذا لم ترجع فذكرها بأخلاق الرجال، فإذا لم ترجع فذكرها بالفضيحة إذا علم بها الناس، فإذا لم ترجع فاعلم أنك تلك الساعة قد انقلبت إلى حيوان.


Artinya: Apabila dirimu tergerak melakukan maksiat maka ingatlah Allah. Apabila rasa itu belum hilang juga maka ingatlah akhlak seseorang (yang mulia). Apabila belum hilang juga maka ingatlah dengan terungkapnya maksiat tersebut apabila orang-orang mengetahuinya, apabila belum hilang juga maka ketahuilah saat itu juga engkau telah berubah menjadi binatang! (Syekh Mushtafa as-Sibâ’i, Hâkadzâ ‘Allamtanî al-Hayât, halaman 13).


Semoga dari penjelasan di atas kita menjadi paham dan menghindari perbuatan maksiat yang dilarang Allah swt. Karena setiap perbuatan maksiat akan tercatat sebagai dosa yang harus dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.