• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Kamis, 2 Mei 2024

Syiar

Menjadikan Diri Lebih Baik di Tahun 2024

Menjadikan Diri Lebih Baik di Tahun 2024
Menjadikan Diri Lebih Baik di Tahun 2024. (Foto: NU Online)
Menjadikan Diri Lebih Baik di Tahun 2024. (Foto: NU Online)

Sudah beberapa hari ini kita memasuki tahun 2024, tahun baru, yang pastinya dengan harapan dan semangat baru. Di awal tahun ini berbagai resolusi telah kita buat, dengan harapan hari-hari yang akan dijalani, lebih baik dari sebelumnya. Kegagalan dan kekecewaan di tahun lalu menjadi pembelajaran dan semangat pada tahun ini dan seterusnya.


Kita tentunya ingin menjadi orang yang beruntung dengan menjadikan tahun ini lebih baik dari tahun yang lalu, dan tidak menjadi orang yang merugi. Sebagaimana hadits berikut ini:


مَنْ كَانَ يَوْمُهُ خَيْرًا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ رَابِحٌ. وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ مِثْلَ أَمْسِهِ فَهُوَ مَغْبُوْنٌ. وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ شَرًّا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ مَلْعُوْنٌ  


Artinya: Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia (tergolong) orang yang beruntung. Barangsiapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia (tergolong) orang yang merugi. Dan barangsiapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka ia orang yang dilaknat (celaka) (HR Al-Hakim).    


Salah satu yang harus kita perbaiki atau evaluasi adalah ibadah yang telah kita laksanakan pada tahun sebelumnya. Apakah sudah cukup baik, bila belum maka harus diperbaiki. Bila sudah baik, maka perlu dipertahankan, dan akan lebih baik bila dapat ditingkatkan.


Allah swt memberikan petunjuk kepada kita supaya tidak merugi dan menjadi orang yang beruntung. Hal itu terdapat dalam Al-Qur’an Surat Al-Ashr ayat 1 sampai 3 berikut:


وَالْعَصْرِۙ (۱) اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ (۲) اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْر (۳)


Artinya: (1) Demi masa (2) Sungguh, manusia berada dalam kerugian, (3) Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.


Manusia yang tidak merugi adalah orang yang senantiasa melaksanakan amal-amal saleh, saling mengingatkan untuk melakukan kebenaran dan bersabar.


Perlunya kita menjadikan masa lalu sebagai pertimbangan itu sudah dinyatakan Allah swt dalam Al-Qur’an Surat Al-Hasyr ayat 18 berikut.


يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ


Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan (QS Al-Hasyr: 18)


Dilansir dari NU Online, Imam Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya, Tafsir al-Qur’an al-Azhim, menjelaskan bahwa maksud dari memperhatikan apa yang telah diperbuat adalah menilai diri sendiri sebelum pada waktunya nanti bakal dihisab, yakni di akhirat. Hal ini guna melihat apa saja yang telah kita siapkan sebagai bekal untuk menghadap kepada Allah swt kelak.


Kita tentu pernah mendengar bahwa kita harus bekerja keras untuk dunia seakan kita hidup selamanya. Kita juga harus beramal baik untuk akhirat, seakan esok kita akan mati.


Ayat tersebut mengingatkan kita akan amal yang telah kita lakukan. Imam As-Shawi dalam Hasyiyah atas Tafsir Jalalain mengatakan, bahwa seluruh amal yang kita perbuat di dunia ini sebetulnya akan tampak balasannya di hari kiamat kelak. Karenanya, Allah swt mengingatkan kita untuk bertakwa dua kali dalam ayat tersebut.


Menurut Imam Al-Qurthubi, takwa pertama mengingatkan kita agar bertobat atas dosa-dosa lalu, sedangkan kedua sebagai pengingat agar takut bermaksiat di masa yang akan datang.


Hal tersebut juga sejalan dengan sebuah hadits Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Imam Tirmidzi, dan Imam Ibnu Majah berikut:


الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ وَالْأَحْمَقُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى الله الْأَمَانِيَّ

 

Artinya: Orang bijak adalah dia yang mengutuk dirinya sendiri dan bekerja untuk apa setelah kematian, dan orang bodoh adalah dia yang mengikuti keinginannya sendiri dan melimpahkan aspirasinya kepada Tuhan.


Oleh karena itu, pada momen tahun baru ini mari kita bermuhasabah diri atas apa yang telah kita lakukan pada tahun-tahun lalu, dan mulai kita perbaiki di tahun baru 2024 ini. Semoga kita bisa menjadi manusia yang lebih baik, dan menjadi orang yang beruntung baik di dunia maupun di akhirat.


Syiar Terbaru