Lima Hikmah Puasa di Bulan Ramadhan
Oleh: Umi Salamah
(Dosen STAI Al Mubarok Bandar Mataram Lampung Tengah)
BULAN Ramadhan adalah bulan ke sembilan dari hitungan tahun hijriyah. Pada bulan ini manusia diperintahkan untuk berpuasa satu bulan penuh. Perintah pelaksanaan puasa pada Bulan Ramadhan ini dimulai dari tahun ke-2 hijriyah dan dilakukan sampai saat ini.
Karena istimewanya Bulan Ramadhan, kita menunggunya sudah mulai dari awal Bulan Rajab. Kita sudah menunggu-nunggu bulan puasa Ramadhan ini dengan doa:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَارِكْ لَنَا فِى رَمَضَانَ
Puasa itu sendiri memberikan lima hikmah kepada manusia. Diantaranya melatih kejujuran, melatih rasa peduli sosial, dan meningkatkan ketaqwaan. Detilnya dijabarkan berikut ini.
Pertama, Jujur
. Kejujuran di Bulan Ramadhan merupakan hal yang mutlak. Dengan niat puasa yang ikhlas, tidak ada orang puasa hanya karena untuk dilihat atau dipuji orang lain. Mereka menjalankan ibadah puasa dengan tidak makan dan minum pada siang hari karena dorongan dalam diri, bukan karena orang lain.
Pada Bulan Ramadhan, ada rasa enggan di dalam hati umat muslim untuk bersikap tidak jujur. Itu semata karena ingin mendapatkan keberkahan puasa Ramadhan. Ia akan berpikir untuk berbohong, sehingga biasanya ada istilah “Puasa nggak boleh bohong, kalau bohong nanti puasanya gak sah”.
Kedua, melatih rasa peduli sosial.
D
engan berpuasa Ramadhan, umat Islam sama-sama merasakan haus, lapar, dan merasa senasib dan seperjuangn untuk mengekang hawa nafsunya dari mulai fajar sampai tenggelamnya matahari. Puasa ramadhan dilakukan oleh seluruh umat muslim di dunia ini, karena itu menjalankannya tidak merasa berat. Apapun jika dilakukan bersama-sama akan terasa ringan.
Ketika bulan ramadhan tiba, umat Islam cenderung ingin banyak-banyak beramal kepada orang yang membutuhkan. Seperti memberikan buka gratis, sahur gratis, sedekah di panti asuhan, masjid atau di pondok pesantren. Bersedekah pada bulan puasa ramadhan ini lebih ringan tidak seperti pada bulan-bulan sebelumnya. Tingkat kepedulian sosial menjadi meningkat pada bulan ramadhan ini.
Di Indonesia, sambutan terhadap datangnya Bulan Ramadhan ini sungguh luar biasa. Tidak hanya dari umat Islamnya sendiri, bahkan dari perusahaan-perusahaan juga kepeduliannya menjadi meningkat. Seperti jika biasanya pulang kantor jam 19.00 WIB, tapi karena Bulan Ramadhan dipulangkan lebih cepat. Ini memberikan waktu untuk bisa berbuka puasa dengan keluarga dan saudaranya.
Iklan-iklan untuk menyambut Ramadhan juga luar biasa. Bagaimana saling berbagi, mengasihi, saling pengertian, dan selama Bulan Ramadhan banyak ditayangkan hal-hal positif di media online ataupun cetak.
Ketiga, puasa menyehatkan mental dan tubuh
. Dengan berpuasa, tubuh istirahat dari terisi makanan. Ini membuat usus-usus akan lebih bersih dan dari sisa endapan makanan yang lama kelamaan bisa menjadi lemak di perut. Puasa juga dapat meningkatkan kekebalan tubuh karena ketika orang berpuasa akan membuat meningkatnya limfosit sampai 10 kali lipat dalam tubuh, sehingga imunitas tubuh bukanya lemah tetapi tidak gampang sakit dan terhindar dari berbagai virus.
Selain itu, dari sisi psikologi, kondisi jiwa tidak cepat emosi sehingga secara kejiwaan menjadi tenang. Dan ini juga akan mempengaruhi kondisi fisik.
Keempat, mendapatkan kebahagian ketika berbuka dan berjumpa dengan Rabbnya
.
Sungguh suara beduk dan adzan pada waktu Magrib terasa sangat merdu bagi orang yang berpuasa. Ada rasa bahagia yang luar biasa ketika datang waktu buka puasa. Ini merupakan nikmat yang Allah berikan bagi orang yang berpuasa. Ada rasa syukur yang sangat dalam ketika mampu menjalankan ibadah puasa sampai masa halal untuk meminum dan makan makanan. Ibaratnya seperti menemukan air saat di padang pasir.
Ini kebahagian di dunia pagi orang yang berpuasa. Puncaknya adalah kebahagian kelak di akhirat bahwa orang yang puasa dengan keihlasan akan bisa melihat secara langsung wajah Rabbnya. Manusia berjumpa dengan kekasihnya saja ada rasa bahagia, apalagi ini berjumpa dengan Robb, Tuhan alam semesta.
Kelima, mendapat tingkatan takwa.
Sebagaimana yang ada dalam Q.S al-baqarah ayat 183: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar
kamu bertakwa.
Perintah puasa sudah ada pada masa-masa sebelum Nabi Muhammad SAW, tapi perintah puasa Ramadhan ini ada ketika masa Nabi Muhammad SAW. Sehingga orang yang ikhlas menjalankan ibadah puasa ini akan mendapat gelar orang yang bertaqwa.
Untuk mendpatkan tingkatan takwa ini ada empat hal yang dilewati, yaitu menjadi orang Islam (muslim), orang yang iman (mukmin), orang yang ihsan (muhsin), dan orang yang ikhlas (muklis), sehingga akan didapatkan tingkatan terakhir yaitu orang yang bertaqwa (muttaqin). Allahu a’lam. (*)