Syiar

Keutamaan dan Tata Cara Shalat Sunnah Syawal

Senin, 15 April 2024 | 16:18 WIB

Keutamaan dan Tata Cara Shalat Sunnah Syawal

Ilustrasi shalat (Foto: NU Online)

Pada bulan Syawal ini umat Islam dapat melaksanakan shalat sunnah Syawal, selain melaksanakan puasa sunnah Syawal selama enam hari yang sudah umum dilakukan. Keutamaan shalat sunnah Syawal atau disebut juga shalat Utaqa itu adalah diampuni dosa-dosa bagi yang mengerjakannya.


Disebut shalat Utaqa artinya pembebasan. Allah swt akan membebaskan orang yang mengamalkannya dari impitan utang dan Allah akan memudahkan hajat mereka.


Shalat sunnah Syawal adalah shalat sunnah mutlak sebanyak delapan rakaat, yang dilaksanakan pada bulan Syawal. Shalat sunnah ini masih termasuk jarang diketahui dan dilakukan oleh umat Muslim.


Penjelasan tentang shalat sunnah Syawal ini dijelaskan oleh Syekh Abdul Qadir al-Jailani berdasarkan pada hadits dalam kitabnya Al-Ghunyah. Siapa yang mendirikan shalat ini sesuai tata caranya, maka akan diampuni dosa-dosanya sebelum ia mengangkat kepala setelah sujudnya, dan andaikan dia mati, maka dia mati dalam keadaan syahid yang dosanya telah diampuni.


Syekh Abdul Qadir menyatakan, seorang hamba yang melaksanakan shalat ini dalam keadaan bepergian, maka Allah mudahkan baginya perjalanannya hingga tempat yang dituju. Andaikan ia memiliki utang, maka utangnya akan terbayar; dan seandainya ia memiliki kebutuhan, Allah akan memenuhi kebutuhannya.


Adapun tata cara shalat sunnah Syawal yaitu:

 
  1. Shalat sunnah dilakukan delapan rakaat, bisa dilaksanakan pada siang ataupun malam hari.
  2. Dilaksanakan dengan empat kali salam, artinya masing-masing dua rakaat.
  3. Pada setiap rakaat membaca al-Fatihah dan surat al-Ikhlas sebanyak 15 kali.
  4. Setelah delapan rakaat selesai dilakukan, lanjut dengan membaca tasbih (subhanallah wa bi hamdihi, subhanallahil adhim) 70 kali, dan shalawat (allahumma shallli ā€˜ala sayyidina Muhammad) 70 kali.
  5. Dilanjutkan dengan membaca doa.


Selengkapnya pernyataan Syekh Abdul Qadir al-Jailani adalah sebagai berikut:


 حدثنا أبو نصر بن البناؔ عن ŁˆŲ§Ł„ŲÆŁ‡ قال: حدثنا أبوعبد الله Ų§Ł„Ų­Ų³ŁŠŁ† بن عمر Ų§Ł„Ų¹Ł„Ų§ŁŲŒ قال: أخبرنا أبو القاسم القاضى قال: حدثنا Ł…Ų­Ł…ŲÆ بن Ų£Ų­Ł…ŲÆ بن ŲµŲÆŁŠŁ‚ قال: حدثنا ŁŠŲ¹Ł‚ŁˆŲØ بن Ų¹ŲØŲÆ الرحمن قال: أنبأنا أبو بكر Ų£Ų­Ł…ŲÆ بن خعفر Ų§Ł„Ł…Ų±ŁˆŲ²Ł‰ŲŒ قال: حدثنا على ابن Ł…Ų¹Ų±ŁˆŁ قال: حدثنى Ł…Ų­Ł…ŲÆ بن Ł…Ų­Ł…ŁˆŲÆ قال: أخبرنا ŁŠŲ­ŁŠŁ‰ بن ؓبيب قال: Ų­ŲÆŲ«Ł†Ų§Ų­Ł…ŁŠŲÆ عن أنس رضي الله عنه Ł‚Ų§Ł„ŲŒ قال Ų±Ų³ŁˆŁ„ الله صلى الله Ų¹Ł„ŁŠŁ‡ ŁˆŲ³Ł„Ł… : ((من صلى فى Ų“ŁˆŲ§Ł„ ثمان ركعات Ł„ŁŠŁ„Ų§ ŁƒŲ§Ł† او نهارا ŁŠŁ‚Ų±Ų§Ų” فى ŁƒŁ„ ركعة بفاتحة Ų§Ł„ŁƒŲŖŲ§ŲØ ŁˆŲ®Ł…Ų³ Ų¹Ų“Ų±Ų© (قل Ł‡Łˆ الله Ų£Ų­ŲÆ ...) فاذا فرغ من صلاته Ų³ŲØŲ­ Ų³ŲØŲ¹ŁŠŁ† Ł…Ų±Ų© ŁˆŲµŁ„Ł‰ على Ų§Ł„Ł†ŲØŁŠ صلى الله Ų¹Ł„ŁŠŁ‡ ŁˆŲ³Ł„Ł… Ų³ŲØŲ¹ŁŠŁ† Ł…Ų±Ų©ŲŒ قال Ų§Ł„Ł†ŲØŁŠ صلى الله Ų¹Ł„ŁŠŁ‡ ŁˆŲ³Ł„Ł…: ŁˆŲ§Ł„Ų°Ł‰ بعثنى بالحق Ł…Ų§ من Ų¹ŲØŲÆ ŁŠŲµŁ„Ł‰ هذه الصلاة الا أنبع الله له ŁŠŁ†Ų§ŲØŁŠŲ¹ Ų§Ł„Ų­ŁƒŁ…Ų© فى قلبه ŁˆŲ£Ł†Ų·Ł‚ به لسانه ŁˆŲ£Ų±Ų§Ł‡ ŲÆŲ§Ų” Ų§Ł„ŲÆŁ†ŁŠŲ§ ŁˆŲÆŁˆŲ§Ų”Ł‡Ų§ŲŒ ŁˆŲ§Ł„Ų°Ł‰ بعثنى بالحق من صلى هذه الصلاة ŁƒŁ…Ų§ وصفت Ł„Ų§ŁŠŲ±ŁŲ¹ رأسه من Ų£Ų®Ų± Ų³Ų¬ŲÆŲ© حتى يغفر الله Ł„Ł‡ŲŒ ŁˆŲ§Ł† Ł…Ų§ŲŖ Ł…Ų§ŲŖ Ų“Ł‡ŁŠŲÆŲ§ Ł…ŲŗŁŁˆŲ±Ų§ Ł„Ł‡ŲŒ و Ł…Ų§ من Ų¹ŲØŲÆ صلى هذه الصلاة فى السفر ؄لاسهل الله Ų¹Ł„ŁŠŁ‡ Ų§Ł„Ų³ŁŠŲ± ŁˆŲ§Ł„Ų°Ł‡Ų§ŲØ الى Ł…ŁˆŲ¶Ų¹ مراده, ŁˆŲ§Ł† ŁƒŲ§Ł† Ł…ŲÆŁŠŁˆŁ†Ų§ قضى الله ŲÆŁŠŁ†Ł‡ŲŒ ŁˆŲ§Ł† ŁƒŲ§Ł† Ų°Ų§ Ų­Ų¬Ų© قضى الله Ų­ŁˆŲ§Ų¦Ų¬Ł‡ŲŒ ŁˆŲ§Ł„Ų°Ł‰ بعثنى بالحق Ł…Ų§ من Ų¹ŲØŲÆ ŁŠŲµŁ„Ł‰ هذه الصلاة ؄لا أعطاه الله تعالى ŲØŁƒŁ„ حرف ŁˆŲØŁƒŁ„ أية مخرفة فى الجنة Ł‚ŁŠŁ„ ŁˆŁ…Ų§ المخرفة يا Ų±Ų³ŁˆŁ„ الله قال صلى الله Ų¹Ł„ŁŠŁ‡ ŁˆŲ³Ł„Ł… ŲØŲ³Ų§ŲŖŁŠŁ† فى الجنة يسير Ų§Ł„Ų±Ų§ŁƒŲØ فى ŲøŁ„ Ų“Ų¬Ų±Ų© من أؓجارها Ł…Ų§Ų¦Ų© سنة Ų«Ł… Ł„Ų§ŁŠŁ‚Ų·Ų¹Ł‡Ų§Ā 


Artinya: Diceritakan dari Anas ra, dia berkata bahwasannya Rasulullah pernah bersabda, ā€œBarangsiapa shalat di bulan Syawal sebanyak delapan rakaat baik dilakukan malam hari maupun siang hari yang mana di setiap rakaatnya membaca al-Fatihah dan surat Al-Ikhlas sebanyak lima belas kali, setelah delapan rakaat tersebut kemudian dilanjut dengan membaca tasbih (subhanallah wa bi hamdihi, subhanallahil adhim) tujuh puluh kali dan shalawat (allahumma shallli ā€˜ala sayyidina Muhammad) tujuh puluh kali. Maka demi Dzat yang telah mengutusku, Allah akan mengalirkan hikmah (kebijaksanaan/kebenaran) dalam hati yang diungkapkan melalui lisan seorang hamba yang telah melaksanakan shalat ini, dan Allah akan tunjukkan kepada dia penyakit-penyakit dunia serta obatnya. Dan demi Dzat yang telah mengutusku, barangsiapa yang mendirikan shalat ini sesuai tata caranya, maka akan diampuni dosa-dosanya sebelum ia mengangkat kepala setelah sujudnya, dan andaikan dia mati, maka dia mati dalam keadaan syahid yang dosanya telah diampuni. Dan tiada seorang hamba yang melaksanakan shalat ini dalam keadaan bepergian, kecuali Allah mudahkan baginya perjalanannya hingga tempat yang dituju. Andaikan ia memiliki utang, maka utangnya akan terbayar. Seandainya ia memiliki kebutuhan, Allah akan memenuhi kebutuhannya. Dan demi Dzat yang telah mengutusku, tiada seorang hamba yang menjalankan shalat ini kecuali Allah berikan untuknya di setiap huruf dan ayatnya sebuah makhrafah di surga nantinya. Kemudian dipertanyakan, ā€˜Apakah makhrafah itu, ya Rasul?’ Rasulullah menjawab, ā€˜Makhrafah adalah dua ekor domba yang mempermudah penunggangnya mengelilingi (kebun penuh) pepohonan yang tidak pernah dipotong selama seratus tahun).’ (Ila Fadilasari)
Ā