• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Jumat, 29 Maret 2024

Syiar

Jangan Menjauhi Orang Miskin, Bila Mengaku Mencintai Rasulullah

Jangan Menjauhi Orang Miskin, Bila Mengaku Mencintai Rasulullah
orang miskin
orang miskin

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang yang memandang rendah dan hina terhadap orang miskin. Mereka menganggap orang miskin tersebut tidak pantas, lemah, dan harus dijauhi karena tidak selevel.

 

Di satu sisi, banyak orang mengaku cinta Rasulullah saw. Berbagai kegiatan mereka lakukan untuk menunjukkan cintanya kepada beliau. Dalam setiap doanya, mereka memohon kepada Allah agar kelak di akhirat dikumpulkan bersama beliau di surga-Nya.

 

Padahal bila seseorang mengaku cinta pada Rasulullah dan menjadikan beliau adalah teladan, maka seharusnya bisa mengikuti jejak Rasulullah. Beliau sangat mencintai  orang-orang miskin. 


Dilansir dari Menjauhi Orang Miskin Sama dengan Menjauh dari Rasulullah, dalam salah satu doanya, beliau memohon kepada Allah agar dikumpulkan bersama orang-orang miskin. 

 

Doa itu adalah sebagai berikut:

 

   اللهم أحيني مسكينا وأمتني مسكينا واحشرني في زمرة المساكين يوم القيامة   

 

Artinya: Ya Allah, hidupkanlah dan matikanlah aku sebagai orang miskin dan kumpulkanlah aku bersama orang-orang miskin (HR: At-Tirmidzi).  

 

Dari doa tersebut dapat diketahui secara jelas bahwa Rasulullah menaruh perhatian besar terhadap orang-orang miskin. Beliau tidak pernah menjauhi mereka dengan alasan apa pun. Beliau justru suka mendekat karena mencintai mereka dengan setulus hati.

 

Hal ini sebagaimana dikisahkan dalam kitab Al-Barzanji, karya Syekh Ja’far bin Husin bin Abdul Karim bin Muhammad Al-Barzanji, halaman 123, sebagai berikut:  


 ويحب الفقراء والمساكين ويجلس معهم ويعود مرضاهم ويشيع جنائزهم ولا يحقر فقيرا  

 

Artinya: Beliau mencintai fakir miskin, duduk bersama mereka, membesuk mereka yang sedang sakit, mengiring jenazah mereka, dan tidak pernah menghina orang fakir.

 

Akhlak Rasulullah terhadap orang-orang miskin tersebut hendaknya membuka kesadaran kita bahwa tidak selayaknya kita mengaku cinta Rasulullah tetapi pada saat yang sama kita menjauhi orang-orang yang beliau cintai. 

 

Bagaimana bisa kita akan dikumpulkan bersama Rasulullah di akherat kelak, sementara kita menjauhi orang-orang yang beliau sendiri memohon kepada Allah untuk dikumpulkan bersama mereka.   

 

Oleh karena itu, barangsiapa  berharap dikumpulkan bersama Rasulullah kelak di akhirat, hendaklah mencintai orang-orang miskin dan mau berinteraksi dengan mereka. Untuk maksud ini memang diperlukan sikap rendah hati atau tawaduk sebagaimana dicontohkan beliau.

 

Anggapan tidak selevel dengan mereka harus dibuang jauh-jauh sebab hal ini merupakan kesombongan dan sudah pasti menjadi hambatan untuk berinteraksi dengan mereka.    

 

Orang-orang miskin memang harus kita dekati dan cintai karena ini adalah sunnah Rasulullah. Barangsiapa menjauhi sunnah beliau sesungguhnya ia bukan umatnya. 

 

Ungkapan ini sejalan dengan hadits yang diriwayatkan dari Anas ra: 

 

  فمن رغب عن سنتي فليس مني 

 

 Artinya: Maka barang siapa tidak suka dengan sunnahku sungguh ia bukan umatku.

 

Semoga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua agar tidak membeda-bedakan manusia berdasarka harta dan benda yang dimiliki. Apalagi Islam memandang setiap manusia adalah sama, dan  yang membedakan adalah tingkat ketakwaannya kepada Allah swt.


Syiar Terbaru