Syiar

Berikut 8 Bacaan Sunnah Haiah dalam Shalat

Rabu, 15 Januari 2025 | 10:00 WIB

Berikut 8 Bacaan Sunnah Haiah dalam Shalat

Ilustrasi shalat. (Foto: NU Online)

Shalat merupakan ibadah bagi umat Muslim yang dilakukan sebagai bentuk penghambaan dan komunikasi langsung kepada Allah swt. Shalat juga menjadi salah satu rukun Islam yang kelima dan merupakan tiang agama, yang mendekatkan diri kepada Allah serta menciptakan ketenangan dan kedamaian bagi pelakunya. Shalat juga berfungsi untuk membersihkan jiwa dan mendidik umat Muslim agar senantiasa taat dan disiplin.


Shalat terdiri dari serangkaian gerakan dan bacaan yang dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu, seperti shalat wajib Subuh, Zuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya. Secara bacaan, shalat memiliki tiga kategori, yakni (1) bacaan wajib yang harus kita ucapkan, (2) bacaan sunnah ab’ad, yang jika ditinggalkan kita disunnahkan untuk sujud sahwi, dan (3) bacaan sunnah hai`ah yang tidak berkonsekuensi apa pun jika kita tinggalkan, namun sebaiknya dilakukan untuk meningkatkan kualitas shalat yang kita jalankan. 


Sebagian umat Islam, banyak yang belum mengetahui perbedaan ketiga kategori bacaan shalat tersebut, salah satunya bacaan sunnah hai’ah. 


Dilansir dari NU Online, Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Bantani dalam Nihâyah al-Zain menyebutkan beberapa bacaan shalat yang sunnah hai’ah: 


1. Membaca doa iftitah sesudah takbiratul ihram sebelum membaca fatihah.


اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً. إِنِّىْ وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ. إِنَّ صَلاَتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. لاَشَرِيْكَ لَهُ وَبِذلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ 


Allâhu Akbar kabîra wal hamdu lillâhi katsîra, wa subhânallâhi bukratan wa ashîla. Innî wajjahtu wajhiya lilladzî fatharas samâwâti wal ardha hanîfan muslimaw wa mâ ana minal mushrikîn. Inna shalâtî wa nusukî wa mahyâya wa mamâtî lillâhi Rabbil ‘âlamîn. Lâ syariikalahu wa bidzâlika umirtu wa ana minal muslimîn. 


Artinya: Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya. Segala puji yang sebanyak-banyaknya bagi Allah. Maha Suci Allah pada pagi dan petang hari. Aku menghadapkan wajahku kepada Tuhan yang telah menciptakan langit dan bumi dengan segenap kepatuhan dan kepasrahan diri, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang menyekutukan-Nya. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah kepunyaan Allah, Tuhan semesta alam, yang tiada satu pun sekutu bagi-Nya. Dengan semua itulah aku diperintahkan dan aku adalah termasuk orang-orang yang berserah diri (Muslim).


2. Membaca ta’awudz sebelum membaca surat al-Fatihah.


أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمْ 


A`ûdzu biLlâhi minasy syaithânir rajîm 


Artinya: Aku memohon perlindungan kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk.


3. Membaca أمين (Âmîn; Semoga Allah mengabulkan permohonan kita) sesudah membaca surat al-Fatihah.


4. Membaca ayat Al-Qur’an sesudah membaca surat al-Fatihah.


5. Membaca takbir pada setiap perpindahan gerak.


أَللهُ أَكْبَر 


Allâhu Akbar 


Artinya: Allah Maha Besar.


6. Membaca tasbih dan doa pada saat ruku’, minimal sebanyak 3 kali.


سُبْحَانَ رَبِّيْ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ   


Subhâna Rabbiyal ‘adzîmi wabihamdih (dibaca tiga kali) 


Artinya: Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung, dan dengan memuji pada-Nya.


اللهم لَكَ رَكَعْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَلَكَ أَسْلَمْتُ خَشَعَ لَكَ سَمْعِيْ وَبَصَرِيْ وَمُخِّيْ وَعَظْمِيْ وَعَصَبِيْ وَشَعْرِيْ وَبَشَرِيْ وَمَا اسْتَقَلَّتْ بِهِ قَدَمِيْ اللهُ رَبِّ الْعَالَمِينَ 


Allâhumma laka raka’tu wa bika âmantu wa laka aslamtu, khasya’a laka sam’î wa basharî, wa mukhkhî, wa ‘adzmî, wa ‘ashabî, wa sya’rî, wa basyarî, wa mâ istaqalat bihî qadamî. Allâhu rabbil ‘âlamîn 


Artinya: Ya Allah, pada-Mu aku ruku, pada-Mu aku beriman, pada-Mu aku pasrah, tunduk pada-Mu pendengaranku, penglihatanku, otakku, tulangku, urat syarafku, rambutku, kulitku, dan apa yang dilangkahi telapak kakiku. Allah, Tuhan semesta alam.   


7. Membaca tasbih dan do'a ketika sujud, minimal sebanyak 3 kali:


سُبْحَانَ رَبِّيْ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ   


Subhâna Rabbiyal a’lâ wabihamdih (dibaca tiga kali) 


Artinya: Maha Suci Tuhanku Yang Maha Luhur, dan dengan memuji pada-Nya.


اللهم لَكَ سَجَدْتُ وَلَكَ أَسْلَمْتَ وَبِكَ آمَنَتُ أَنْتَ رَبِّي سَجَدَ وَجْهِيْ لِلَّذِيْ خَلَقَهُ وَصَوَّرَهُ وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ تَبَارَكَ اللهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ 


Allâhumma laka sajadtu, wa laka aslamtu, wa bika âmantu, anta Rabbî sajada wajhî lilladzî khalaqahu wa shawwarahu wa syaqqa sam’ahu wa basharahu tabâraka-Llâhu ahsanal khâliqîn


Artinya: Ya Allah, pada-Mu aku bersujud, pada-Mu aku pasrah, dan pada-Mu aku beriman. Engkaulah Tuhanku. Wajahku ini sujud pada dzat yang menciptakannya, membentuknya, dan membukakan pendengaran dan penglihatan. Bertambahlah kebaikanmu Ya Allah, Sang Pencipta Terbaik.  


8. Membaca shalawat ibrahimiyyah dan doa sesudah tasyahhud akhir


اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى سَيِّدِنَا آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ 


Allâhumma shalli ‘alâ Sayyidinâ Muhammadin wa ‘alâ âli Sayyidinâ Muhammadin kamâ shallaita ‘alâ Sayyidinâ Ibrâhîma wa ‘alâ âli Sayyidinâ Ibrâhîma Wa bârik ‘alâ Sayyidinâ Muhammadin wa ‘alâ âli Sayyidinâ Muhammadin kamâ bârokta ‘alâ Sayyidinâ Ibrâhîma wa ‘alâ âli Sayyidinâ Ibrâhîma. Fîl ‘âlamîna innaka hamîdun majîd 


Artinya: Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami, Nabi Muhammad saw, dan kepada keluarganya, sebagaimana Engkau limpahkan rahmat kepada Nabi Ibrohim as. dan keluarganya. Berikanlah keberkahan kepada junjungan kami, Nabi Muhammad saw, dan keluarganya, sebagaimana Engkau limpahkan berkah kepada Nabi Ibrohim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Agung di seluruh alam.


اللهم اغْفِرْ لِيْ مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ وَمَا أَسْرَفْتُ وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّى أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَالْمُؤَخِّرُ لآ إلَهَ إِلاَّ أَنْتَ اللهم إنِّيْ أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ اللهم إنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ اللهم إِنِّى ظَلَمْتُ نَفْسِيْ ظُلْمًا كَثِيرًا وَلَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إلَّا أَنْتَ فَاغْفِرْ لِيْ مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ وَارْحَمْنِيْ إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ 


Allâhummaghfirlî mâ qaddamtu wa mâ akhkhartu wa mâ asrartu wa mâ a’lantu wa mâ asraqtu wa mâ anta a’lamu bihi minnî, antal muqaddam wal muakhkhar lâ ilâha illa Anta. Allâhumma innî a’ûdzu bika min ‘adzâbil qabri wa min ‘adzâbin nâri wa min fitnatil mahyâ wal mamât, wa min fitnatil masâhid dajjâl. Innî a’ûdzu bika minal ma’tsami wal maghrami. Allâhumma innî dzalamtu nafsî dzulman kabîran wa lâ yughfarudz dzunûba illâ anta faghfirlî maghfiratan min ‘indika warhamnî innaka antal ghafûrur rahîm 


Artinya: Ya Allah, ampunilah dosa-dosa yang telah kuperbuat ataupun yang akan kuperbuat, yang kurahasiakan ataupun yang kutampakkan, dan dosa yang Engkau lebih mengetahuinya ketimbang aku. Engkau Maha Awal lagi Maha Akhir. Tiada tuhan selain Engkau. Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari siksa kubur, dari siksa neraka, dari fitnah kehidupan dan kematian, serta dari fitnahnya dajjal. Ya Allah, aku berlindung padamu dari segala kerugian. Ya Allah, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku dengan sangat, dan tiada yang bisa mengampuni dosa selain Engkau, maka ampunilah dosaku dengan ampunan dari sisi-Mu, dan kasihanilah aku. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Pengasih.


​​​​​​​Demikianlah bacaan shalat sunnah hai’ah. Bacaan tersebut boleh ditinggalkan dan tidak perlu diganti dengan sujud syahwi. Akan tetapi jika dilakukan secara sempurna, maka kita akan tetap mendapatkan pahala dari bacaan tersebut.