• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Kamis, 25 April 2024

Seni Budaya

Catatan dari Pengukuhan dan Rapat Perdana PW Lesbumi NU Lampung

Catatan dari Pengukuhan dan Rapat Perdana PW Lesbumi NU Lampung
KEHADIRAN Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi) NU di Bumi Ruwa Jurai ini tidak lain adalah penegasan untuk mengajak seluruh anggota NU agar mengembalikan ruh kebudayaan sebagai medium beragama dan bersosial seperti yang termaktub dalam amanat Muktamar NU ke-30 dan ke-31. Apa yang dilakukan saat ini adalah semangat untuk kembali ke Khittah 1926 dengan menggelindingkan trilogi transformasi: sosio-politik, sosio-kultural, dan sosio-ekonomi. Sehingga pengukuhan Pengurus Wilayah Lesbumi NU Lampung yang dilaksanakan pada Sabtu, 11 April 2015 di Gedung BPKB jalan Cut Mutia Bandar Lampung ini adalah turunan dari semangat yang juga dilandasi oleh keprihatinan akan fenomena kering dan sepinya agama dari sentuhan kebudayaan sehingga yang nampak adalah penampilan agama yang sangar dan beku, tidak memiliki kelenturan-kelenturan. Pengukuhan PW Lesbumi ini langsung dilaksanakan oleh KH. R. Sholeh Bajuri sebagai Ketua Umum PW NU Lampung. Pada dua tahun ke depan PW Lesbumi NU yang merupakan lembaga di bawah PW NU Lampung ini dinahkodai oleh Syamsul Arifin, atau akrab di panggil Cak Syul yang juga sebagai pimpinan Grup Musik Gamelan Jamus Kalimosodo. Pengukuhan berjalan secara hikmat dan dilanjutkan dengan rapat perdana yang dilaksanakan oleh Dewan Penasehat, Majelis Kebudayaan dan Pengurus Harian. Rapat perdana kali ini di awali oleh arahan dari Sahabat Khaidir Bujung selaku Dewan Penasehat. Beliau menilai banyak potensi kelompok-kelompok budaya dari seantero pelosok Lampung ini untuk dapat rangkul, dibina dan diberdayakan. Sehingga perlu adanya upaya untuk menjadikan potensi-potensi di daerah ini sebagai sebuah aset yang dikelola dengan baik, tentunya pada bingkai kebudayaan. Senada dengan hal tersebut,  Sahabat Ichwan Adji Wibowo yang juga sebagai Dewan Penasehat berharap di bawah Majelis Kebudayaan, Lesbumi mampu hadir sebagai jembatan untuk memunculkan kearifan lokal yang ada di Propinsi Lampung ini. Kearifan lokal yang kaya akan khasanah nilai kebudayaan ini hendaknya mampu menangkal ancaman-ancaman yang menggerogoti keutuhan NKRI. Dengan banyaknya paham-paham yang masuk dan merusak tata nilai keluhuran budaya bangsa, hendaknya dengan strategi kebudayaan Lesbumi hadir untuk dapat memberikan nuasa yang berbeda. Sahabat Aji juga menambahkan hendaknya Lesbumi juga mampu menjadi EO dalam setiap rangkaian-rangkaian kebudayaan di Propinsi Lampung tercinta. Arahan selajutnya disampaikan oleh Ibu Dr. Hj. Farida Ariani, M.Pd selaku Dewan Majelis Kebudayaan PW Lesbumi NU Lampung. Beliau yang juga merupakan cucu dari Kiyai Gholib Pringsewu adalah sosok darah biru NU yang tidak diragukan lagi kiprah dan karyanya di masyarakat khususnya di Jam’iyat NU. Beliau memaparkan banyak ragam budaya di Lampung ini sangat kental dengan nuansa Islami. Ritual-ritual adat yang berawal dari kelahiran, pernikahan dan lainya sangat dekat dengan unsur-unsur nilai islam yang ada. Lain dari itu, sosok ibu yang juga sebagai Dosen di UNILA dan menjabat sebagai Ketua Program Studi S2 Bahasa Lampung ini mengatakan bahwa perlu adanya proses menjaring potensi-potensi yang muncul dibawah. Sepertinya halnya dengan mengadakan lomba dan menginventarisasi potensi yang ada, untuk di data, dibina dan ditumbuhkan sebagai maskot kebudayaan di Lampung ini. Selanjutnya dengan adanya Lesbumi hendaknya mampu mengawinkan kebudayaaan lokal yang ada di bumi ruwa jurai ini, dengan adanya payung hukum tentang kebudayaan daerah, harapannya mampu menjadikan organisasi ini lebih baik di masa mendatang. Beliau juga berharap secepatnya Lesbumi membuat Renstra (rencana strategi) untuk dua tahun mendatang tentang hal-hal prioritas yang akan dicapai dan jalankan, tentang prioritas apa yang realistis mampu dijalankan, dan mampu menjadikan Lesbumi sebagai tempat untuk hidup secara ekonomi. Sehingga dengan hal tersebut Lesbumi mampu menjadi organ yang tumbuh dan berkembang secara mandiri dengan potensi yang tergali di dalamnya. Arahan juga disampaikan oleh Dewan Majelis Kebudayaan yang lain, yaitu Ivan Sumantri Bonang, beliau yang juga aktif sebagai Ketua Komunitas Dongeng Dakocan di Propinsi Lampung ini menyampaikan bahwa, potensi-potensi kebudayaan ini hendaknya dapat gali. Dengan seni hendaknya hidup menjadi lebih indah, menjadi lebih optomis dan percaya diri. Senada dengan hal tersebut Ustdz Fathurahman yang juga Dewan Majelis Kebudayaan yang konsen dengan teater, musikalisasi puisi islam, dan senematografi akan bersama-sama unsur Lesbumi lain untuk bersama-sama membawa organisasi ini sesuai pada track kebudayaan yang menjadi konsenya. Lesbumi ingin memberikan peran atau memfasilitasi kesenian yang sifatnya menumbuhkan kreatifitas masyarakat. Program utamanya melakukan dokumentasi terhadap kesenian masyarakat, bahkan yang langka dan hampir hilang. Oleh itu Lesbumi hadir di Propinsi Lampung menjadi bagian yang tak terpisah dari unsur-unsur kebudayaan yang ada di Propinsi Lampung. Rapat ini dilanjutkan dengan perkenalan dari masing-masing pengurus harian PW Lesbumi NU Lampung. Dan selanjutnya menyepakati untuk pada 1 minggu ke depan berkumpul kembali untuk menyatukan visi dan membahas grand desain dari PW Lesbumi NU untuk dua tahun ke depan. (robert edi sudarwan)


Editor:

Seni Budaya Terbaru